1.5 UNTITLED

25 6 6
                                    

BETEEE!!!

Kata yang mulai sering terlintas di benak Anya, paling ngga selama seminggu ini. Gimana ngga bete, sekarang adalah musim hujan. Ditambah lagi Ia selalu bertemu dengan mantan sahabatnya yang sok akrab dengannya. Pasti sangat membuat moodnya tidak baik.

ANYA P.O.V

PLAKKK, TISHHH!

"Loh Ris? Napa kotak perhiasan gue lo pecahin?" Tanya gue dengan sangat marah.

"Duh, gue minta maaf Nya. Gua gak sengaja pecahin kotak lo." Jelas Risa, adek nyebelin gue.

"Lo emang ya dari dulu gak pernah bisa jaga barang gue! Gue selalu minjemin apa yang lo mau, tapi seringkali lo rusakin tuh barang gue. Nyebelin." Ucap Anya.

"Duh gimana yaa Nya gue minta maaf." Kata Risa sambil menyatukan tangan pertanda permohonan maafnya terhadap kakaknya.

"Non Anya sama non Risa jangan berantem mulu yaa, kalian sarapan dulu." Sahut Mbak Ria.

"Males." Jawab gue dan Risa serentak.

"Loh, kok lo ngikut gue sih gak sarapan? Plagiat gue mulu. Geli gue ama lo." Ledek gue.

"Lah hellaww, gue juga gak ngikut lo kali, yang ada lo kan yang ngikut gue!" Jawab Risa.

"Sewot lo. Mendingan gue jalan duluan dah. Lo terserah naik apa yang jelas, mobil gue yang handle. Rasain lo." Kata gue

Sementara Risa hanya menatap gue dengan tatapan tunggu aja lo Nya.

Belum lama gue buka pintu, ada seseorang cowok yang kelihatannya sedang menjemput seseorang dari rumah gue. "Siapa yah dia. Hm" Batin gue.

Seseorang dalam mobil seketika menurunkan jendela mobilnya dan menyahut gue. "Nya, bareng yuk!" sahutnya. "Geli, geli, geli. Itu Glenn. Ngapain dia ngejemput gue. Gak mau ah." Batin gue.

Gue pun segera menuju ke parkiran mobil dan mengabaikan Glenn. "Lama-lama gue perhatiin ini mobil keknya bannya bocor deh. Ahelah sumpek bangettt." Ucap gue.

"Rasain lo Nya. Bocor kan bannya. Sekali-kali lahh." Ledek Risa yang ternyata ngekor gue sejak gue buka pintu.

"Ris, lo mau nebeng gue gak?" Tanya Glenn dari mobilnya.

"Mau dong. Thanks yaah."

"BTW lo serius gak mau nebeng Glenn? Terpaksa dong lo naik angkot dan lo harus hujan-hujanan:p" Ledeknya lagi.

"Huh kesel, kesel, kesel. Kenapa juga harus hujaaan ya Tuhan." Batin gue.

"Yaudah ah gue ikut. Puas lo semua? Ini cuma karena hujan aja yah gue nebeng. Kalau kagak juga gue udah naik ojek." Kata gue.

Sekilas Glenn sama Risa menunjukkan ekspresi senyum norak ala mereka.

❁ ❁❁❁❁❁ ❁❁❁ ❁❁❁ ❁❁❁❁❁ ❁❁❁❁❁❁❁❁❁

GLENN P.O.V

Tringgg!!

Bel pulang sekolah telah berbunyi. "See you tommorrow guys, be careful." sahut Mr. Gerel, guru mata pelajaran terakhir kami.

"Thank you Mr. Gerel!" Jawab kami dengan serentak.

"Eh Nya, pulang bareng gue lagi ya, ada yang mau gue sampein nih ke lo. Penting" Bisik gue.

"Cieee, ada yang bisik-bisikan nihh.. Sweet banget" Ledek Cici.

"Tentang paan? Keknya gapenting deh. Au ah gue telpon Pak Deri aja" Jawab Anya dengan bete dan mengabaikan Cici sambil berdiri meninggalkan kita bertiga.

"Nya, please kasih gue kesempatan." Ucap gue sambil megang pergelangan tangan Anya. Pasti di dalam hatinya dia udah ngoceh "NAJIS." ke gue. Huff.

"Sampah lo" Jawab Anya sambil melepas tangan gue dengan kasar.

"Anya, please."

"Oke deh, berhubung gue baik, oke deh, oke. Puas?" Kata Anya dengan membantingkan mata malas.

Anya pun segera jalan duluan, sementara gue masih mengacungkan jempol ke Cici dan Sam. Bahagia banget gue bisa pulang ama sahabat gue. Ihhhhiy

---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

TINGGALKAN JEJAK KALIAN YA GUYS:) DON'T FORGET TO VOTE & COMMENT

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 04, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

RAINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang