[3] Mimpi

5.3K 953 145
                                    

Azura dan Langit sibuk memperhatikan Kalan dan Alya yang lagi bermain monopoli. Mereka masih belum percaya kalau kedua bocah itu anak mereka.

"Sekarang kita mesti apain tu bocah?" tanya Langit. Azura langsung menoleh ke arahnya.

"Ya lo bawa pulanglah!" kata Azura sekenanya.

"Loh kok gue?"

"Kan lo bapaknya!"

"Dih ogah. Mereka tinggal sama lo aja gak mau tau!"

"Mana bisa gitu! Apartemen lo kan lebih gede dari kontrakan gue, jadi mereka tinggal sama lo!"

"Tapi lo nyokapnya, kan biasanya anak-anak lebih seneng sama nyokapnya!" kata Langit ngotot.

"Dan lo bokapnya, jadi lo yang mesti tanggung jawab!" Azura langsung diam saat menyadari ucapannya.

Anjir kok gue jadi deg degan gini? batin Azura. Perutnya mulas seketika saat teringat kalau Langit yang akan menjadi suaminya kelak.

"Yaudah biar adil kita bagi dua aja. Suruh mereka milih mau tinggal sama siapa!"

"Yaudah!" kata Azura pasrah. Kepalanya sudah pusing memikirkan keanehan yang terjadi padanya hari ini.

"Woy!" panggil Azura yang ditujukan pada Kalan dan Alya. Langit refleks langsung menjitak kepala Azura.

"Lo mau manggil bocah apa manggil preman sih!" Azura cuma nyengir tanpa dosa.

"Kenapa Mom, Dad?" tanya Alya.

"Sebenernya gue masih belum percaya sama cerita fiksi kalian, tapi karena ini udah malem dan gue juga masih punya hati nurani, jadinya gue gak tega kalau harus nelantarin kalian nah jadi...,"

"Kelamaan lo Ra," sela Langit. "Sekarang lo berdua pilih deh mau tinggal sama gue atau Azura?"

"Kenapa kita nggak tinggal barengan aja Dad?" kata Alya polos.

"Yeu si anjir dikasih hati malah minta jantung, ya gak mungkinlah gue tinggal bareng Langit, yang ada entar kita disangka lagi kumpul kebo!" Azura kebawa emosi.

"Kalan mau tinggal sama Mommy!" Kalan langsung lari meluk Azura.

"Yaudah kalau gitu Alya sama Daddy aja."

"Eh gimana kalau yang cewek sama cewek, cowok sama cowok!" usul Azura. Pasalnya Kalan masih terlalu kecil, dan dia tidak terlalu yakin bisa merawat bocah itu.

"Engga mau, Kalan maunya sama Mommy!"

"Yaudah gue balik dulu kalau gitu!" Langit berdiri dan menatap Alya ragu. Dia juga sama tidak yakinnya dengan Azura.

"Kalan, Kakak pulang dulu ya, besok kita main lagi!" Alya mencium pipi adiknya sekilas. Setelah itu dia dan Langit keluar dari rumah Azura.

Tak butuh waktu lama untuk sampai di apartemennya Langit, karena jarak dari rumah Azura memang tidak terlalu jauh.

"Nah lo tidur di sini!" Langit menunjukan kamar tamu yang berada di sebelah kamarnya. Dia sudah lelah dan berniat untuk langsung istirahat.

"Aku mau tidur sama Daddy," rengek Alya sambil menarik-narik ujung baju Langit.

Langit sudah malas berdebat, jadi dia hanya mengiyakan saja kemauan anaknya di masa depan itu.

"Dad!" panggil Alya.

"Apa lagi?" kata Langit mulai kesal.

"Daddy sayang sama Mommy kan?" tanya Alya. Bocah itu terlalu takut jika kedua orang tuanya benar-benar akan berpisah.

Aozora [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang