o0o
Fiqih, itulah nama gua.
Gua sangat senang karena pada hari ini (Juli, 2016) mendapatkan kelas baru.Saat gua buka raport, Maygat!
"IX. 1," tertulis jelas di sana, kelas yang akan gua singgahi selama 1 tahun ke depan. Di sinilah ada beberapa teman yang kembali gua jumpai 2 tahun yang lalu.
"Loh, lo dapet kelas ini juga?"
Fathur bertanya kepada gua dengan menepuk bahu sebelah kiri dari daerah belakang."iya, Thur, yodahlah yuk masuk kelas!"
Kemudian Arif- teman yang rumahnya dekat dengan gua, mengajak gua untuk duduk bersamanya.
Baru saja masuk, masa langsung pemilihan ketua kelas aja? Yaudah, akhirnya gua mencalonkan diri menjadi salah satu kandidatnya faktor ikut-ikutan.
Tetapi, sayangnya karena sedikit yang milih gua, akhirnya gua disuruh jadi Seksi Agama (Ya, walaupun otak gua isinya bokep semua sih)Dan ketua kelas yang anak SeSat pilih adalah Affan. Sebenernya sih orangnya biasa aja, dibilang cakep? Ya cakepan gua. Dia gede (badannya), tinggi, sangar, tapi hatinya hello kitty, dan sering ngingetin anak laki SeSat buat sholat Dhuha dan Dzuhur berjamaah. Alim 'kan?
Saat pulang sekolah, gua bersama dengan Affan dan Arif makan siang di kafe Ebano, di sana kami memesan nasi goreng dan es teh. Murahan? Ya, namanya juga anak sekolah, yang uang sakunya nggak seberapa. Dan parahnya lagi! Masa mereka nyuruh gua yang bayarin? Kan kurang asem. Untung aja gua baik, yaudah gua bayarin aja. Akhirnya, dengan kantong yang sudah kering, gua pulang dengan wajah masam.
**
Hari kedua di kelas baru, gua mulai lebih mengenal teman-teman gua, baik yang cewek maupun yang cowok. Mau gua kenalin? Yang pertama, cewek paling famous alias terkenal di kelas gua ataupun sekolah,namanya Laura, cantik sih, tapi sayang nggak bisa move on dari mantan, setiap hari ngomongin mantan kalau nggak, modus lewat-lewat kelas mantan, parah banget 'kan? Kenapa nggak balikan lagi aja coba.
"Qih, lo udah ngerjain pr IPA?"
tanya seorang perempuan berbadan pendek, namanya Masdiah.
Gua sama dia udah dari kelas 7 bareng, sampai-sampai bosen rasanya. Dia itu super duper cerewet, tapi termasuk teman baik gua yang paling tua. Haha."Belom," jawab gua.
"Mau nyontek ya lo? Liat punya Anis aja, dia udah katanya.""Aih, nggak lah, Anis mah semuanya pake uang," tanggap dia dan gua tertawa.
Anis itu sekretaris SeSat yang paling perhitungan, pinjem pulpen aja harus bayar, apalagi nyontek. Dia itu kaya Mail di Upin-Upin, jiwa berbinisnya sangat besar.
Saat gua menemui panca, orang yang judes, cerewet, dan paling absurd, namun dibalik kejelekannya tersebut tersimpan rasa. Rasa apa? Stroberi, cokelat, nanas, blueberry, atau jengkol? Bukan itu bego, melainkan rasa kerendahan hati kepada teman teman untuk memberikan contekan PR. Haha👻
"Caa~, pinjem buku ipa dong~ mau liat PR. Boleh nggak?"
"Ambil di tas aja bukunya, gua mau ke we-- "
"Makaseehhh!" jawab gua cepat- memotong ucapan, terserah dia mau ngomong apa. Toh, yang penting gua ngerjain PR. Lalu gua dan temen yang lain langsung nyontek buku Panca, terutama si D', lo tau dia siapa? Dia itu orangnya pendiem, rada O2N, tapi rajin solat nggak kaya cewek-cewek yang lain.
KAMU SEDANG MEMBACA
Story Of SeSat
HumorIni cerita kami. Cerita anak sesat dengan segala keabsurd-annya. Copyright©2017 @fiqihafifafif Colab with @KarinaHimalaya87