A/N: Aloha, Readers. Satu minggu udah lewat, cepet juga ya? Anyway, ini dia bab II dari Aphrozeina-Remake. Dibagi menjadi dua part karena Author baru nyadar isinya panjang banget. Hahaha, silakan dibaca! Jangan lupa komen, komplain, dan votenya ya! Cheers!
_______________________________________
"Hentikan, Zeina!" seru Apollo.
Sekarang, Apollo sedang berada di dalam kamar Zeina. Kalau suasana hati dewi itu sedang baik, mungkin Apollo akan sangat senang berada di dalam kamarnya. Akan tetapi, kepribadian gelap dewi itu sedang beraksi, terutama karena hari ini bulan purnama sedang keluar. Zeina berteriak seperti seseorang yang tidak waras selagi melempar barang-barang dalam kamarnya ke berbagai arah. Ia memecahkan semua kaca dan menghancurkan setiap barang untuk mengalihkan amarahnya yang menggebu-gebu.
Tidak tahan melihat kelakuan dewi itu, Apollo nekat mendekatinya dan memeluk dirinya "Hentikanlah, Zeina!" Dewa matahari itu mengencangkan pelukannya, berdoa agar Zeina bisa merasakan betapa ia mengkhawatirkan dewi itu. "Aku mohon!"
Namun, Zeina tetap meronta, memaksa Apollo melepaskan dirinya. "Lepaskan aku!" Sekilas, Apollo bisa melihat warna mata dewi itu berubah menjadi merah menyala. Amarah mulai menguasai dewi tersebut. Akan tetapi, lelaki itu tetap mengencangkan pegangannya pada Zeina. "Aku memperingatkanmu," desisnya.
Kesal, Apollo membalikkan tubuh Zeina sehingga wajah mereka saling berhadapan. "Kau harus menghentikan sikapmu ini, Zeina! Ini bukanlah Zeina yang kucintai!" geram Apollo membuat Zeina mematung. Perlahan, warna merah di matanya berubah menjadi biru yang menenangkan. Apollo tak mengucapkan apa pun. Namun, di lubuk hatinya yang terdalam, ia sungguh bersyukur karena dewi di hadapannya mampu meredam amarah. Karena kalau tidak, Apollo yakin kalau dirinya tak akan menang.
Walau kegilaan dan amarahnya masih bisa ditekan untuk sementara, bisa terlihat dengan jelas bahwa dewi tersebut masih tidak bisa menerima keputusan ayahnya. Haknya baru saja dirampas, ia harus melupakan dan membuang jauh-jauh keinginannya untuk memberkati para manusia di Dunia Tengah.
"Dia tidak bisa melakukan ini padaku, Dewa Apollo! Dia tidak bisa mengambil alasanku satu-satunya untuk hidup," ujar Zeina di balik isakan yang mulai keluar dari mulutnya. Dewi itu menundukkan kepalanya, malu karena air mata mengalir menuruni wajahnya, memadamkan kecantikannya yang biasa begitu bersinar di balik senyumnya.
Sebagai seorang dewa, Apollo mengerti dengan jelas kebahagiaan yang mampu dirasakan seorang dewa ketika memberkati para manusia. Dipuja, disembah, dan dihargai atas setiap tindakan yang ia lakukan merupakan kebahagiaan yang selalu didambakan oleh para dewa dan dewi Olymp. Selain itu, setiap manusia yang memuja mereka adalah sumber kekuatan bagi para dewa. Tanpa manusia, para dewa bukanlah apa-apa. Zeina mampu menjadi lebih kuat daripada dirinya yang sekarang. Namun sekarang, hal itu tidak akan pernah terjadi.
Melihat Zeina menangis, Apollo merasa sedikit sesak di bagian dada, ekspresinya berubah menjadi kesakitan. Tangannya secara perlahan meraih dewi di hadapannya, mendekapnya dengan begitu erat seakan tak ingin melepaskannya. Ia tak bisa berucap apa-apa karena ia sepenuhnya mengerti kalau pedih yang ia mampu bayangkan tak sebanding dengan apa yang Zeina rasakan sekarang.
Apollo hanya mampu terdiam sembari mengusap kepala Zeina untuk menenangkannya. Keputusan yang diambil oleh Zeus tidak hanya karena ia mementingkan kepentingan dewa-dewi lain, tapi untuk kebaikan putrinya juga. Hak Zeina untuk memberikan pemberkatan pada Dunia Tengah ditarik dengan tujuan untuk menghentikan perseteruan yang mungkin terbentuk antara para penghuni Olymp.
Perseteruan?
Apa yang baru saja Zeina berikan pada Dunia Tengah adalah sebuah pemberkatan yang mencakup pemberkatan dewa-dewi lain. Biasanya, seorang dewi atau dewa hanya bisa memberikan satu macam pemberkatan. Contohnya, Dewi Demeter, ia mampu memberikan pemberkatan berupa kesuburan dan itu adalah tugas utamanya. Sebagai dewi yang memberikan kesuburan di Dunia Tengah, ia tidak memiliki kekuatan untuk memberkati seorang manusia yang baru lahir dengan kecantikan karena itu adalah tugas Aphrodite, dan begitu pula sebaliknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Aphrozeina - Book I (remake)
FantasyAphrozeina adalah seorang dewi muda yang ditakdirkan menjadi yang terkuat di antara seluruh dewa-dewi Olymp, ia telah diberkati oleh sang Penguasa ketiga dunia. Akan tetapi, menurut dewi muda itu, hidupnya bukanlah sebuah berkat mengingat haknya seb...