29. Kembali Pulang

239 33 3
                                    

Prim berbalik melihat dekat perapian dimana seharusnya ia meletakkan tas ranselnya.

“Aku tak ingat.” ucap Prim berjalan mendekati perapian.

“Batu itu hilang?” ucap Prim berjalan keluar dari pintu dengan cepat.

Prim terhenti saat melihat seorang pelayan berjalan melewati lorong itu. Prim berbalik dan Kai sudah berdiri tegak dihadapannya saat ini.

“Raja Edmund sudah mengizinkan orang-orang datang kelantai ini? Bukankah keberadaan ku harus dirahasiakan dari orang-orang?” tanya Prim Yaang terkejut melihat para pelayan berlalu lalang di depan kamarnya.

Kai melihat kebingungan Prim, ia menarik Prim kehadapannya dan menatapnya dengan tajam.

“Sejauh mana yang kau ingat?” tanya Kai dan Prim yang menatapnya segera menunduk dan melihat jari-jemarinya yang sudah sehat seperti semula.

“Hutan Moorim mirip sekali dengan Kerajaan Putih.” ucap Prim mendesah heran dan tersenyum menatap Kai.

Jawaban itu tampak berbeda dengan pertanyaan yang Kai tanyakan. Kai memejamkan matanya frustasi mendengar Prim yang tampak sedikit berbeda dari sebelumnya.

“Ada apa denganmu? Apa ini terjadi saat aku tak berada disini?” tanya Kai melihat Prim.

“Apa maksudmu? Aku ingat Tursin datang menjemputku dan... dan bagaimana keadaan Shirena?” tanya Prim maju selangkah mendekati Kai.

Kai mundur dan melihat Edward datang dari balik punggung Prim.

“Ada apa disini?” tanya Edward kebingungan melihat Kai yang baru kembali dengan kerutan pada dahinya melihat Kai dan Prim yang tengah berhadapan.

“Edward.. Kau juga ikut kemari?” tanya Prim tersenyum bahagia melihat Edward yang ia kira datang ke hutan Moorim bersamanya.

“Kau sudah sehat? Apa yang terjadi?” tanya Edward yang terheran melihat ekspresi Prim.

“Kita harus  membawanya kesuatu tempat.” ucap Kai menarik Prim berjalan mengikuti lorong.

“Hei apa yang kau lakukan.. kau akan menolong warga desa Kai? Dimana Shirena?” ucap Prim mencari-cari keberadaan Shirena dan mencoba melihat kebelakang dimana Edward mengikutinya.

“Edward kau ikut bersama kami ke hutan Moorim?” tanya Prim kembali pada Edward.

Edward memandang Prim dengan aneh dan melihat Kai yang masih berjalan menuntun Prim ke suatu tempat.

“Hei.. Bukankah kita seharusnya masih bersembunyi dibalik batu itu. Aku mendengar suara langkah orc mendekati sungai tadi.” ucap Prim memandangi tangannya yang digenggam erat oleh Kai.

"Ini sakit Kai.” ucap Prim mengernyitkan dahinya sambil terus mengikuti dengan cepat.

Edward melangkah ketengah Kai dan Prim, ia melepaskan genggaman tangan Kai dan menatap Kai dengan tajam.

“Kau menyakitinya Kai.” ucap Edward menggenggam tangan Prim dengan lembut.

“Ada apa disini sebenarnya?” sambung Edward dengan wajah gelisah menatap Prim yang terlihat kebingungan.

“Apa yang kita lakukan bertiga di sini? Bukankah kita harus berangkat menuju hutan Moorim menemui Ratu Elphrim?” ucap Prim menatap Kai dengan heran.

“Prim mulai kehilangan kenangannya satu persatu. Ia tidak ingat pertarungannya, perjalanannya dan semua kenangannya didunia ini akan berkurang. Kita harus menanyakannya pada Ratu Ashily. Ia kehilangan Batu Boiernnya dan kita harus membawanya pada Ratu Ashily sekarang juga.” ucap Kai menegaskan sambil menatap Edward dengan serius.

“Ia berada di taman belakang istana.” ucap Edward terheran memandangi Prim.

“Kau tampan sekali.” ucap Prim memandangi Edward, ia menghela nafas dan tersenyum pada Edward.

Kai menarik tangan Prim dengan kuat dan membawanya melewati lorong dan tangga-tangga. Prim terus menanyakan banyak hal dan semua pertanyaannya mengenai hal yang sebelumnya ia lakukan.

“Apa Putri Duyung bisa berjalan di darat?” tanya Prim kepada Kai saat sampai disebuah pintu kayu yang sudah tua.

“Ratu Ashily berada disana.” ucap Edward memberi intruksi pada Kai untuk membuka pintu.

Prim memandangi Edward dengan heran dan tersenyum simpul dengan mata berkaca-kaca.

“Siapa pria tampan ini Kai?” tanya Prim masih memandangi Edward dengan kagum.

“Prim.” ucap Kai setelah membuka pintu menunjukkan taman yang sangat indah.

Prim terdiam memandang taman yang disinari cahaya lembut matahari melewati dedaunan yang berwarna kuning berguguran di tanah. Pepohonan yang tidak terlalu lebat berada di setiap sudut dan sebuah jalan setapak dipenuhi dedaunan yang berguguran dengan suara gemerisik air mancur yang cukup jauh dari tempat mereka berdiri.

“Kau menghancurkan handphoneku, Pria bertelinga runcing.” ucap Prim setengah berteriak sarkas sambil melongo masuk ke dalam taman yang indah itu, Edward memandang Kai yang masih tetap memfokuskan matanya pada Prim.

“Kau... kau..” ucap Prim melihat dengan jelas memorinya terhapus dikepalanya.

Ia terduduk memegang kepalanya menatap dedaunan berguguran di jalan setapak tempat ia terduduk dengan kosong, Kai dan Edward hendak membantu Prim namun mereka terhenti saat mendengar langkah seseorang mendekat.

“Ia dalam perjalanan kembali.” ucap Ratu Elphrim berjalan dari arah samping mendekati mereka bertiga diikuti oleh Ratu Ashily.

“Ia sudah memenuhi tugasnya.” ucap Ratu Ashily membelai pipi putra kesayangannya itu dengan lembut.

Ratu Elphrim berjalan beberapa langkah mendekati Prim dan memegang punggung Prim.

“Kepalaku sangat sakit.” ucap Prim masih terduduk dan memegangi kepalanya.

“Prim bangunlah.” ucap Ratu Elphrim membisikkan telinganya dengan sesuatu yang tak di mengerti Prim namun Prim hanya diam tak tahu apa yang harus ia lakukan. Ia sibuk dengan pikirannya saat ia berada di desa Murrin.

“Will.” ucap Prim bangun dari duduknya bersamaan dengan Ratu Elphrim dan memandangi air mancur yang berada di tengah taman membayangkan saat ia melihat jurang.

Prim tiba-tiba saja berlari melepaskan tangan  Ratu Elphrim yang menggenggam bahunya.

“Will dimana kau?” ucap Prim----

***

To be continue...

Ada apa dengan Prim ya????😯

Hayo dia kenapa??

Ada yang ingat siapa Will itu?

Ayo di ingat2 siapa? Hayo!!!



Pendek ya chapter kali ini.. nggak apa2 kan? Kan mau tamat 😃


Let's go to the next chapt.. Chaw 😬
Yeayyy😄😄😄










See you tomorrow..

Let's go to the next chapt.. Chaw 😆

Missing to Another WorldTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang