***
"MAMA STEFFI BERANGKAT YAH" Gadis itu berlari kearah kendaraan pribadinya sambil memegang erat payung biru ditangan kanannya
BLAM
Pintu mobil tertutup sempurna, wafa -sepupunya- hanya terkekeh melihat penampilan Steffi yang berantakan.
"Jam berapa bangun?" Ia menoleh sekilas lalu memfokuskan arah pandangnya kedepan.
"Setengah jam yang lalu" jawabnya sambil memoleskan sedikit bedak dan lipbalm di wajahnya
Wafa mengangguk kecil "udah liat news mading kampus?"
Steffi mengernyit bingung "ada apaan, lo tau kan gue gak sekepo mereka"
Hujan deras yang menemani perjalanan mereka mulai agak mereda, ia menghela nafas gusar "karamelkuh, lo emang gak sekepo mereka. Tapi lo gak sekudet itu kan?"
Ia meringis pelan "iya deh, oiya wa gue kemarin ke cafe lagi. Masa ada waiter baru, ganteng lagi. Gue jadi salah fokus hihi" wafa memasang wajah garangnya
"Ups, choki karamel wafel ada tambahan toping lagi. Red velvet" Steffi menyengir lebar
"Gue tetep stay di menu sebelumnya" wafa menghentikan mobilnya di parkiran kampus
"Oke deh, gue kekelas duluan, dahh" Steffi mengecup pipi wafa sekilas dan mulai memasuki gedung fakultas
"Jam berapa sih" wafa melirik arloji dipergelangan tangannya lalu mengalihkan pandangan ke penjuru kelas, sepuluh menit lagi akan diadakan kuis, tapi Steffi malah keluar kelas dengan alasan mual. Jujur wafa khawatir, tapi melihat wajah Steffi yang memohonnya untuk tetap mengikuti makul (re: mata kuliah) membuatnya tak bisa mengelak.
Taklama kemudian seorang dosen laki-laki yang diketahuinya bernama pak rahman pun masuk kelas dan mulai membagikan kertas kuis, " Steffi lo kemana sih" dengan gusar ia mengetukkan pen berulang kali di atas kertas kuis
"Wafa ada masalah?" Pak rahman menghampirinya sambil memberi lembar jawaban kuis
"Iya pak, Steffi tadi bilangnya mau ke toilet, tapi udah setengah jam belum balik" terlihat raut cemas diwajahnya
"Baik, kamu boleh cari Steffi, dan setelah selesai kamu bisa kuis susulan bersama Steffi. Silahkan" wafa membereskan tasnya lalu beranjak keluar setelah berterimakasih kepada pak rahman
•••
Langkahnya berlenggak sesekali mengedarkan pandangannya kesegala penjuru koridor lalu beralih pada ponselnya yang kini terhubung pada Steffi.
Ia berdecak sebal lalu menuju taman belakang, tempat yang tak terpakai. Tempat ini adalah tempat menyendiri Steffi dan wafa, jika sedang bosan mereka akan bergelut dan bergosip ria disini, tempat yang strategis.
Suara pekikan tertahan didengarnya ketika langkahnya memasuki koridor belakang gedung fakultas, matanya membelalak kala melihat Steffi terhimpit badan tegap yang menyerang bibirnya lancang, terlihat airmata yang mengalir dari sudut matanya, sedangkan tangannya berusaha mendorong badan didepannya.
Diambilnya balok yang berada disitu, dengan cepat memukul bahu pemuda yang menghimpit Steffi
Cowok itu meringis membalik badan sambil memegang bahunya yang terasa nyeri, tangan kanannya tetap menahan Steffi didekapannya.
"Maksud lo apa"
"Lo yang maksudnya apa! Lepasin sepupu gue, atau gue bilangin dosen bk. Cepet"
Cowok itu berdecak sebal sambil menatap bersalah pada Steffi didekapannya, ia tak kuasa menahannya. Belum sempat berucap Steffi pinsan di bahunya,
"STEFFI!" Langkahnya terhenti saat cowok itu menggendong Steffi lalu membawa kearah koridor depan.
Wafa hanya mengumpat kesal sambil mengikutinya dari belakang.
~~~~~
Hoii iqsteff lagi
KAMU SEDANG MEMBACA
Sweetener
FanfictionCoklat, karamel, dan wafel. Mereka sama-sama manis. Duh wajahnya gemesin, rasa bibirnya gimana ya? - kamu ngaco deh Iqbaal diafakhri ramadhan. Steffi zamora husen. Uuhhh, couple goals banget deh kalian!