Cancer 8 "Hidup Hanya Sekali"

609 30 0
                                    

Dokter itu meraih bahu gua pas gua mau ngelanjutin ngomong
Dr :"tenang dulu mas, tolong di selesaikan dengan kepala dingin"
gua :"well done...This is not my own bussines anymore, "
ketika gua membalikkan badan, Anggi menahan tangan gua. Gua menoleh, Anggi natap gua dalem dalem dengan matanya yang berlinangan air mata. Seolah olah mata itu berbicara ke gua "please, maafin aku". Tatapan itu meluluhkan gua.Mungkin ada semenit kami mematung dengan posisi itu.

Dr :"duduk dulu mas, relax aja" menyodorkan bagian sofa berbulu sintetis bercorak garis hitam dan krem.
Gua duduk,Anggi masih memegangi tanan kanan gua dengan tangan kanannya. Gua liat pergelangan tangan Anggi sebagian di tutupin benda putih semacam perban kelas premium. Mungkin kemarin sebuah kateter singgah di situ. Gua nggak nyaman dengan pemandangan itu. Gua beri isyarat ke Anggi kalo gua pengen narik sofa trus pindah di sebelah kirinya. Kemudian gua raih tangan kirinya dengan posisi ibu jari gua memegang pergelangan Anggi.
Dokter tadi tanpa di minta pergi ninggalin ruangan.
Anggi memiringkan kepalanya ngadep gua.

Anggi :"Sun... Maaf" gua nggak tega denger suara lemahnya. Kemudian gua tutup mulut Anggi pake telunjuk gua
gua :"ssst... Yang uda biarin aja. Tapi kedepannya tolong... Tolong kasih tau aku kalo kamu ada apa apa."
Anggi :"tapi Sun..."
gua :"udah ah Shine, nggak ada tapi tapian. Eh ada jambu tuh aku ambilin ya?" gua nunjuk jambu yang ada di meja dengan dagu gua. Gua beranjak dari sofa dan hendak ngambil itu jambu
Anggi :"sekolah kamu gimana? Puyuhnya gimana? Impian kamu.... "
gua kembali ke sofa, kembali gua pegang pergelangan tangan Anggi, kali ini gua bisa merasakan detak jantung Anggi
gua :"sekolah urusan gampang, rejeki ku uda di atur Tuhan, aku nggak perlu takut. Kalo kamu ngomongin impian ya kamu harus sembuh donk. Kan impian ku nikah sama kamu"
omongan gua di bales air mata lagi
Anggi :"Sun, kamu boleh kok cari yang lain, aku ikhlas yang penting kamu bahagia dan nggak seharusnya kamu sama aku yang DYING ini. Kamu pantes dapet yang jauh lebih baik"
detak jantung berubah pas ngomong itu dan gua tau Anggi bohong

gua :"farewell, itu pilihanmu jangan sampai kamu nanti menghadap Tuhan dengan rasa penyesalan atas pilihanmu sendiri"
emang terlalu kejam ngomong gitu, tapi gua Risk Taker. Gua ngomong gitu biar Anggi keluarin isi hatinya tanpa harus gua paksa. Gua berdiri mau pergi, tapi kali ini Anggi yang megang pergelangan tangan gua. Lalu terduduk menarik gua dan meluk gua erat. Tangisnya menjadi jadi

Anggi :"AKU NGGAK MAU MATI ! Aku pengen sama kamu. Aku nggak mau kehilangan kamu Sun !" hangat air matanya bisa gua rasakan pas jatuh ke punggung gua. Gua mengusap punggungnya

gua :"Minta sama Tuhan Shine, Dia yang punya kuasa atas segalanya. Berjuanglah, Tuhan pasti memberikan jalan"
gua lepas pelukannya yang seolah nggak mau lepas. Begitu banyak airmata memenuhi wajahnya.
gua usap karna gua nggak pengen liat itu

gua :"ganti Sun -Cry aja, masak Shine kayak gini.
. Senyum donk "
perasaan yang nggak bisa gua gambarin lewat kata kata kalo gua liat Anggi senyum. Ya meski dengan mata sembabnya itu

gua :"Shine, kan biasanya kamu yang request lagu, sekarang gantian donk"
Anggi :"kan nggak ada gitar nya, tapi aku pingin nyanyi juga. Lagunya Kunci ya? Yang Hidup Hanya Sekali"
gua mengangguk tanda setuju. Kemudian Anggi mulai nyanyi

---- Kunci - Hidup Hanya Sekali ----

Dari semua yang kudapatkan
Dari semua yang kuberikan
Masih ada yang kuinginkan
Karna hidup ini hanya sekali

Diriku tak lebih hanyalah manusia
Yang ingin memberi terbaik kepadamu
Namun ku berharap di sisa waktuku
Tak lagi ku rasa luka

Dari semua yang kudapatkan
Dari semua yang kuberikan
Masih ada yang kuinginkan
Karna hidup tapi (tak lebih) hanya

Sekali dalam diriku
Masih ada yang kuinginkan
Bersamamu yang kuharapkan
Karna hidup itu hanya sekali

Tersadar diriku pastikan berakhir
Meski waktu takkan memberi satu tanda
Berharap di saat semuanya kan terjadi
Diriku tlah bersamamu

Tlah kupilihkan aku mau kaulah yang terakhir
Sampai di akhir nafasku kita kan bersama

Semua sudah aku dapatkan
Banyak sudah yang kuberikan
Masih ada yang kuinginkan
Slalu abadi

Dari semua yang kudapatkan
Dari semua yang kuberikan
Masih ada yang kuinginkan

Karna hidup tapi hanya sekali dalam diriku
Karna hidup tapi hanya sekali dalam diriku
Karna hidup tapi hanya sekali dalam diriku

Karna hidup itu hanya sekali

Ketika Seorang Psycho Mulai MenulisTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang