#6 I can't tell it Hyung

734 82 10
                                    

"Kyungsoo-ya ireona!"

Bau minyak kayu putih menyengat hidungku dan mengusik mataku. Aku membuka mata perlahan. Kulihat wajah panik Chanyeol-hyung masih memegangi botol kecil minyak angin yang disodorkannya di dekat hidungku. Semuanya mendekati tempat tidurku, dan menanyai keadaanku.

"bagaimana? kau baik?" tanya Lay-hyung.

"ada apa Kyungsoo?" sela Baek-hyung.

"apa kau sakit?" tambah Suho-hyung.

Kepalaku pusing, aku tidak menjawab pertanyaan mereka satu per satu.

"aku baik-baik saja, geokjeongmal-yo"

Satu kalimat itu mewakili jawabanku untuk semua pertanyaan mereka. Aku mulai bangkit, Chanyeol-hyung menyandarkan bantal di belakang untuk punggungku. Aku bersandar dan Umin-hyung menyodorkan segelas air putih.

"kau butuh air" ujarnya.

Aku meraihnya lalu melihat ke arah Chanyeol-hyung yang kemudian mengangguk mengisyaratkan ku untuk meminum air itu.

"terimakasih hyung"

Airnya mengalir di tenggorokkan ku dan aku benar-benar bisa merasakannya. Chanyeol-hyung mengambil gelas itu dan meletakkannya kembali ke atas meja disamping tempat tidurku.

"bagaimana? sudah baikan?" tanya Chanyeol-hyung.

"terimakasih, semuanya terasa baik-baik saja sekarang" jawabku dengan suara lemah.

"baguslah, sebenarnya apa yang terjadi? apa yang kau lihat di dalam kotak itu?" tanya Chanyeol-hyung

Aku menundukkan kepala dan sempat diam sebentar, hanya saja aku tidak bisa mengatakan yang sebenarnya. Aku menemukan surat Appa, sementara aku tidak bisa memberitahukannya.

"Kyungsoo-ya!"

Chanyeol-hyung mengagetkanku.

"a..a..ani, hanya surat ancaman dari haters"

Aku berbohong.


"oh keurom, apa mereka sudah sering mengancammu begini? kita bisa mengajukan laporan ke kantor polisi"

"biarkan saja Hyung, mereka tidak terlalu sering melakukannya"

"kau yakin baik-baik saja?" tanya Suho-hyung

"Hmm gwaenchana-yo, gomawo Hyung" aku menyunggingkan senyum kecil yang dibuat-buat.

Semuanya mengkhawatirkan keadaanku, surat yang dikirimkan melalui kotak hitam tadi kusimpan disakuku sebelum aku pingsan. Untung saja mereka tidak melihatnya. Semuanya kembali dengan kegiatannya masing-masing di ruang tengah.

Aku mengambil kotak hitam yang kutaruh di bawah tempat tidurku dan membukanya lagi. Kotak hitam itu juga berisikan sebuah boneka pororo kecil, aku mengingatnya. Boneka itu adalah hadiah dari Hyungku sewaktu aku berulangtahun yang ke-7 tahun.

Dan fotonya bersamaku juga masih ada di sana. Aku berniat untuk menyimpannya di dalam tasku, aku keluar dari kamar sambil membawa kotak hitam itu. Aku sempat berhenti dan melihat semuanya sedang bersiap-siap untuk performed kami di Mnet Countdown, lalu aku menuju dapur dan tiba-tiba aku menabrak Kai-Hyung.

Ah, terjatuh

"mianhae, mianhada Hyung" aku menundukkan kepala sambil memungut boneka pororo dengan cepat.

"gwaenchana-yo. Kenapa kau tergesa-gesa seperti itu"

"ani, nan gwaenchana-yo" aku berdiri sambil memegang kembali kotak itu.

"oh, bukankah itu kotak hitam tadi?"

"ah, ne, aku ingin membuangnya, keurom" aku baru saja akan pergi dan Kai-Hyung memberhentikanku.

"ne, ah.. jamkanman"

"ne?"

"igeon.. kau meninggalkannya"

Aku berbalik dan melihat tangan Kai-Hyung yang sedang meraih foto itu, mataku melebar dan tanganku bergerak cepat mendahuluinya.

Fotonya!

Kai-Hyung kaget melihat gerakanku yang gesit, dia meluruskan badan dan sempat mengedipkan matanya beberapa kali dengan tatapan heran juga curiga.

Aku tersenyum lebar kepadanya

"Hyung, gomawo, keurom kanda"

"eo"

Aku mengeluskan dada beberapa kali, hampir saja Kai-Hyung melihatnya. Aku harus menyimpan ini dengan baik.





**

pada penasaran...? eaakk :v

bersambung gak yaa...? eaaakkk :v

readers yg baik hati, jangan cuma di "read" aja yaa, vote dan komen itu penting banget lho buat next chapternya ! ^^

yakinlah aku akan tambah semangat kalo kalian juga nyemangatin aku

[FIGHTING]*^,^*[FIGHTING]

kritik dan saran, coret aja di kolom komen

Who's the lovely Hyung?Where stories live. Discover now