Entah apa yang mereka perbincangkan. Tapi di akhir perbincangan mereka Joni memberikan beberapa lembar merah kemudian menandatangani beberapa lembar kertas. Gua bisa liat itu dari balik jeruji besi yang mengurung gua. Tertunduk di sudut sel. Regret ? Are fvcking kidding me ? Setiap apa yang gua pilih,apa yang gua jalani itu nggak pernah bikin gua menyesal. Dan lo tau apa yang bisa bikin gua menyesal? Karna gua nggak bisa menyesal. Lo pikir penyesalan itu ngasilin apa? Bikin lo bisa Back Track? Bikin diri lo lebih baek ? Holly Shit ! Penyesalan itu cuman bikin lo nyalahin diri lo sendiri,orang lain atau bahkan keadaan. Just think what happen in your life is F.A.T.E.
Gua lalui beberapa malam di penjara,lembab,kotor dan banyak nyamuk. Satu kata buat penjara, jembi !
Suara kunci gembok reot ngebangunin gua dari tidur gua yang sangat sangat nggak berkualitas.
Polisi :"bangun nak,ada tamu untukmu"
Gua pura pura tidur.
Buk !
Sebuah tendangan mendarat di lengan kiri gua yang pura pura jongkok sambil tidur.
Polisi :"bangun "
Gua langsung berdiri dan menatap tajam kearah polisi tadi dan gua langsung dapat tinju di perut gua. Cukup berasa sampe gua harus memegangi perut gua. Kemudian datang lagi seorang polisi yang keduanya lalu membawa gua ke sebuah ruangan gelap berukuran 2x3 meter berisikan 3 buah kursi dan sebuah meja. Gua di dudukkan di sebuah kursi sementara di seberang meja ada 2 buah kursi. Kedua polisi tadi lalu memborgol tangan gua dengan kursi. Mereka pergi tanpa mengucapkan sepatah kata pun.
Rasa kantuk menyelimuti gua, gua sendiri heran kenapa gua masih bisa ngantuk. Tapi sebelum mata gua terpejam,pintu ruangan itu terbuka dan masuk seorang yang mengenakan jaket kulit hitam yang resletingnya nggak di tutup memperlihatkan kemeja seragam khas polisi. Pria itu berperawakan sedang dan gaya rambut mirip Jokowi di tambah kumis tebal.
Prak ! Gua di gaplok pake koran yang di gulung. Pria itu lalu melemparkan koran tadi ke atas meja. Gua bisa baca dengan jelas halaman depannya. "Futsal Berujung Tawuran" sebuah headline yang rasanya gua ada di dalamnya. Ah mungkin hanya perasaan gua aja.
Polisi :"kamu tau saya?" Gua langsung mengamati wajahnya,seperti gua pernah liat.
Polisi :"saya sering mengurus orang orang yang jauh lebih buruk dari kamu. Dan saya selalu memastikan mereka mendapatkan akibatnya"
Gua cuman diem,masih nyoba nginget siapa orang ini dan dimana gua pernah liat orang ini.
Polisi :"tapi baru kali ini saya melihat percobaan pembunuhan menggunakan soda api, cukup unik. Tapi bukan itu yang akan kita bicarakan di sini" polisi tadi merubah raut mukanya menjadi tampak marah dan mendekatkan kepalanya ke gua
Polisi :"kamu mengerti maksud saya?"
Gua :"saya bersedia menjauhi Putri,tapi apa Putri bisa jauh dari saya?" Gua tersenyum kecut.
Eh guanya malah langsung di gampar trus meja di depan gua di tendang sama bapaknya Putri. Yang langsung bikin kursi gua jatuh mundur ke belakang.
Gua :"apa itu bikin saya takut !?"
Bapaknya Putri (BP) :"kamu berani !? Kamu pikir siapa kamu ini !?"
Plak ! Gua di gaplok lagi pake koran berkali kali sampe korannya robek robek. Tapi gua cuman ketawa aja atas rasa sakit yang gua rasain. Sampe seorang polisi masuk dan terkejut ngeliat gua di hajar.
Polisi :"pak udah pak,jangan kepala !" Polisi tadi nyoba nahan bapaknya Putri.
Akhirnya gua di dudukkan lagi lalu tiba tiba perut gua di tendang sampe kursi gua roboh lagi. Gua sempet kesulitan napas. Yang ini bener bener sakit.
Gua kembali di dudukkan. Bapaknya Putri maki maki gua nggak jelas sampe gua di tendang lagi pas kena dada gua. Roboh lagi, gua batuk batuk sampe air liur gua ikut keluar. Pandangan gua mulai kabur.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ketika Seorang Psycho Mulai Menulis
No FicciónPENTING! Beberapa hal yang Readers perlu ketahui 1. Ini bukan murni cerita saya, saya hanya menshare cerita ini dari kaskus yang menurut saya cukup menarik. 2. Saya semata-mata hanya ingin membagi cerita menarik ini ke wattpad supaya banyak readers...