Selamat Tinggal Sayang

462 36 6
                                    

Perasaan itu banyak bentuknya. Nyata atau maya. Dan aku memilih yang kedua. -Agatha Chelsea

Biarkan aku menggenggam tanganmu, walaupun berada di akhir pengakuanmu. -Bagas Ran

Air mata bukanlah pengukur dari lemah tidaknya wanita. Air mata hanyalah sebuah pengungkapan apa yang terasa.

Seperti hujan. Jatuh bukanlah laknat, tapi banyak memberikan sejuta manfaat.

Jatuh banyak hikmah.

BRAKK!

BUGHH!

"ARRGGGHHHH"

Bagas terhenyak.

Mulutnya ternganga.

Kejadian di hadapannya mengingatkan kepada kisahnya.

"Jangan gitu kak"

"Adeknya enggak mau bangun sih" jawabnya ketus.

Terlihat senyuman menenangkan.

"Cindy perempuan kak"

"Kamu harus bisa ngajarin dia buat bangkit. Bangunin dong, pasti kakinya sakit" tuturnya lembut.

"Kenapa enggak mama aja sih yang bangunin adek? Jatuh dikit aja manja" gerutunya sebal.

"Bagas, adeknya bangunin dong sayang"

"Hhhh yaudah" tangan Bagas terulur untuk meraih tangan adiknya-Cindy.

Bagas berjongkok untuk merangkul adiknya yang sedang terduduk akibat terjatuh.

"Jangan cemberut dong! Jelek tau" goda mamanya-Irawati yang melihat anaknya yang saling membantu.

"Udah kan?" gerutu Bagas.

"Anak pintar" puji mamanya.

Bagas kecil yang sedang mengerucutkan bibirnya sebal tak peduli dengan pujian mamanya itu.

"Kalau jadi abang harus jagain adeknya sayang" mama Ira tersenyum tulus.

"Kak Adit?!!"

"Iya ma?" Adit menyembul dari pintu dapur.

"Bawa Cindy main kak"

"Oh iya. Sini dek! Kita liat kelinci ya" tangan Adit terulur untuk merangkul adiknya.

Kedua adik-kakak itu telah berlalu.

"Ikut mama yuk"

"Kemana sih?"

"Ikut aja"

Bagas mengikuti langkah mamanya yang mengarah ke halaman depan rumah. Tapi tetap saja bibir Bagas masih mengerucut sebal. Bagas kecil yang menggemaskan, pipi tembem ditambah tahi lalat yang menjadi ciri khasnya.

"Ada apa ma?" Bagas mengikuti pergerakkan mamanya untuk duduk di teras tanpa alas apapun.

"Kamu udah besar kan?" tanya mamanya sambil mengulurkan tangannya untuk mengusap pelan kepala Bagas.

"Kamu udah sekolah kelas satu, itu tandanya kamu udah besar sayang. Apalagi kamu udah jadi kakak"

Bagas kecil memperhatikan bibir mamanya yang sedang memberinya nasihat.

"Kamu harus jagain adek ya kak? Apalagi adeknya kan perempuan, harus dilindungi"

Bagas kecil menautkan alisnya heran.

Grandpa And GrandmaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang