Pagi itu, sang surya terasa hangat, lagu kecil yang kusenandungkan dibibirku mengiringi langkah kaki ku yang sedikit gugup. Ya, hari ini adalah hari pertama ku masuk sekolah tepatnya sma. Rasa senang dan khawatar menjadi satu. Senang rasa nya sekolah ditempat yang baru dengan warna seragam yang berbeda tetapi khawatir ketika bertemu orang-orang baru dengan sifat yang belum ku ketahui sama sekali.
Bell berbunyi, ku cepatkan langkah kakiku, ku pandang setiap kelas yang ada, hatiku bertanya-tanya "yang mana kelas ku?" Wajah kebingungan tak bisa ku sembunyi hingga akhirnya seseorang bertanya "Mengapa masih berdiri disini? Bukankah bel sudah berbunyi?" Tanpa ku lihat wajahnya aku menjawab "Aku bingung, yang mana kelas ku" Lelaki itu menjawab pertanyaan ku lagi "Oh kamu anak baru masuk ya? Emang kelas berapa?" Ku tatap wajahnya sambil tersenyum "Sepuluh enam" Dia juga tersenyum "Oh, yang itu kelas mu" dia memberitahu sambil menunjuk kearah kelas yang terlihat ramai itu. Ku ucapkan terima kasih sembari tersenyum dan selanjutnya berlari menuju kelas.
Terlihat sangat riuh suasananya,segera ku masuki kelas itu, semua bangku telah dipenuhi oleh para siswa dan hanya tinggal bangku paling belakanglah yang masih kosong. "Tak ada pilihan" Aku berkata dalam hati. Kuletakkan tas hitam dibangku ku dan segeralah aku menuju lapangan untuk mengikuti upacara.
Sudah terlihat ada barisan yang rapi, namun tak ku ketahui lagi dimana letak barisan kelasku. Kucari hingga ketemu dan akhirnya aku memilih untuk baris di paling belakang walau tidak terlalu dibelakang.
Kulihat barisan disekitarku dan mencoba untuk mencari kenalan. Kutemuka seorang anak perempuan bertubuh yang mungkin sedikit besar dan bermata sipit, katanya dia keturunan chiness. Dialah orang pertama yang aku kenal, Cilay namanya.
Barisan terlihat membosankan, tak ada yang bisa ku ajak bicara, jadilah kembali aku melihat sekitar. Ku hentikan tatapanku pada seorang pria yang menggunakan kacamata. Ntah mengapa tak bisa palingkan tatapanku dari dirinya. Terus kupandangi dirinya sampai aku tak sadar dia menolehkan badannya dan melihat kearahku. Sontak aku terkejut malu, tak kusangka dia akan melihatku juga.
Disana aku yakin, ku temukan sosok seseorang yang menurutku baik dan berkarisma. Hingga saat ini tak pernah bisa kulupakan awal tatapannya kepadaku.
Sampai aku penasaran siapakah dirinya. Rasanya ingin sekali ku cari tahu siapa dia. Kupikirkan bagaimana caraku untuk tahu nama nya dan tak lama ku temukan ide yang sedikit bagus. Kucoba mencuri pandang, kali ini bukan untuk memandang wajahnya tetapi kuarahkan tatapan tajamku kearah bet nama miliknya. Kali itu hanya nama belakangnya yang terlihat. Disini kusebut saja dia mr. glasses Senang sekali rasanya, senyum sumringah tak bisa ku sembunyikan dari bibir lentikku.
Upacara usai, barisan pun bubar, matahari semakin menyengat kekulit. Kulangkahkan kaki ku menuju kelas dengan sangat bersemangat. Langkah ku terhenti setelah mendengar triakan cilay memanggil namaku. Dia memintaku untuk menemaninya ke pos. Katanya dia ingin mengambil barang miliknya yang sedari tadi telah dititipkan orangtuanya.
Sesampainya dipos, cilay mengambil barang miliknya. Tiba-tiba penjaga pos memberikan suatu barang yang kami tidak tahu siapa pemiliknya. Penjaga pos meminta tolong agar kami memberikan barang tersebut keseorang murid kelas sepuluh. Tak mungkin kami menolaknya jadilah kami bawa barang itu dan mengantarkannya.
Diperjalanan kami bertanya-tanya milik siapa barang ini, akhirnya tak mau kami mengira-ngira kami langsung menuju kelas pemilik barang tersebut. Tak kusangka ternyata barang itu milik mr. glasses dan dari situ aku tahu nama lengkap dari mr. glasses.
Saat menuju kelas, hati seraga berbunga. Tak pernah sebelumnya kualami perasaan sesenang ini. Hari pertama disekolah benar-benar membuat ku tidak sabar untuk hari esok dan bertemu dengam my mr. glasses.