15. Kerajaan Lucan

261 39 0
                                    

Shirena menggiring kuda keluar dari reruntuhan dan mencoba berjalan kearah Prim.

“Kita sudah dekat dengan gerbang Lucan” ucap Shirena mengulurkan tangannya pada Prim.

“Aku rasa aku sudah semakin baik.” ucap Prim mencoba bangun dari duduknya dengan  susah payah menghiraukan uluran tangan Shirena.

“Ini akan lebih baik bukan untuk membuatnya terbias.a” ucap Prim berjalan kearah kuda yang tengah dipegangi oleh Kai dengan tergopoh-gopoh mencoba mendekati kuda dengan menyeret-nyeret kakinya sedikit demi sedikit.

Shirena menghela nafas dan berjalan menjaga langkah Prim dari belakang.

“kita akan beristirahat tengah malam saja.” ucap Kai melihat Prim yang berjalan susah payah kearahnya dan iapun menggiring kuda-kuda untuk melangkah mendekati Prim yang masih sedikit jauh darinya.

Saat sudah dekat dengan kuda. Prim menghela nafas dan menyandarkan tangannya dipunggung kuda sambil mengangkat sebelah kakinya yang kesemutan dan memijit-mijitnya.

“Ini akan sangat buruk jikalau tak ada kalian berdua.” ucap Prim melihat Shirena dan Kai.

Shirenapun mengangguk sambil tersenyum tipis.

***

Prim memeluk Shirena saat Shirena memacu kudanya dengan cepat saat mereka berangkat di pagi buta.

Bahkan Prim tak bisa tidur nyenyak karena kakinya yang tak terasa nyaman.

Kai berjalan seiringan dengan kuda Shirena ia bahkan tak pergi untuk memeriksa jalur mereka saat itu.

Mereka melewati celah-celah gelap diantara pegunungan yang sangat tinggi dan menghalangai cahaya untuk masuk. Mata Prim melihat kesana kemari diantara kegelapan itu. Ia dapat melihat beberapa orang yang tengah berdiri dengan tegap namun saat dekat, ia hanya melihat patung yang seukuran manusia biasa diletakkan beriringan dan berpasangan seperti menyambut kedatangan mereka.

Setelah melewati patung-pating itu, terdapat sebuah gua gelap yang besar layaknya terowongan.

Kai membelokkan arahnya dan masuk kedalam gua itu diikuti oleh Shirena dibelakangnya. Tak lama cahaya mulai terlihat dan suara gemuruh air terdengar ditelinga.

Mata Prim menatap lekat-lekat istana megah yang dibangun pada tebing curam diatas sungai yang mengalir deras.

Warna istana itu hampir orange karena sinar matahari tenggelam yang hampir senja di matanya melihat jembatan batu yang kokoh dibuat diatas tebing untuk mencapai istana itu.

Suara gemuruh air terjun dan pelangi dari kabut air terjun terlihat indah dimata Prim yang kelelahan tidak beristirahat seharian sekarang terasa segar seperti tanpa beban.

Seorang pria dengan mahkota yang mirip dengan mahkota yang dikenakan oleh Ratu Ashily namun sedikit lebih besar berdiri diujung jembatan batu yang indah itu diiringi beberapa peri yang cantik-cantik dan tampan-tampan.

Pria itu mengulurkan tangannya dan tersenyum melihat kedatangan mereka bertiga.

“Yang Mulia pangeran Kai.” ucap pria itu menyambut Kai dan segera Kai turun dan memeluk pria itu.

Shirena membantu Prim turun dan segera pengiring Raja Lucanpun berdatangan membantu Prim turun dan memapahnya berdiri.

Raja Lucan melihat kedua gadis itu dengan seksama kemudian berjalan berlahan kearah keduanya.

“para pejuang wanita.. aku melihat pedang yang terhunus kejam siap menantang Orc.” ucap Raja Lucan tersenyum melihat keduanya.

Shirena menunduk kepada Raja Lucan dan Raja Lucan melakukan hal yang sama.

Raja Lucan mengulurkan tangannya kepada Prim dan Primpun aneh melihat sikap Raja Lucan yang menjabat tangan Prim.

“senang bertemu denganmu..” ucap Raja Lucan.

“Prim” sambung Shirena, dan Primpun menjabat tangan Raja Lucan sambil tersenyum.

“aku tau kalian akan istirahat malam ini disini.. pelayanku akan mengurus kuda-kudamu. Dan kalian bertiga akan istirahat dengan nyaman.” ucap Raja Lucan berjalan masuk kedalam istana megahnya yang sangat elegan.

Prim dipapah oleh dua peri wanita menuju sebuah kamar indah yang terlihat warna lembut disetiap sisinya. Kedua peri wanita itu sangat cantik tak secantik Ratu Ashily namun ia dapat mengerti betapa kaum peri dipuja-puja oleh manusia karena kelebihannya itu walau tak secantik Ratu Ashily yang sangat cantik seperti bidadari surga yang sangat inginkan setiap orang.

Prim dibaringkan ditempat tidur kemudian para peri menarik rok Prim sebatas lutut dan memijit kaki Prim yang kesemutan tanpa diberi tahu. Prim terkejut dan menarik kakinya namun peri itu menenangkan Prim dengan kata-katanya yang sangat lembut.

Salah satu peri yang membawa pakaian untuk Prim menaruh lipatan kain diatas meja kemudian mendekati Prim dan memegangi dahi Prim. Prim menepis tangan peri itu karena ia terkejut kemudian Prim tersenyum.

“tidak apa-apa aku hanya ingin membuat Anda santai.” ucap peri itu dengan lembutnya.

Prim membaringkan tubuhnya santai dan dipijit kembali oleh peri tadi.

Peri yang satu lagi memegang dahinya kemudian membaca sesuatu sangat berlahan dan membuat mata Prim terasa berat.

Samar-samar ia mendengar gumaman peri yang tengah memantrainya hingga tertidur dengan lelapnya.

***

“aku kira Tursin hanya bercanda ketika mengatakan lingkaran hitam dimata gadis itu. Ternyata itu memang benar. Matanya sangat hitam tapi tak ada satupun yang mengetahui lingkaran hitam dan membuat berbagai spekulasi tidak jelas bahwa lingkaran hitam berupa hal yang buruk.” Ucap Raja Lucan sambil berjalan dilorong bersama Kai dan Shirena sambil menikmati pemandangan sungai dilorong ditebing gunung yang curam dan juga sangat indah.

“aku tidak yakin tapi ia berbicara dengan hewan.. dan aku melihat ia dengan mata periku ia diawasi oleh hewan-hewan dari hutan hitam.. namun aku tidak yakin ia teman kegelapan karena ia baik-baik saja saat Shirena membacakan mantra sihir dan tidak berpengaruh buruk padanya.” jelas Kai dan Raja Lucan pun menatap balik padanya dengan anggukan pelan.

“aku melihat ia menghunuskan pedangnya kepada Orc. Aku tidak yakin dengan tubuhnya yang tidak meyakinkanku..” ucap Raja Lucan mencengkram pagar lorong.

“aku melihatnya membunuh Orc dengan sebilah pisau kecil.. dan ia sepertinya lihai menggunakannya dan aku sengaja tidak memberikannya pedang karena takut ia berada dalam lingkaran hitam yang akan menjelaskan bahwa ia teman kegelapan.” Ucap Kai menunduk dan mengambil daun berjari lima yang berguguran.

“karena itulah kau tidak memberitahunya bahwa ia lingkaran hitam” ucap Shirena---

***

To be continue...

"--Lingkaran hitam di mata Prim--" yang di ucapkan Raja Lucan bukan lingkaran hitam karena nggak tidur ya.. tapi boleh juga sih, bisa saja ada lingkaran hitam karena nggak bisa tidur selama perjalanan.. 😯kacian Primnya gk tidor 😢

😆😆😃😃😂😁

Jangan lupa Voment.. 😄






















Let's go to the next chapt.. Chaw 😉

Missing to Another WorldTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang