sad ending.

474 64 17
                                    

[ WARNING : genderswitch!yoongi; major character death; teen with parental guide (mengandung umpatan/kata-kata yang tidak cocok untuk anak). ]


***

Seingatnya sebulan yang lalu, wajah Hoseok terlihat sangat cerah di bawah topi hitam kebanggaannya sebelum pergi ke pelatihan agen rahasia. Namun yang Yoongi dapati sekarang adalah wajah lelah dengan air mata yang membanjiri pipi tirus suaminya, serta bau alkohol yang mengganggu pernapasannya.


Pulang tanpa sepengetahuannya, Hoseok langsung memeluk erat Yoongi bagaikan tak ada hari esok. Tangannya mencengkram kuat baju panjang istrinya dan tak ada niat untuk melepaskannya, tidak tahu kalau Yoongi kepayahan dibuatnya. Ingin sekali Yoongi menendang sosok yang menjadi pendamping hidupnya ini-yah, karena Hoseok tidak melaksanakan nasihatnya untuk menjaga kesehatannya yang berarti tidak minum-minum-, namun ia urungkan ketika melihat suaminya benar-benar menangis.


"Ada apa?"


"-dua.."


Yoongi mengernyit, sepertinya baru saja ia mendengar sesuatu. Tapi itu bukan suara Hoseok, melainkan suara wanita yang disampaikan lewat suatu gelombang. Ia memandang pria yang saat ini tengah bersimpuh di hadapannya, ada sebuah rasa bersalah di hatinya karena tidak bisa berbuat apa-apa untuk meredakan-minimal menenangkan-Hoseok.


Sesaat kemudian, terdengar lagi suara asing tersebut.


"Hoseok, kuberi satu malam untuk mengucapkan sampai jumpa kepada istri dan anakmu."


"Dasar wanita kurang ajar!" Yoongi berjengit kaget ketika Hoseok melemparkan jam tangannya alih-alih sebagai perlengkapan utama dalam pekerjaannya. Ia berteriak, menyumpahi ketua divisinya-Kang Seulgi, yang sangat tidak disukainya setelah ia mengetahui suatu kebenaran yang terselubung.


Apa wanita itu sengaja memanas-manasi telinganya lewat speaker jam tangannya dengan menghitung mundur dan memberi toleransi satu malam untuk bertemu dengan Yoongi? Menurutnya itu hanyalah sebuah cemoohan dari Seulgi, bahwa ia tak bisa; ia belum siap meninggalkan Yoongi.


***


"Sup telur untuk hangovermu, makanlah."


"Terima kasih, sayang."


Yoongi tersenyum tipis, melihat Hoseok menyantap hidangannya lahap dengan tangan kiri yang setia menggenggam tangannya hangat. Ia tak bisa mengalihkan pandangannya barang sedetik pun dari Hoseok. Suaminya itu masihlah tampan seperti sebulan lalu, hanya bedanya terletak pada garis-garis lelah yang tercetak jelas di wajahnya. Well, mungkin kegiatan dalam pelatihannya sangat padat dan keras, sehingga Hoseok tidak mendapat waktu istirahat yang cukup.


"Bagaimana kabarmu di sini?" ucap Hoseok kala Yoongi mulai mengusak surai kecokelatannya pelan.


"Aku dan dia baik-baik saja."


sad ending { hopega }Where stories live. Discover now