Beautiful Number And Morron Baby

7.6K 268 10
                                    

Panggil saja gue "Mbeso" atau "Oxa"

04-04-1994
yeah "4",my favorite and lucky number

Anak haram,anak MBA lah or whatever you spell for it, tapi itulah gua
rights, my mom pregnant before complete her study
ada tapinya, kedua orang tua tetep nyelesein kuliah mereka, bahkan gua ikut wisuda mereka

------

10.23,3-4-94

"Mas,disuruh pulang pak camat" kata seorang pria paruh baya dengan muka panik setelah turun dari motor A100
"memangnya ada apa pak?" tanya papah keheranan
"Anu,Mbak Ning mau melahirkan. sekarang sudah di bawa ke rumah bersalin ****** di dekat terminal"
"yasudah, pak saya beres beres dulu. nanti saya bonceng sampeyan saja" dengan nada tenang

setelah ngonci kostan papah langsung bonceng Pak **** menuju rumah bersalin

-------

setelah tiba di rumah bersalin dan mendapat penjelasan dari beberapa anggota keluarga, ternyata air ketuban mamah udah mili (ngalir) daritadi pagi

4 april dini hari mama berusaha ngeden ngeden supaya gua bisa brojol

"hheekkk .... heekkkk ... hek ! sakit mas !" berteriak,kesakitan + ngeden
"mbak,kamu bisa mbak demi Oxa" papah memegang tangan mamah dan terus menyemangati
sementara bu sri (bidan) tetap memberikan intruksinya hingga 03.35 terdengar
"uek uek uek...." langsung diem nggak lanjut nangis
"allahu akbar allahu akbar ----" ya, nggak pake alhamdullilah,nggak pake di mandiin guanya langsung di adzanin papah
kemudian mamah nanya
"cowok kan mas?
papah hanya mengangguk sambil memeluk mamah
"pak,bayinya saya mandikan dulu ya?"
"Oxa,namanya Oxa, Aprian Oxa Dewangga Airmas" dengan mantab papah menyebutkan nama itu
"Oxa,mandi dulu yuk.. pak,ibu tidak boleh tidur dulu" himbau bu sri dengan senyuman

ya, hari itu gua lahir dan berarti gua nggak mungkin nerima nasib terbaik (menurut gua dan Gie)

4 hari setelah itu Papah memboyong kami pulang kerumah dinas pak camat di tlogo, prambanan. tentunya abis menyerahkan uang tebusan yang di perolah dari jualan kolak sama terang bulan pas mamah hamil meski saat itu di caci pak camat (bapaknya mamah/eyangkung)
"kerja seperti itu duetnya berapa? cuman ngotorin rumah, biarkan nanti bapak yang biayai persalinannya Nining"
udah jelas mamah nangis dan papah tetap menuruti egonya untuk berjualan karna papah merasa itu memang tanggung jawabnya

setibanya di rumah,papah kaget karena uda ada acara adat jawa besar besaran yang katanya mbah kung ( bapaknya papah ) nggak usah ada pesta,cukup syukuran saja
tapi ya begitulah eyangkung
pasrah,hanya itu yang bisa papah lakukan mengingat papah dari keluarga rendah

setelah itu semua papah melanjutkan skripsinya, dan selang 4 bulan mamah juga lanjut untuk mendapatkan gelar diplomanya
gua? ya, umur 4 bulan Oxa kecil di tinggal bersama eyangkung dan Bu'e ( gua panggil ibu karna beliaulah yang merawat gua dan memang seperti ibu )

bayi itu hanya 4 bulan di dekapan ibunya, 4 bulan saja merasakan ASI
lebih dari itu gua mulai cengeng bahkan sakit sakitan.
uda dapet gelar S1 pun papah langsung cabut ke Sydney buat kerja
Mamah? langsung kerja juga ke ibukota tanpa berlama lama dengan buah hatinya

Morron baby, gua emang nggak diinginkan atau mereka niat nafkahi gua?
tapi kalo nafkahi apa harus sampe segitunya?

Ketika Seorang Psycho Mulai MenulisTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang