Sebatas Bayangan

35 3 0
                                    

    Nina perempuan yang selalu diselimuti oleh bayang bayang alm. saudara perempuannya. Nani saudara kembar Nina yang meninggal karena perbuatan Nina kepada Nani.
   
    Sekarang umur Nina menginjak 16 tahun, jomblo sejati yang selalu berharap ada seseorang yang akan jatuh hati kepadanya. Dan tidak memanfaatkan kepintaran, kekayaan yang dipunya oleh Nina.
 
     Pagi yang cerah menghiasi dunia Nina saat ini. Nina bersiap untuk berangkat ke sekolah. Nina tinggal bersama kakek dan neneknya, karena semenjak kejadian itu Nina tidak ingin kembali kerumah dan menemui kedua orangtuanya.
   
    Setiap hari Nina berfikir, setiap hari juga Nina selalu mencari solusi, solusi agar semua masalah yang terjadi saat itu bisa terpecahkan.

Flashback on

‘’Nina Nani kalian dimana, nak?’’ seru perempuan separuh baya, yang tak lain adalah ibu Nina dan Nani.
    Mereka keluarga yang sangat bahagia. Keluarga dengan sejuta keceriaan. Sebelum masalah itu tiba.

‘’Nani, dimana Nina?, sebentar lagi acara pembukaan kantor Papa akan dimulai, kita harus segera berangkat’’.

‘’Nina disina ma, tepat dibelakang mama’’, sebenarnya nina baru saja keluar dari kamarnya dan ia berbohong kepada ibunya agar tidak dimarahi.

‘’Sejak kapan kamu disini Nina?’’, mama bertanya dengan sangat heran, karena dari tadi mama melihat kesekeliling arah pandangan mata tetapi tidak melihat Nina sedang berdiri tepat dibelakang mama.

‘’sudahlah ma, ayo kita berangkat sebelum pembukaan dimulai’’, seru Nani karena Nani paling tidak suka jika Nani melihat mama kesayanganya bergurau dengan Nani saudara kembarnya sendiri.

    Ketika sampai di Kantor papa, yang pertama kali papa sapa adalah Nina, Nani selalu berusaha untu menjadi yang terbaik dihadapan kedua orang tuanya, tapi apa daya Nani yang selalu salah dimata kedua orangtuanya, yang selalu dianggap pengacau oleh kedua orangtuanya.
Semua ini bermula dari kejadian itu, kejadian yang sangat mengerikan untuk Nani dan Nina, terlebih kepada Nina.
   
    Dulu ketika Nani dan Nina masih berumur 5 tahun Nina mengalami penyakit yang sangat langka. Penyakit yang membuat Nina tidak bisa bertahan didunia ini lebih lama lagi.

    Setiap hari Nina selalu pergi ke rumah sakit, setiap hari, setiap minggu dan setiap bulan, hingga pada umur 6 tahun, Nina merasa hidup dia sudah tidak bias diselamatkan lagi, Nina merasa tidak ada lagi orang yang bisa membantu dia, membantu untuk melawan penyakit penyakit yang dia alami.
  
Karena penyakit itu, Nina banyak sekali kehabisan darah. Sehingga Nina sangat membutuhkan seorang pendonor darah.
Darah golongan A+ yang sangat langka, dan hanya dua orang dikeluarga Nina yang mempunyai golongan A+ yaitu dirinya sendiri, dan Nani.
    Dan karena ketakutan Nani terhadap Nina, dan ia tidak ingin saudara kembarnya meninggal karena Nani tidak mau menyumbangkan darah untuk Nina, Nanipun merelakan sebagian darah yang ada didalam diri Nani didonorkan kepada Nina.

    Dua bulan setelah penyakit kritis itu, semua pun berlalu. Berlalu dengan sangat damai, dan orang tua mereka lebih memberikan perhatian lebih kepada Nina karena kedua orang tua mereka tidak ingin kehilangan Nina untuk kedua kalinya.

‘’ Tidak, tidak adalagi orang yang bisa mengerti perasaan ku saat ini, kenapa papa dan mama sangat begitu saying kepada Nina, mengapa papa dan mama selalu memberikan perhatian lebih kepada Nina sedangkan aku sendiri anak mereka juga, tidak diberikan perhatian lebih, mengapa mereka sangat pilih kasih, apa mereka tidak ingat, siapa orang yang sudah menyelamatkan Nina, sehingga Nina bisa hidup sampai sekarang. Tidak, tidak ada lagi orang yang bisa mengerti perasaan aku saat ini ’’.
   
    Nani berbicara pada dirinya sendiri sambil memperhatikan Nina yang sedang berbincang kepada ayahnya sendiri mengenai keadaan dia saat ini.

‘’ Nani, untuk apa kamu datang kesini, kalau kamu cuma berdiri disini merhatiin tanah, emang ditanah ada apaan si sampai seserius itu kamu merhatiin tanah?’’

‘’ Apa dari tadi Nani merhatiin tanah mah??, Nani pikir Nani merhatiin..’’

‘’ Sudah sudah jangan bikin mama sama papa malu deh Nani, ayo kita jalan’’

‘’ Betul kan didunia ini sudah tidak ada lagi orang yang bisa mengerti perasaan Nani’’, Nani mengetik dengan sangat hati hati agar orang tua Nani tidak dapat melihat pesan yang diketik Nina, Nina selalu mencurahkan isi hatinya pada sebuah app media sosial. Nani menggunakan nama samaran yang bernama ‘’Naya Senci’’.

    Hanya sahabat Nani yang mengetahui siapa pemilik akun itu. Sahabat Nani bernama Tira, Tira yang selalu menjadi tempat curhat Nani. Dan Tira lah yang selalu membantu Nani dalam segala kesusahannya pada setiap kehidupannya.
Acara pembukaan kantor ayah mereka pun sudah selesai dan berakhir dengan sangat meriah.

    Semua tamu undangan yang datang menyukai Nani dari pada Nina. Tetapi orang tua mereka lebih memuji Nina karena kecantikan Nina diatas Nani. Entah apa yang dipikirkan orang tua mereka.

    Ketika mereka sampai dirumah Nani mendapatkan banyak sekali amarah dari orang tua mereka, karena Nani disanjung oleh banyak orang. Nina yang hanya duduk diam dan tidak pernah membela jika saudara kembarnya itu dimarahi kedua orang tuanya. Nina tidak pernah mengucapkan terimakasih kepada Nani, dan selalu melampiaskan semua kepada Nani.

    Sekarang umur mereka 12 tahun dan sebentar lagi perpisahan sekolah. Sekolah mereka meminta agar seluruh muridnya menampilkan bakat yang mereka punya. Antusias yang sangat tinggi dan semua murid kelas 6 menyetujui hal itu.

    Sesampainya dirumah, Nina menceritakan pengumuman tersebut  pada kedua orang tua mereka. Beruntung pada saat itu kedua orang tua mereka sedang baik kepada Nani.

‘’Nani, Nina bakat apa yang akan kalian tampilkan nanti?’’, mama bertanya dengan sangat lembut. Rasanya sudah lama sekali mama tidak seperti ini.

‘’ Kalau Nina sih ma, mau nunjukin puisi bikinan Nina’’, nina berkata dengan sangat semangat.

‘’ kamu Nani?’’, papa pun bertanya dengan sangat lembut, kelembutan yang selama ini Nani inginkan.

‘’ Belum tau pa, ma, Nani masih mikirin apa yang harus Nani tampilin karena ini acara yang sangat spesial’’

‘’yaelah, masa gatau, gimana si loh Nan’’

‘’ ia, gimana si Nani kenapa kamu gatau?’’, dan mama yang dulu pun sudah kembali. Mama bertanya dengan sangat jutek seperti biasanya.

‘’Nani kekamar dulu’’, Nani berlari meninggalkan mereka sambil mengeluarkan air mata.

   Dan ya, mala mini Nani menangis dan memandang keluar jendela kamar Nani. Didepan Nani sudah terdapat satu lembar kertas dan satu pensil dan tak lupa, barang yang selalu ia banggakan. Gitar Nani yang ia beli dengan uang Nani sendiri. Karena ketidakpedulian orang tua Nani kepada Nani.

‘’oke sekarang aku bakalan mulai, mulai mencatat setiap kata dan akan aku jadikan sebagai lagu, lagu pertama dan terakhir aku’’

‘’eh, btw aku ngomong sendiri sama jendela, Nani Nani kenapa si hidup lo gini banget Nan’’

‘’ pikir nan pikir ‘’

‘’yapsssss,, akhirnya jadi juga nih lagu’’

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 26, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Sebatas BayanganTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang