"Chaemi, tunggu!"
Seorang gadis berambut lurus dengan earphone di lehernya dan buku di tangannya, menghentikan langkah ketika seseorang memanggil namanya.
"Ada apa?" Gadis itu bertanya pada seseorang yang memanggilnya tadi.
"Kau sudah mengerjakan PR Fisika belum?" Temannya yang tadi memanggilnya bertanya, namanya Shin Ah Mi.
"Sudah. Mau lihat?" Gadis itu menawarkan diri dengan seulas senyum yang manis.
"Itulah tadi yang mau kukatakan. Daritadi kau tidak menjawab teriakanku." Ahmi menggerutu, pura-pura kesal.
"Maaf." Gadis itu menjawab seadanya. Ya ... memang begitulah gadis yang bernama Kwon Chae Mi itu, tidak banyak bicara.~~~~~~
Sudah 15 menit, lelaki bertubuh jangkung dengan seragam sekolahnya yang elite, menggerutu, kesal dengan sepedanya yang rusak. Tidak biasanya ia pergi ke sekolah dengan menggunakan sepeda, biasanya naik motor, mobil atau diantar. Tapi karena kendaraanya rusak, ia terpaksa menaiki sepeda. Dan ia tidak tahu kalau sepeda yang dipakainya sepeda tua dan sering rusak. Sekarang. Ia hanya bisa menunggu suatu harapan.
~~~~~~
"Kalau seperti ini terus, kapan kau akan pandai?" Chaemi menasihati temannya yang sering menyontek itu.
"Kau tahulah aku seperti apa. Susah dengan yang namanya belajar. Tapi aku beruntung sekali punya teman yang pandai se-kota Jeju."
"Tapi aku tidak mau kau terus-terusan menyontekku. Lau harus belajar mandiri. Jika aku keluar kota, siapa lagi yang akan kau andalkan?"
"Kalau begitu, kau tidak perlu kelaur kota."
"Aku tidak bisa menurutimu."
"Ayolah."
"Terserahmu saja!" Chaemi berjalan dengan cepat, mendahului temannya itu~~~~~~
Kini, Chaemi tidak lagi berjalan cepat dengan napas tersengal. Ia mengatur napasnya. Lalu ia berbalik ke belakang 'Ah, Ahmi masih jauh.' pikir Chaemi dalam hati. Ia tidak suka menunggu dan kembali berjalan. Hampir selangkah di depannya, seseorang terlihat kesusahan. Muncul rasa di hati Charmi. Ia pun mendekati orang itu.
"Maaf. Bisa saya bantu?" Chaemi dengan mantap melontarkan kata-kata itu. Lelaki di depannya tampak kebingungan.
"Bisa saya bantu?" Chaemi mengulang pertanyaannya. Lelaki itu tersadar.
"Oh ... ya ... boleh. Rantai sepeda saya lepas." Akhirnya lelaki itu menjawab.
"Sebentar ya." Chaemi tersenyum tipis lalu mulai membenahi kerusakan. Lelaki itu tersenyum menatap Chaemi tanpa Chaemi sadari. Namanya Na Min Ho, orang asli Jeju. Orangtuanya kepala kementrian Provinsi Jeju. Usianya sepantaran dengan Chaemi, hanya berbeda satu atau dua tahun.
"Sudah selesai." Chaemi menepuk-nepuk seragamnya yang sedikit kotor.
"Kamsahamnida." Minho tersenyum tipis. Chaemu membungkuk sedikit dan pergi melanjutkan perjalanannya.
"Tunggu!" Chaemi berbalik ke belakang.
"Ada masalah lagi?"
"Boleh tahu namamu?" Chaemi terdiam, ia sangat canggung. Mau bagaimanapun lelaki di depannya adalah orang yang tidak dikenalnya.
"Mm ... hanya untuk kenalan saja." Minho meyakinkan gadis di depannya.
"Kwon ..." Chaemi tidak sempat melanjutkan kata-katanya, Ahmi muncul dari belakang dan langsung menariknya pergi.
"Ah ... Nona Kwon?" Gumam Minho.~~~~~~
"Aw ... sakit Ahmi." Chaemi mengaduh kesakitan.
"Kenapa kau suka sekali meninggalkanku? Aku tidak suka itu, Chaemi."
"Kau tidak mau mendengarku."
"Iya, akan aku coba. Tapi jangan seperti itu lagi."
"Aku janji."
"Oh ya, tadi itu siapa?"
"Aku tidak tahu."
"Kok tidak tahu? Barusan kau bicara dengannya kan."
"Bukan siapa-siapa. Tadi aku menolongnya karena sepedanya rusak."
"Lumayan juga."
"Lumayan apanya?"
"Hah ... kau ini. Tampan maksudku."
"Memang begitu? Aku tidak lihat."
"Makanya, jangan kebanyakan belajar!"~~~~~~~~~~~
Episode 1 is Ending
KAMU SEDANG MEMBACA
Hanaimnida {Kaulah Orangnya}
Teen FictionKwon Chae Mi seorang gadis yang telah menemukan cinta pertamanya. Orang itu adalah Na Mi Ho.