Nggak Selamanya Cerpen itu Berjudul
Krrrrriiiing . . . Krrrrriiiing . . . Krrrrriiiing . . . Krrrrriiiing . . . !!!!!!!!!!
Suara beker lusuh yang sering kubanting tiap pagi kembali berteriak memaksaku terjaga dari indahnya tidur.Tapi kali ini tidak ada acara banting beker lagi. Ku ambil guling yang tadinya ku peluk sebagai penutup telinga dan ahhhhhhhh . . . Nikmatnya tidur.
" Ppprck!!!" Tak berapa lama ku merasakan nikmatnya tidur tiba-tiba terasa percikan air membasahi kepalaku. Tanpa membuka mata, ku berpikir itu hanya tetesan air hujan dari atap kamarku yang bocor. Tapi . . . .
" RIKIIII . . . !!!!! BANGUN KAMU !!" Terdengar suara wanita setengah baya yang aku rasa kumengenalnya.
" RIKI !!" teriak wanita itu dengan bengis sampai menembus guling yang ku pakai tadi. Dengan malas kubuka mataku yang sipit. Terlihat seorang wanita setengah baya siap menyerangku dengan segayung air di tangan. Dengan sigap ku teriakkan, " Mama!! Ampuni saya!"
" Apa kamu bilang hah ?!" Kata wanita yang ternyata ibuku itu dengan geram.
" Ampun . . . . He he he," Kataku memelas dengan gaya sok manja.
" Ini sudah jam berapa ?? Cepat mandi sana. Telat sekolah tau rasa nanti," Omel Ibuku.
Tanpa berkata-kata lagi aku beranjak dari tempat tidur menuju kamar mandi. Hih . . . rasa takutku kepada Ibu mengalahkan dinginnya mandi pagi dikala hujan ( hehehe, sok puitis ).
* * * * *
Seperti hari-hariku yang biasa, berangkat sekolah dengan skuter buntut warisan mendiang kakekku. Ditambah padatnya kendaraan di Jakarta memaksaku bangun lebih awal agar tidak terkena macet. Hah!!! Mottoku adalah " Witing tresna jalaran saka kulino" ( hlah !!! Nggak nyambung yak ). Emh . . . Tapi bener juga hlo pepatah jawa itu, aku bisa bertahan hidup di Jakarta seperti ini karena sudah terbiasa dengan keadaan di Jakarta. Jadi kalau ingat pepatah itu,,, emh, ya gitu deh. Nggak bisa dijelaskan dengan kata-kata. He he he
Trot toth tot toooooooooot !!! Suara skuterku yang menderu memasuki sebuah SMA yang terkenal di Jakarta. Eaupz betul sekali. SMA 76. Siapa sih yang tidak kenal tempatku sekolah. Sekolah favorit gitu loh !! Banyak anak-anak yang ingin masuk di sini termasuk aku, jadi aku orang yang beruntung karena sekolah memperbolehkanku menuntut ilmu di sini tanpa biaya sepeser pun. Emh, di sini aku termasuk anak yang terkenal. Seantero sekolah pasti mengenalku. Eaupz, anak-anak sering memanggilku Riki Roki. Ya . . . Mungkin sebutan itu ku sandang karena tiap hari aku selalu menyempatkan diri berkunjung ke perpustakaan. Tapi ada satu lagi, Beni. Tepatnya Sabeni, sahabat karibku yang satu itu selalu memanggilku ROJALI. Itu singkatan dari Riki Orang Jutek Aneh SekaLI. Eits, tapi tuh semua berkebalikan dengan kepribadianku. Ku orangnya baik hati, ramah, banyak teman lagi. Khususnya teman cupu pecinta buku di sekolah. He he he
" ROJALI !!" Teriak seorang anak dari seberang lapangan basket. Aku yang masih di parkiran hanya menengok dan langsung berpikir, " Ah. . . Sabeni."
" Li . . . Sini Lu. Gue mo kasi tau Lu something neh," Kata Beni setelah mendekatiku.
" Apa'an ?? "
" Agghh.. Lo ikut gue dulu yuk," Kata Beni basa-basi sambil menyeret ku.
" E e e e ... Kemana dulu. Maen seret aja. Ogah gue."
" Waah nggak asyik Lo Li. Dari pada Lo capek-capek ke kelas yang masih kosong, mending ikut gue aja dulu. . . Ke kantin Sob!!."
" Yaah elah. Jadi Lo tadi mau kasi something ma Gue cuma mau ke kantin ?? Mang Lo punya berapa duit ?! Pake ajak-ajak sgala. Tlaktir donk," Kataku sebal.