Bagian 4 : For love

10.1K 1K 27
                                    

Jiao terus menatap Lu Bai tanpa berkedip. Dia tak salah lihat bukan? Lu Bai? Kekasih dimasa depannya? Ya Tuhan, mimpi apa dia semalam? Ya anggap saja kekasih, hmm teman tapi mesralah atau sejenisnya.

"Lu Bai, perkenalkan dia adikku putri Yuan Jiao," Lei Shun memperkenalkan Jiao,

"Salam kenal Yang Mulia, nama hamba Lu Bai," ujar Lu Bai tersenyum kecil,

Jiao mengangguk kaku. "Yang.... maksudku Yuan Jiao," Jiao memperkenalkan diri layaknya putri,

Lu Bai mengangguk, lucu juga melihat adik dari temannya ini.

"Lalu adikku, sekarang dengan alasan apa kau keluar istana? dan mana tunanganmu?" tanya Lei Shun,

"Aku sudah meminta izin Ayahanda untuk berjalan-jalan. Dan memangnya aku harus terus bersama Bojing?" Jiao balas bertanya,

Lei Shun hanya menggelengkan kepala, adiknya yang kehilangan ingatan ternyata kurang ajar dan merepotkan tentu saja.

"Kakak Bojing," panggil Yuan Liang saat melihat siluet Bojing,

'Sial,' batin Bojing dongkol karena ketahuan,

"Ohh Bojing, kebetulan macam apa ini? Jodoh memang selalu dipertemukan," ujar Lei Shun tertawa nada bercanda,

Sedangkan Jiao merengut kesal. Ahh acara membahagiakannya hancur karena kedatangan tunangannya ahh maksudnya tunangan Yuan Jiao.

"Ahh benar. Benar. Bagaimana kabar istri dan anakmu?" tanya Lei Shun pada Lu Bai, Jiao membeku. Apa katanya? Anak? Istri?

"Istriku sekarang ini tengah dirumah orang tuanya bersama putraku, dan aku kesini untuk bertemu denganmu," jawab Lu Bai,

Jiao yang mendengar itu hanya bisa diam tanpa berkomentar, "Jiao kau baik-baik saja? Kau menangis?" tanya Shun,

Gadis itu cepat-cepat menghapus air matanya, "A-aku baik-baik saja Kakak ketiga," jawab Jiao tersenyum sedih,

"Aku akan mengajak Jiao berkeliling, permisi." Bojing menarik tangan Jiao menjauh, meninggalkan Lei Shun, Yuan Liang, dan Lu Bai.

"Apa yang kau lakukan? Lepaskan Bojing," protes Jiao menghentakan tangannya agar terlepas,

"Itu yang harusnya aku tanyakan Jiao!! Apa yang kau lakukan? Apa kau memiliki rasa pada Lu Bai?" tanya Bojing kesal,

"Ya aku menyukainya!! Kenapa? Apa itu salah?" tanya Jiao menatap Bojing penuh murka,

"Salah karena Lu Bai sudah berkeluarga dan kau tunanganku!!"

"Tapi kau tak menganggapku,"

"Ya, aku tak memganggapmu, dan aku akan membalaskan dendamku, ingat janjiku bukan Jiao?"

"Ya. Dan aku akan menerima dendammu itu, aku selalu siap," jawab Jiao yang entah kenapa sekarang dia mengeluarkan air mata,

"Kau selalu siap dan sekarang menangis?"

"Air mata ini keluar sendiri, akupun tak tahu,"

Bojing perlahan mendekati Jiao dan memeluknya, "Jika kau seperti ini bagaimana aku membalas dendam, kuatkan dirimu Jiao," bisik Bojing,

"Bisakah kau mengajakku berkeliling sebentar saja. Kita gencatan senjata dulu, setelah itu kau boleh dendam lagi padaku." ujar Jiao dengan suara lemah,

Bojing mengangguk, jika dilihat sekarang ini Jiao terlihat rapuh, dia seolah melihat dirinya saat kehilangan tunangannya Mei Rong.

.
.
.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Time Slip [END] (REUPLOAD)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang