nagisa's pov
hening.
"h-huh?" huh? *blank* benar-benar tak terlintas apapun di fikiranku. blank.
"hee~ nagisa~ di sini gue berjuang dengan hati deg-degan ngungkapin perasaan dengan seluruh jiwa raga, dan respon lu cuma 'huh?' gue sakit tau~ -3-", ungkap karma dengan nada iseng-santai-bercanda-ntahlah.
"bukan begitu! aku cuma- hanya- ini-----------------!!" -bercandanya jangan keterlaluan!!!, atau, ngebullinya stop tolong?!, bisa juga, karma kalau ngisengin ampe bawa-bawa perasaan ya? hehehe;;
aku ingin mengatakan semua itu, tapi ekspresinya barusan saat mengatakannya benar-benar sangat serius... karma mungkin santai, tapi bahkan saat dia berkata santai, perkataannya mengandung kebenaran. walau saat dia kesal perkataannya berubah menjadi sinis, meremehkan, menusuk, dan kejailannya sampai taraf sangat menyebalkan ==;
aku berfikir keras, bingung, mencoba memproses, ntahlah, terdiam beberapa saat untuk mencerna sampai,
"k-karma kamu serius???" ntah mengapa aku gugup, mukaku mulai memerah, keringat bercucuran, maksudku- ini pertama kalinya seseorang menyatakan perasaannya padaku.dan dia teman terbaikku sendiri.dan dia laki-laki. wajar aku salting kan? siapapun akan bereaksi sepertiku kan? bukan karna aku apa atau apaa... tunggu- bagaimana reaksi yang benar kalau dalam keadaan seperti ini? pernahkah koro-sensei mengajari cara yang tepat mengatasi keadaan seperti ini?;;
"a-aku laki-laki loh-"
*flash* (bunyi camera hp (?) :v)
"ahahahahahahaha", aku tertegun. karma tiba-tiba pecah dalam tawa. dia barusan mengambil fotoku. "lu haruss ngeliat wajah lu tadi nagisa~! seruis pft, saltingbannget! mahaha"
aku. kesal. "KARMA KAMU BERCANDA LAGI???? AKU BUKAN MAINAAAN! SAMPE KAPAN KAMU PUAS KAYAK GINI? SERIUS???? KETIKANNYA JUGA JAN SAMPE TIPO GITU JUGA KALI!"
"pfft, ya ampun ampun. ehem!- gue serius nagisa~ dan gue jelas udah sadar kalau lu laki-laki. walau mungkin jangan-jangan ada kemungkinan elu itu wanita??? yah~ yang jelas gue serius suka elu ko! :D"
aku baru saja ingin menyangkal lagi saat karma bilang kalau aku wanita, tapi aku malah kembali bingung saat mendengar kalau dia serius. kembali ke persoalan awal, aku harus apa?-_-;
"pft-" karma menahan tawanya, dia sedang memperhatikan fotoku yang baru saja dia ambil. aku mengepalkan tanganku, orang ini benar-benar-----
"hmm~ sebenernya lucu juga sih kalau nakamura tau foto ini.........................." karma diam, serius tenggelam dalam pikirannya sambil memperhatikan foto itu seolah sedang menelitinya =_=
"yak! karna nagisa dalam foto ini entah mengapa imut, poto ini jadi milik gue seorang aja~! berterima kasihlah sama gue nagisa~ ^^ atau lu mau foto ini nyebar online aja?"
"jangan!"
"okeh~ lagian, kenapa sampe sebingung itu sih? gue emang nyatain perasaan gue, tapi bukan berarti gue mau tau jawabannya. hmm, mungkin tau jawabannya lebih baik juga tapi tujuan awal gue emang cuman mau nyatain. ga pernah ada maksud buat lebih~"senyumnya santai. "dan kenapa nagisa marah banget~? sampe marahin authornya yang tipo.... hee~ jangan bilang sesaat lu sempat ngerasa kecewa karna ngira gue bercanda~?" karma menyeringai iblis.
aku tertegun atau, tersadar?
"kita udah beda arah nagisa~ jangan dipikirin dan bersikap biasa aja udah. gue duluan ya hati-hati. jaa ne~"
karma pergi. aku masih mematung. karena aku tersadar bahwa perasaan kesal yang kurasakan tadi memang perasaan kecewa. dan karna hal ini pula aku tersadar, perasaan yang kurasakan saat karma bilang kalau dia serius adalah perasaan lega...
aku tersenyum, lalu aku bingung dengan kenapa aku tersenyum. tapi aku serius bingung.
aku melanjutkan perjalanan mencoba melupakan semuanya seperti yang karma bilang. tiba-tiba merasa lelah, serasa ini perjalanan pulang sekolah terpanjang yang pernah kurasakan. aneh, jarak masih sama, tapi emosiku benar benar seperti roller coaster hanya dalam satu perjalanan pulang ini. dan hal ini ga bagus. aku harus bisa menetralkan emosiku.
KAMU SEDANG MEMBACA
assassination classroom fanfic [KaruNagi]
Fanficdengan segala kesibukan anak sekolah kelas tiga, ditambah dengan misi untuk membunuh sang guru. semakin sempitnya waktu dan semakin banyaknya yang harus dilakukan. apa sekarang adalah saat yang tepat untuk memikirkan hal semacam perasaan? penting? m...