14. Membantai Pasukan Orc

287 41 1
                                    

“kau terlalu sering berada di tempat yang sepi dan ini menjadi aneh untukmu.” ucap Kai terkekeh sambil mengumpulkan ranting kayu untuk membuat api unggun.

“tidak... burung-burung itu mengatakan kalau mereka melihat Orc kemari” ucap Prim menunjuk beberapa burung yang bertengger di antara pepohonan.

Kai menjatuhkan ranting dan melihat ke arah Shirena menghilang untuk berpatroli dengan wajah frustasi.

Saat hendak melangkahkan kakinya.

Shirena terlihat keluar dari pepohonan dan berjalan dengan tergesa-gesa.

“Ada Orc. Kita harus menghindar sepertinya mereka hendak memeriksa daerah ini.” ucap Shirena kembali.

Kai segera berjalan mendekati Prim. Kai sempat menaruh kembali barang-barang bawaan mereka ke atas punggung kudanya.

“Iridesa menanyakannya padamu itu hal yang bodoh.” ucap Prim berbicara kepada seekor burung tak peduli dengan Kai dan Shirena yang sibuk  mengumpulkan barangnya.

“apa yang kau lakukan, kita harus segera berkemas.” ucap Shirena menatap Prim yang berbicara kepada seekor burung.

“tak ada yang dapat berbicara dengan hewan.. tidak ada sihir yang cukup kuat melakukannya kecuali lingkaran hitam.” ucap Shirena heran.

“aku rasa bukan waktunya untuk berdebat tentang hal tersebut.” ucap Kai mengikat perlengkapan mereka kemudian mengangkat Prim naik ke atas kuda.

Setelah memastikan semua barang telah disiapkan dengan baik. Kai mulai menuntun kuda menuju reruntuhan di pinggir sungai yang tertutupi dedaunan kering.

“apa itu lingkaran hitam?” tanya Prim kepada Shirena dengan tatapan penuh rasa ingin tahu.

“kau tidak tahu tapi kau melakukannya.” ucap Shirena sambil melihat-lihat kesana dan kemari.

“Iridesa menanyakan hal yang sama.. dan burung itu juga menanyakan hal yang sama katakan padaku. Apa itu lingkaran hitam?” tanya Prim dan Kai yang tengah membuat kuda-kuda itu dengan teratur masuk ke dalam reruntuhan untuk menutupi jejak, sempat menatap mereka berdua sejenak.

“ini bukan waktu yang tepat untuk membicarakan hal itu” ucap Kai mengiring kedua kuda perinya.

Shirena menatap Prim penuh tanya dan ia hanya menggumam sesuatu sesaat menahan semua perasaannya dalam bungkam saat sampai di dalam reruntuhan yang melindungi mereka.

Suara langkah kaki kasar yang cukup ramai terdengar dekat dengan tempat mereka berlindung.

Prim menutup telinganya berharap tak lagi mendengar suara langkah kaki itu.

Shirena tampak dengan berani menghunuskan pedangnya menunggu serangan yang mungkin akan datang.

Kai muncul di sebelah Prim setelah berhasil menuntun kuda masuk kedalam reruntuhan.

Kai menekukkan kakinya dan mengambil panah siap untuk menembak.

Tapi Seekor burung terbang dan mendarat di hadapan Prim.

Shirena melihat burung yang mendarat tepat dihadapan mereka bertiga. Tapi Shirena lebih memilih dalam diam tetap fokus terhadap adanya serangan tiba-tiba.

Suara langkah kaki yang kasar semakin menjauh dan tak terdengar lagi.

“mereka hanya pasukan yang kecil.. mereka hanya pasukan mata-mata untuk memeriksa hal sekitar.” jelas Kai.

“kita harus menghabisi mereka. Jikalau tidak mereka akan sampai di Kerajaan Putih dan membawa berita baik pada kegelapan.” jelas Kai dan Shirena pun mengangguk setuju kepada Kai.

Missing to Another WorldTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang