Happy reading :)
"Baik. Mohon tunggu sebentar."
Pelayan itu pergi setelah menulis pesanan, meninggalkan dua orang yang mulai sibuk dengan urusan masing-masing.
Yoongi dan Rae Kyo. Mereka berdua duduk berhadapan tanpa ada yang berniat membuka pembicaraan. Mereka terlalu asyik dengan dunianya sendiri. Yoongi dengan ponselnya, sedangkan Rae Kyo lebih tertarik memandangi beberapa mobil yang berlalu lalang di jalan raya dari balik kaca cafe.
Rae Kyo menopang dagunya sambil sesekali menghembuskan napas kasar. Bosan, pikirnya. Apa Rae Kyo tidak menolak ajakan Yoongi tadi? Jawabannya, sudah. Berkali-kali.
"Kau kenapa?" Tanya Yoongi, tanpa mengalihkan pandangannya dari ponsel yang dipegangnya.
"Aku ingin pulang," jawab Rae Kyo.
"Nanti, setelah kita makan. Aku sendiri yang akan mengantarmu pulang," tegas Yoongi.
Rae Kyo hanya bisa memutar bola matanya jengah. Dia tidak mengatakan apa-apa lagi setelah itu.
Sebenarnya Rae Kyo merasa aneh dengan sikap Yoongi yang seperti ini. Yoongi yang sadis dan bermulut tajam, berubah menjadi seorang pemaksa dan sangat menyebalkan. Rae Kyo lebih suka dianggap tidak ada oleh Yoongi, seperti sebelumnya.
Ponsel Rae Kyo--yang diletakkan di atas meja--bergetar, membuyarkan lamunannya. Namun, belum sampai diambil oleh Rae Kyo, ponsel itu direbut Yoongi.
"Sunbae, itu ponselku. Kembalikan!"
Yoongi tidak menggubris ucapan Rae Kyo. Dia malah mematikan panggilan sekaligus ponsel Rae Kyo, lalu memasukkan benda itu ke dalam saku celananya. "Dasar pengganggu," gumam Yoongi.
"YA! Siapa yang meneleponku tadi? Kembalikan ponselku," Rae Kyo berdiri, wajahnya mendidih karena amarah.
"Duduk," tukas Yoongi. Rae Kyo masih tetap di posisinya. "Aku bilang duduk! Kau tidak malu? Orang-orang sedang melihat ke arah kita," lanjutnya.
"Aish, jinjja," keluh Rae Kyo yang akhirnya duduk. Bukti kekesalannya masih tampak pada kedua matanya yang memerah.
Tak beberapa lama, pesanan mereka datang. "Selamat makan," ucap Yoongi setelah pelayan meninggalkan mereka berdua.
Meskipun hidangan yang tersaji di depan meja sangat menggiurkan, namun Rae Kyo tak berniat menyentuhnya. Dia berencana menunggu Yoongi selesai makan tanpa ikut makan bersamanya. Sudah cukup buruk Yoongi menahannya pulang, kini ditambah ponselnya dirampas juga. Ingin rasanya Rae Kyo mendaratkan piring ke kepala Yoongi.
"Kenapa? Kau tidak suka makanannya?" Tanya Yoongi.
"Aku tidak suka kau, Sunbae," gumam Rae Kyo pelan. "Bisakah kau menghabiskan makananmu dengan cepat? Aku mau pulang sekarang," lanjutnya. Nada bicaranya yang dingin sangat menusuk, bahkan bagi telinganya sendiri.
Yoongi meletakkan sendoknya di samping piringnya. Melakukan hal yang sama seperti Rae Kyo, Yoongi melipat kedua tangannya di depan dada. Matanya terpaku pada Rae Kyo, membuat gadis itu merasakan hawa panas yang asing mengalir di pipinya. Rae Kyo menghindari tatapan Yoongi.
"Aku memintamu--dengan sopan, kurasa--untuk menemaniku hari ini... hanya hari ini," nada bicara Yoongi berhasil menarik perhatian Rae Kyo. Yoongi melanjutkan, "Aku mengajakmu untuk menemaniku makan, bukan untuk membobol bank. Kenapa itu sulit bagimu?"
Kedua alis Rae Kyo bertaut. Tidak ada satu pun ucapan Yoongi yang masuk ke dalam pemahamannya.
Sopan? Batin Rae Kyo. Jadi menarik secara paksa itu sopan?
KAMU SEDANG MEMBACA
Don't Leave Me! (나를 떠나지마!)
FanficRasa senang Sung Rae Kyo bisa kembali ke kampung halaman begitu mendominasi hatinya. Di sanalah dia bertemu dengan 'Ketidak beruntungannya', Min Yoongi. Yah, siapa sangka, Yoongi akan menjadi 'Ketidak beruntungan' yang sulit Rae Kyo lepaskan begitu...