Memilih Budak

1.5K 39 6
                                    

Sebuah bendera hijau panjang berkibar beberapa meter jauhnya, tapi itu bukan bendera... melainkan ujung lilitan kain kemben hijau yang dikenakan seorang wanita dewasa yang berdiri diatas kereta emas mewah berukiran rumit itu, ditangannya dia memegang cemeti untuk mencambuk kuda. Dan tangan satunya diletakan dipinggul.

"Hello?" Troye yang pertama berani buka mulut. "Siapa kau?"

"AHahahahahaha... hihihhi." Kepala wanita itu mendongak saat tertawa memperlihatkan gigi-giginya yang sehat dan matanya yang tajam penuh ketegasan dan dominasi meski dia tidak memakai make up. "Aku sang penguasa laut, Nyi Roro Kidul!"

"Oke, bisakah kau menolong kami pulang? kapal kami mati total, dan kami tak tahu entah berada dimana ditengah laut ini." Kali ini Lachlan agak berani bicara karena terpengaruh temannya tadi.

"Pulang? Oh tidak, tidak..."

"Apa maksudmu?" kata Lachlan lagi.

Wanita aneh yang misterius itu menghela nafas, kemudian mengibaskan rambut hitam pekatnya yang bagian poninya disanggah semacam mahkota emas dengan batu merah menyala ketika titik mata memandangnya.
Menambah rasa gugup mereka semakin parah.
Dia membacakan semacam pantun,

JALAN - JALAN DI TENGAH ILALANG

KUMBANG MALANG NAKSIR KEMBANG SEROJA ...

NGAPAIN PULANG?

JADI BUDAKKU SAJA!

"Aku tahu!" Gerbie anak gadis kutu buku berkacamata bulat itu berseru, "Dia pasti Nyay Rorai Keduel!"

"--Nyi Roro Kidul." kata wanita misterius itu mengoreksi.

"Nyie Wourou Kidoll,"

"--Nyi Roro Kidul."

"Rowou--"

"Roro--Roro Kidul!" Roro kidul membentak lagi.

"Ro...Ro... Ki, Ki--Kidull." Kata Gerbie terbata-bata.

"--Ah!" Kidul berdecak kesal. "Dasar bodoh, apa lidahmu itu bercabang?" Roro Kidul mengibaskan cambuknya ke air laut dan mencipratkan gelombang besar yang masuk ke kapal dan mengguyur kelima pemuda-pemuda itu.

Gerbie menyeka kacamatanya dengan kerah kaos T-Shirt Polo-nya. Lalu sambil mengernyit dia berkata, "Maaf Kidul, aku baru mahasiswi semester awal jurusan bahasa Indonesia di Universitas Sydney, aksen bahasa melayu ku belum fasih."

Sonia mahasiswi yang hobi menggeluti foto model berbisik ketelinga Gerbie, "Hei, Gerbie. Jangan ajak dia bicara lagi, kau tidak lihat wanita itu macam jejadian?"

Nyi Roro Kidul & Pejuang SkripsiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang