20. Little Surprise

6.5K 657 29
                                    

Seulgi's POV

Bagiku sekarang, tak ada hal yang lebih indah dari ini. Ketika pria dihadapanku ini tersenyum padaku seraya menatapku dengan begitu tulus. Semua perlakukan dan kalimat-kalimat yang dilontarkannya membuatku begitu bahagia. Seulgi-ah,"

"Wae?" Tanyaku. "Apa kau dekat dengan Chanyeol?" Pertanyaan tiba-tibanya membuatku seketika mengernyitkan dahi. "Ani, kenapa kau bertanya seperti itu?" Jimin menoleh lagi menatapku. "Aku kira kalian dekat, karena waktu itu aku sempat melihat kalian mengobrol," lanjutnya.

"Pabboya," Ingin rasanya aku memukulnya. Bagaimana bisa dikatakan dekat hanya karena pernah mengobrol? (Bodoh) "Kita jodoh ya," Ia kini tersenyum. "Aku selalu bertanya-tanya kenapa semuanya berjalan seperti ini. Terkadang takdir berpihak pada kita, tapi terkadang justru sangat rumit sampai membuat kita tersiksa."

"Eum." Dia benar.

"Aku bersyukur karena saat itu agensi kita memutuskan agar kita menjalin hubungan, meskipun dengan tujuan menutupi rumor dan hanya pura-pura. Geundae, sekarang bagaimana? Mereka tidak tahu kebenarannya. Bagaimana jika sewaktu-waktu mereka ingin mengakhiri hubungan palsu kita? Bagaimana jika mereka mengkonfirmasikannya kepada publik?" Jimin menghela nafas berat. Ia terlihat begitu resah.

"Aku tidak ingin itu terjadi", Aku menggenggam erat tangan Jimin. Takut jika pria itu akan benar-benar hilang dari sisiku. Jimin menghela nafas gusar, untuk kesekian kali. "Kita coba bicarakan ini pada mereka,"

"Tapi, aku tidak yakin." ucapku pelan. "Kita harus mencobanya. Sebelum sesuatu yang buruk terjadi, Seul." Apa yang dikatakan Jimn benar. Sebelum agensi kami mengkonfirmasi yang sebenarnya, sebelum hubungan palsu ini terungkap, dan sebelum semuanya benar-benar selesai, kami harus mengatakannya. Aku menatap Jimin seraya mengangguk pelan. "Eonje?" Tanyaku. (Kapan?)

Jimin terdiam sejenak, nampak berpikir. "Tunggu waktu yang tepat."

***

Jimin's POV

Masih jam dua dini hari saat aku meraih ponselku, menatap lekat gambarku dan Seulgi yang ada disana. Entah kenapa aku tidak bisa tidur sekarang. Aku gelisah. Mataku benar-benar tidak bisa diajak kompromi. Aku tidak tahu apa yang sedang kupikirkan. Hanya saja, aku berpikir, apakah hubungan ini benar? Apa aku dan Seulgi bisa bahagia selepas perjuangan kami yang rasanya begitu berat?

Aku menghela nafas pelan. Ku ubah posisi tidurku menghadap Taehyung. Ya, aku tidur dengan Taehyung dan Hoseok Hyung, tapi Hoseok Hyung tidur di ranjang diatas, sedangkan aku dan Taehyung tidur dibawah. Kupandangi Taehyung yang kini terlelap. "Kth," panggilku mengucap inisial namanya.

"Kim Taehyung,"

"Tae," aku masih berbisik. Mungkin aku akan mengusik acara tidurnya sekarang. Taehyung memperbaiki posisi tidurnya dan berbalik membelakangiku, hingga punggungnya lah yang kini terlihat. "Taehyung.." panggilku lagi.

"Ini masih larut Hyung." ucap Taehyung menutupi kepalanya dengan selimut putih. Ternyata dia tidak benar-benar tidur. "Apa kau dari tadi tidak tidur?" Tanyaku. "Aku tidur. Tapi kau menggangguku," ucapnya. "Ah mian." balasku.

Sepersekian detik lamanya, kini tubuh Taehyung perlahan berbalik hingga ia tidur terlentang layaknya mayat, menghadap keatas dengan mata yang kini perlahan terbuka, tangannya dilipat diatas perut. "Wae?"

"Aku tidak bisa tidur." Jawabku.

"Wae?" Tanya Taehyung lagi. "Molla. Banyak hal yang aku pikirkan sekarang. Dan juga tentang Seulgi. Rasanya aku tidak bisa memberikan sesuatu yang berarti untuknya. Selalu Seulgi yang banyak berusaha agar kami bisa bersama. Selalu saja dia yang berjuang. Selalu dia yang tersakiti." ucapku sangat pelan. "Sementara aku, aku bahkan tidak bisa memberikannya apa-apa,"

Deepest DreamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang