"Dia Adli Ris?"
Risaa menganggukan kepalanya pelan tanpa mengalihkan pandangannya dari Mike.
"Terus pertunangan itu? Lo nerima?" Tanya Andre pelan
Risaa membuang nafasnya kasar, "Iya. Gue gak bisa ngikhlasin Bryan gitu aja. Setidaknya gue berjuang dulu buat dia. Kalo dia emang nolak perjuangan gue, yaudah gue mundur"
Andre menatap sendu ke arah Risaa. Dia berusaha mati matian membuat Risaa bahagia tapi kenapa lelaki yang dicintai perempuan itu malah membuat ia sedih?
"Kalo lo udah capek lo harus berhenti Ris. Liat ke samping lo disitu ada gue. Karna gue gak akan pernah ninggalin lo"
Risaa tersenyum ke arah Andre, "Gue emang bego dre. Gue bego karna gak bisa jatuh cinta sama cowo sebaik lo"
****
"Mike gimana Ris? Udah bisa di tengok?" Tanya Bryan pada Risaa yang baru saja membuka tirai
Risaa melengos ke arah Bryan, "Luka Mike udah dijahit. Tapi kalian gak boleh jenguk dia"
Rianti menatap Risaa tajam, "Kamu siapa ngelarang ngelarang saya ketemu anak saya?!"
"Saya dokter yang menangani Mike. Saya yang tau benar keadaan dia. Bukan kamu. Kamu ibu yang gak bertanggung jawab. Ngebiarin anaknya keluar rumah sakit tanpa sepengetahuan dokternya. Sekarang? Kamu hampir bikin anak kamu mati kehabisan darah!"
Rianti menahan emosinya. Ia tak bisa menjawab Risaa karena memang benar adanya seperti itu. Tapi tidak dengan Bryan, dia tak bisa tinggal diam
"Dokter mana yang berani memisahkan anak sama ibunya?" Cercah Bryan pada Risaa
Risaa mengalihkan pandangannya pada Bryan, "Saya. Saya dokter yang berani kaya gitu. Kalo ibunya bisa jaga anaknya saya bolehin tapi nyatanya? Dia gak bisa"
"Kamu! Kamu siapa bisa nentuin dia ibu yang baik atau engga?! Kamu bukan seorang ibu!" Ujar Adli sambil menunjuk nunjuk wajah Risaa
Seketika ada tangan yang menggenggam tangan Adli. Adli mengalihkan pandangannya pada lelaki itu
"Gak usah nunjuk nunjuk Risaa" ucap Andre sarkatis sambil melepas tangan Adli
Adli menatap sinis Andre lalu tersenyum meremehkan, "oh jadi gini cewe yang mama tunjuk buat jadi tunangan gue? Cewe kegatelan. Deket sama deket sini. Udah cowo ke berapa Ris?"
Risaa meneteskan air matanya. Hatinya teriris mendengar perkataan Adli. Dia berkata seakan akan Risaa adalah perempuan murahan yang dekat banyak lelaki
Andre yang emosi menarik kerah Adli lalu menggeret Adli keluar rumah sakit. Sampai di parkiran Andre melayangkan sebuah bogeman pada wajah Adli.
"LO EMANG JAHAT TAU GA?! BISA BISANYA LO BIKIN RISAA NANGIS"
Adli bangkit lalu memukul balik Andre, "KALO LO MAU SANA AMBIL GUE GAK BUTUH"
Risaa berlari dari UGD ke arah keramaian di parkiran. Ia berlari sambil menangis.
Di genggamnya tangan Andre yang hendak memukul Adli lagi, "Udah lah dre. Gapapa"
Andre menatap Risaa, "GAPAPA GIMANA SIH RIS? LO DIANGGAP JALANG SAMA DIA!"
Risaa hanya diam lalu menarik tangan Andre ke ruangannya. Dia menangis. Dia menangis mendengar perkataan Adli. Dia menangis melihat sahabatnya babak belur.
Di menarik Andre agar duduk di kasur pasien. Dia menuangkan obat merah pada kapas lalu di tempelkannya di ujung bibir Andre. Jika seperti ini teringat saat 7 tahun yang lalu. De javu
KAMU SEDANG MEMBACA
You're My Dream Come True
Teen FictionIni tulisan anak baru lahir :"v baca ae dah. Kalo suka vote kalo ga suka ya udah diem ae :"v