➖Prolog➖

46 8 17
                                    


Namaku Ryn Putri Hussein. Terlahir di plosok barat indonesia sana.
Ya, meskipun terbilang kota kecil. Namun, terdapat seribu satu kisah yang mungkin akan aku kenang seterusnya.

••••••

Hari ituu..
Hari dimana ketika aku menginjak umur 16 tahun hari senin tepatnya. Hari yang mungkin dibenci oleh sebagian pelajar karena harus panas-panasan terkena teriknya matahari saat upacara berlangsung.

Dan untuk pertama kalinya, entah apa yang membuatku terpatok pada suatu titik dimana seseorang Kaka senior berparas tampan nan gagah berdiri diatas tiang bendera yang menjadi ketua upacara itu. Mampu membuatku tak bisa berkata-kata.

Ahh, aku tak mampu mendeskripsikannya lebih dalam karena menurutku ia sangatlah sempurna.

Seketika rasa kekagumanku itu muncul dan mampu mengoyak semua rasa dalam hatiku.

Hari demi hari.
Dengan melihat semua aktivitasnya tanpa sengaja.
Tak kusangka-sangka kekaguman yang selama ini aku pendam. Lambat laun, menumbuhkan bunga-bunga nan indah didalam hatiku yang membuat setiap harinya lebih bermakna.

Keesokan harinya. Dengan memberanikan diri dan dengan harap-harap cemas, sepercik surat yang dibalut oleh lilitan bunga sakura yang sengaja sudah aku siapkan semalaman, akan aku antarakan pada sosok yang mampu mendobrak hatiku.

Dear You :)

Sejenak. Saat hari dimana, kali pertama bola mataku ini melihat sosok dirimu. Dengan rasa kekaguman yang terus-menerus mengikis berubah menjadi rasa rindu yang begitu dalam dengan sepercik bunga-bunga bermekaran dihati, yang membuatku gunda gulana tiap memikirkanmu. Jikapun kau adalah virus yang mematikan. Biarlah aku mati karena rasa itu.

-Secret fans-

Gila memang! Namun, tak perduli seberapa gilanya aku karena cinta. Tak jarang, sudah sekian lama semenjak aku duduk dibangku 2 SMP tak menulis surat semacam ini. Saat itu hanya sedekar kekaguman pada teman sekelasku itu saja tak lebih.

Sengaja aku tak tuliskan namaku dalam surat itu. Malu rasanya jikalau ia mengetahui bahwa aku yang mengirimkannya. Gengsi itu penting! Menurutku.

Dengan penuh hati-hati dan mengendap-endap pelan, agar sepatu yang aku kenakan tak menibulkan suara, kucoba berhenti sejenak, melirik kanan kiri melihat situasi yang sedang terjadi, agar nantinya surat ini mendarat dengan selamat tepat pada pemiliknya.
Hampir saja aku sampai pada dimana para loker-loker itu ditempatkan, dan seketika seseorang berteriak dari belakangku

"Hei, sedang apa kamu disini?" Ujar salah seorang Siswa senior dengan menuju kearahku

Tidakk!! Mati aku, aduh semoga saja tidak ketahuan.

"Engg.. Nggak Kak cuma mau lewat aja" ucapku terbatah-batah.

"Oh.. Hanya lewat. Macam iklan saja yaa. Ahahaa... " tawanya renyah.

Aku hanya tersenyum kecil melihatnya.

"Oh ya, kamu kelas 10 kan? Katanya harus kumpul tuh di aula"

"Kumpul? Aulanya dimana? "

"Kamu belok kiri ada ruang TU terus lurus aja nanti ada tulisannya AULA"

"kakak sendiri ngapain disini?"

Argh.. Kenapa pertanyaan bodoh itu yang terlontarkan dari mulutku, sudah jelas-jelas disini tempat lokernya. Hadeuh!

"Aku? Ini, mau balikin baju Divo yang aku pinjem " ucapnya dengan menunjukannya dan memasukannya dalam loker bertuliskan Divo Nugroho.

"Mmm.. Divo itu siapa kak?"

"Kamu gak tahu? Divo itu loh yang jadi ketua upacara senin kemaren"

Oh Tuhan. Jadi Kaka senior itu bernamakan Divo, hanya dengan mengetahui namanya saja sudah membuatku excited bagaimana kalau dia mengetahui aku sangat mencintainya? Ahh.. Kak Divo.

"Helloo.. Kenapa kok senyum-senyum sendiri" ucapnya dengan mengkibas kibaskan tangan tepat di wajahku.

Refleks, lamunanku buyar seketika.
"Eh.. Nggak kok kak gapapa" ucapku cengengesan dengan menggaruk-garuk kepala yang tidak gatal.

Selamat siang. Untuk anak-anak kelas 10 diharapkan untuk berkumpul di aula karena ada informasi penting. Terimakasih.

"Noh, kamu dengar sendiri kan, cepetan ke aula sana keburu terlambat nanti dihukum "
Ucapnya dengan meninggalkanku

"Iya, nanti aku nyusul kok"

Kutatap punggung kaka Senior itu perlahan-lahan dia mulai menghilang dari pandanganku.

Hampir saja aku lupa! Ada yang harus aku selesaikan. Ya surat itu, masih dalam genggaman tanganku, secepat mungkin ku taruh secarik surat itu pada tempat yang semestinya ia berada dan sesegera mungkin dengan seluruh kekuatan aku berlarih bergegas menuju aula.

*****

Dengan nafas terengah-tengah langsung saja aku duduk tepat disamping Yulian sahabatku dengan mengeluarkan nafas sedikit demi sedikit lewat mulutku.

"Kemana aja luh" ucapnya dengan mengitrogasi.

"ngga, tadi ada urusan bentar" ucapku berbohong, tak mau jikalau sesorang tahu bahwa baru saja aku mengrimkan surat pada kak Divo.

"Eleh, ngeles aja lu kaya bajai, gue tahu lu habis ke Wc kan? "

"Lu ya, udah salah nyolot lagi hahaaa" tawaku renyah, memang dia selalu begitu hanya menebak-nebak saja tak mau bertanya karena dia tahu kalau aku orang yang selalu merahasiakan apapun dari orang lain.

Tak ingin berdebat lebih panjang. Aku dan Yulian mendengarkan informasi dengan seksama yang diberikan oleh beberapa kaka senior kelas 12 itu.

"Okee.. Semuanya sudah kumpul kan. Nah, sekarang perkenankan Kaka-kaka senior kalian ingin memeberikan suatu informasi.......

Seketika konsentrasiku melayang, dilihatnya Kak Divo tersenyum menatap kearahku, tak ingin aku melewatkan kesempatan ini kubalas ia dengan senyuman terbaikku.

Oh.. Kak Divo walau tanpa lipbalm dibibirmu, kenapa bisa semanis itu. Ingin ku gigit saja.

******

Hi! Guys..
Baca dan tunggu selanjutnya ya. Kali aja suka gitdu 😂 jangan lupa vement guys!
Kasih semangat dung 😁
Kritik dan saran? Komentar aja. Tenang, penulis baik kok:)

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 10, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

 I REALLY LOVE YOUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang