Takkan Ada

125 6 0
                                    


+++

Sore hari ini, Cakka dan Shilla sedang berada di sebuah taman yang berada di tengah Kota Bandung. Suasana nyaman dan tenang terasa disini. Angin yang bertiup dengan tenang membuat udara disini sejuk ditambah dengan pohon-pohon rindang.

"Kka, aku hari lima hari lagi ikut festival jazz bareng Ify sama Via." Ucap Shilla dengan mata berbinar-binar menceritakan kabar baik untuknya kepada sang kekasih, yaitu Cakka.

"Hm." Respon Cakka singkat dan masih sibuk dengan PSPnya

"Aku denger ada guess starnya juga lho. Kamu dateng ya?" Pinta Shilla memandang Cakka

"Liat nanti aja."

"Ah...ayolah? Sekali ini aja. Please datang?" Bujuk Shilla lagi, namun Cakka hanya mendengus dan memasukan PSPnya ke dalam tasnya

"Ayo, pulang. Udah sore." Ucap Cakka segera beranjak dari kursi taman. Shilla hanya menghela nafasnya dan mengikuti Cakka.


Sekitar dua puluh menit kemudian. Mobil Cakka memasuki area halaman depan rumah Shilla, Cakka pun langsung memberhentikan mobilnya.

"Hati-hati dijalan, Kka. Bye." Ucap Shilla segera keluar dari mobil Cakka. Cakka hanya diam saja hingga Shilla memasuki rumahnya

"Maafin gue, Shil." Gumam Cakka

+++

Shilla memasuki koridor utama SMA Bintang seorang diri, suasana di sini sudah cukup ramai karena ini sudah menunjukan pukul setenga tujuh pagi.

"Hai, Shil." Sapa Rio dengan senyuman ramahnya

"Hai, Yo." Jawab Shilla membalas senyuman Rio

"Lo udah ngerjain PR Fisika?"

"Udah. Emang kenapa? Mau nyontek lo?" Tebak Shilla, Rio hanya mengangguk sambil terkekeh Senyum

"Ah, kalau gitu enggak bakal gue pinjemin." Ucap Shilla, Rio pun merengut

"Yah..Shil, lo kok gitu sama temen sendiri? Ayolah? Lo kan cantik, pinter, baik hati dan tidak sombong, pinjemin ya Princess Ashilla?" Bujuk Rio memasang wajah memelasnya membuat Shilla terkekeh tawa melihatnya

"Iyaiya, ntar gue pinjemin di kel--" Ucapan Shilla terpotong karena tiba-tiba tangannya di tarik oleh Cakka.

"Ikut gue." Ucap Cakka menarik tangan Shilla paksa

"Eh, mau kemana?" Tanya Shilla bingung bercampur terkejut, namun Cakka tak menjawab dan membuat Shilla hanya bisa terdiam saja..


Sampai di taman belakang SMA Bintang. Cakka melepas tangan Shilla dan membalikan tubuhnya menghadap kearah Shilla.

"Kenapa lo deket-deket sama Rio?" Tanya Cakka sambil menatap Shilla tajam

"Siapa yang deket-deket? Biasa aja kali." Jawab Shilla kesal dengan pertanyaan dan tatapan Cakka

"Lo suka sama Rio?"

"Enggaklah. Aku sama Rio kan cuman teman. Lagian kamu juga tau, kan? Kalau aku lagi bantu Rio deket sama Ify, sahabat aku sendiri?"

"Ya..siapa tau itu cuman alibi kamu aja."

"Kamu kenapa sih, Kka? Aku cuman deket sama Rio aja, kamu udah marah. Gimana dengan kamu yang deket sama Oik, Agni, Acha, Trus cewek-cewek lainnya. Apa aku pernah marah?" Tanya Shilla berusaha tetap mengontrol emosinya

"Udahlah, gue tau, Rio kan pernah suka sama lo. Kalau gue sama cewek-cewek yang lo sebut, cuman deket sebagai teman."

"Terserah kamu mau ngomong apa." Ucap Shilla lebih baik diam saja

"Ketahuan banget sih, kalau lo itu cuman mainin perasaan gue doang. Haha." Ucap Cakka sinis

"Aku mainin perasaan kamu? Enggak salah ya? Kamu pikir aku selama ini enggak dimainin perasaanya sama kamu? Hah? Aku diam, walau aku tau kamu emang udah cuekin aku akhir-akhir ini."

"Gue emang kayak gini dari awalnya. Kalau lo emang enggak suka, kenapa masih terima jadi pacar gue sih?!" Ucap Cakka sedikit membentak

"Terserah kamu aja. Lebih baik kita putus!" Ucap Shilla setelah itu berbalik dan beranjak meninggalkan Cakka

"Oke! Siapa takut!" Ucap Cakka sedikit kencang agar Shilla mendengarnya

+++

"Eh, Shil. Lo kenapa?" Tanya Ify khawatir melihat Shilla yang baru saja duduk dikursinya yang bersebehalan dengan kursinya sambil menangis

"Cakka jahat! Gue benci dia!" Ucap Shilla pelan karena tau sekarang sudah banyak siswa-siswi yang berada di dalam kelas

"Cakka? Dia kenapa?" Tanya Ify masih tak mengerti

"Gue putus sama dia." Jawab Shilla sambil menghapus air matanya, Ify sendiri sedikit terkejut mendengat jawaban Shilla. Tentu saja, selama ini Shilla sudah berjuang mati-matian untuk mempertahankan hubungannya dengan Cakka

"Yaudah,Shil. Jangan nangis lagi, ntar kelihatan lo rapuh tanpa dia. Gue masih ada buat lo. Dan masih banyak lagi cowok yang suka sama lo dan lebih baik dari Cakka." Ucap Ify menyemangati sahabatnya itu

"Makasih, Fy. Gue bakal tegar ngehadapin semua ini." Ucap Shilla sambil tersenyum terpaksa

+++

Rio mendengar percakapam Ify dan Shilla tadi di kelas. Dan saat istirahat tiba, ia langsung menghampiri cakka yang terlebih dahulu keluar dari kelas.

"Kka, gue minta maaf. Gue beneran enggak ada apa-apa sama Shilla." Ucap Rio yang sudah berdiri di hadapan Cakka

"Gak masalah. Gue gak perduli lagi."

"Tapi, Kka. Kasian dia, dia udah berusaha untuk mempertahankan hubunhan lo sama dia. Oke maaf, gue enggak bermaksud untuk ikut campur hubungan kalian."

"Kan udah gue bilang. Gue enggak perduli lagi. Puas!?" Cakka menatap Rio kesal, Rio hanya menghela nafasnya

"Okelah. Tapi gue kasih tau, penyesalan selalu datang di akhir."


+++

Shilla termenung di bawah pohon rindang yang berada di pinggir lapangan sepak bola. Ntah apa yang ia pikirkan, ia sendiri tidak tau.

"Hey? Lo ngapain disini? Ntar kena bola." Tegur Alvin sambil berdiri dihadapan Shilla, namun Shilla tak menanggapinya

"Woy? Masih idup gak?" Tanya Alvin sambil melambaikan tangannya di depan wajah Shilla. Shilla pun tersadar dari lamunannya

"Eh, kenapa, Vin?" Tanya Shilla bingung

"Ergh.. Lo mikirin apa sih? Sampai melamun?" Tanya Alvin sambil duduk di sebelah Shilla

"Enggak mikirin apa-apa." Elak Shilla

"Yaya, gapapa kalau lo enggak mau cerita. Tapi kalau elo mau melamun jangan disini, nanti kena bola."

"Iya deh, gue pergi dulu. Bye, Vin." Pamit Shilla sambil beranjak pergi, Alvin hanya tersenyum memandang Shilla yang sudah menjauh

TAKKAN ADA (One Shoot)Where stories live. Discover now