Hadiah Indah dariNya

11 1 1
                                    

Hari ini terik matahari terasa begitu menyengat tubuhku. Alhamduliillah, jilbab yang kupakai bisa melindungiku agar tak terkena sinar matahari secara langsung.

Siang ini aku berniat untuk pulang ke rumah orangtuaku di Bandung. Bagiku, 1 semester tinggal di kostan telah cukup menimbun rasa rinduku kepada mereka. Sambil menunggu penumpang bis yang lain, aku memilih untuk minum segelas es jeruk di sebuah warung. Setelah aku merasa dahagaku cukup terobati, aku pun segera masuk ke dalam bis yang telah ramai penumpang di dalamnya. Bis itu nyaris penuh. Beruntung, pandanganku menangkap satu tempat duduk tak berpenghuni dan aku menempatinya dengan segera.

Aku duduk di kursi bagian tengah bis. Di sampingku ada seorang anak perempuan berseragam SMA yang tengah sibuk memainkan gadget-nya. Sedangkan di sebrang tempat dudukku, terlihat seorang lelaki yang tak asing lagi di mataku. Dia seniorku di kampus, namun aku belum begitu mengetahui siapa namanya. Jika tidak salah namanya Raihan. Ya, seingatku itu namanya. Yang jelas aku tahu, teman-temanku seringkali membicarakan keshalehan dan kepintarannya. Bahkan terkadang aku pun dibuat kagum olehnya. Namun, tetap saja aku sama sekali tak berminat untuk mendekati atau bahkan mencari perhatiannya seperti apa yang sering dilakukan teman-temanku.

Sang supir telah menghidupkan mesin. Bis yang kutumpangi mulai menjauh dari terminal. Kututup mataku, dan kubayangkan wajah kedua orang tuaku yang kuyakin telah sejak lama menunggu kepulanganku.

"Kakak mahasiswi IPB?" Tanya anak SMA yang duduk di sampingku itu. Aku mengarahkan wajah padanya dan mengangguk.
"iya, dik!"

"Laki-laki di samping kakak kok sering melirik kesini, ya? Kakak kenal?" mendengar pertanyaan itu aku tertegun, ada apa ini? Sekilas aku melihat ke arah lelaki di sampingku, ia tengah membaca buku tebal karangan Harun Nasution. Tak ada sedikitpun keanehan yang kutangkap darinya.

"kakak kenal wajahnya, senior di IPB. namanya Raihan. itu saja yang kakak tahu. Itu pun kalau tidak salah." Jawabku sekenanya. Perempuan itu membulatkan bibirnya membentuk huruf o sambil menganggukkan kepala dan kembali fokus pada gadget-nya.

Aku menarik nafas panjang. Fikiranku menjadi tak menentu, aku merasa tengah di mata-matai. Akhirnya, aku memilih untuk membaca buku fiksi karangan Tere Liye milik Dinda yang kupinjam kemarin.
..

2 jam perjalanan, bis yang kutumpangi kini berhenti di sebuah terminal dekat rumahku. Aku beranjak turun, setelah itu aku menumpangi sebuah mobil angkutan umum menuju desaku. Dalam hati, aku berusaha untuk tidak berprasangka buruk pada lelaki tadi. Mungkin dia juga orang Bandung, pikirku.
---

Tak banyak yang berubah dari desaku. Masih sejuk seperti saat kutinggalkan. Sesekali angin menerpa kerudungku, hembusan angin itu terasa seolah meresap ke dalam tubuh. Kebahagiaanku membuncah, rumah yang kutuju telah terlihat di hadapan kedua mataku. Aku tersenyum, sangat lepas. akhirnya aku akan segera bertemu abah dan umi. Aku terus berjalan, beberapa warga menyapaku dengan begitu ramah. Ini yang kurindukan.

"Assalaamu'alaikum" ucapku sambil mengetuk pintu . Tak lama setelah itu, dari dalam rumah terdengar seorang lelaki menjawab ucapan salamku. Pintu dibuka dan kini abah berada tepat di hadapanku. Aku segera mencium tangan kanannya, abah pun memelukku. Sangat erat.

"Si teteh, kumaha kabarna, damang? Kenapa tidak bilang ke abah atuh kalau mau pulang sekarang? Kan bisa abah jemput." Tanya abah sambil melepas pelukannya.

"Alhamdulillah Aya sehat kok, Bah. Abah sekarang bicaranya bahasa Indonesia?" tanyaku sambil berjalan masuk ke dalam rumah.

"Teteh kan sekarang di Bogor, jarang bicara bahasa Sunda, kan?" Aku tersenyum mendengarnya.

"Ya gak begitu juga atuh, Bah. Di Bogor ge da seeur orang Sunda (di Bogor juga banyak orang Sunda). Antar Aya ketemu Umi, Bah" pintaku.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 30, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Hadiah Indah DariNyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang