Bayangkan kita berdua, Baekhyun. Duduk beralaskan desir pasir lembut yang hangat oleh cahaya mentari seharian ini.
Udaranya, Baekhyun. Terasa asin bahkan jika aku tidak menjilat air lautnya. Terasa dingin menusuk kulit, sebab aku terlalu antusias, tidak membawa jaket demi menghalau masuknya angin ke bahu dan lenganku yang terbuka.
Sambil tertawa, kau mengepang rambutku, Baekhyun. "Besok-besok, aku akan membawa lemari pakaianmu ke tepi pantai, Taeyeon."
Kau bergurau, yang mana ditertawakan olehku. Oleh bulan tunggal bundar bercahaya tepat di atas kita. Oleh jutaan bintang yang terkikik lucu menyaksikan. Oleh langit malam yang hitam angkuh pun, terlihat lebih bersahabat sebab cahaya rembulan yang luar biasa benderang. Juga oleh angin, berembus ikut bergabung bersama kita.
"Baekhyun?"
"Ya, cintaku?"
"Eish. Panggilan macam apa itu?"
Di belakangku, suara Baekhyun terdengar heran bercampur geli. "Yah! Kenapa?"
Aku tersenyum dengan dua telunjuk di sisi pipiku, menoleh padanya. Alih-alih menjawab, aku merengut manja, sampai kau bilang kau sangat gemas sampai ingin melahap habis pipiku, Baekhyun.
"Aigoo, sweetheart, apa pipimu bisa dimakan? Menggemaskan sekali—kualitas apa ini, hmm?" pipiku senantiasa kau tarik-tarik, sampai aku mengaduh kesakitan dan cemberut karenanya.
Kau tertawa riang, Baekhyun.
Kau selalu tertawa melihat ekspresiku yang sedang marah. Padahal aku ingin kau takut, hingga tak mengulanginya. Tapi tanpa bisa kuduga kau malah cengengesan setiap kali kupelototi, seperti sekarang.
Tolong kali ini serius menatapku, Baekhyun. Jangan terus tunjukkan pandanganmu yang kosong tak tentu arah itu. Beri aku mata cokelatmu yang senantiasa memandangku dengan sungguh-sungguh. Mainkan aku musik indah dari piano dengan jemari-jemari lentikmu yang terlatih menari di atas tuts hitam-putihnya. Tersenyumlah padaku senyum yang bermakna, seolah menggambarkan betapa kau mencintaiku, dalam ungkapan senyum itu.
Katakanlah padaku bahwa kau mengingat itu. Jangan memandangku dengan seringai itu. janagn memandangku bingung. Jangan menangis menatapku. Jangan tatap aku seakan aku hewan buas yang kautemukan berkeliaran di sekitarmu.
Kumohon, Baekhyun.
Jangan.
Jangan biarkan itu berlalu.
Kenanglah terus dalam alam bawah sadarmu.
KAMU SEDANG MEMBACA
UNDER YOURS
FanfictionKuharap kau memiliki ingatan yang bagus walau akalmu berbanding terbalik darinya.