Penggangu

5 1 0
                                    

Ada satu hal yang menarik padanya
Ya, mata itu..
Mata yang penuh mengisyaratkat kejujuran akan dirimu
Menarikku untuk mendekatimu lagi dan lagi.
 
 

                 ~ Dian ~

Dian berdiri di balik tembok sekolah menyenderkan sedikit punggung di sebuah paggar berbatu bata dengan memainkan sedikit jari mulusnya.penglihatannya masih tertuju pada satu orang gadis yang sedang duduk di tengah bangku taman sekolah.

Ia berdecak kembali dengan masih memainkan jarinya entah kenapa dirinya masih tidak bisa memalingkan pandangannya  pada gadis yang telah menuduhnya sebagai pembuat masalah, tak henti hentinya ia mengamati tingkah gadis itu yang menurutnya aneh dan begitu setimentil padanya dan  akhirnya Dian meninggalkan tempat itu dengan menyungingkan senyum kecil di bibirnya.

Setelah selesai membersihkan seluruh toilet sekolah sendirian Lies menuju kelasnya dan mengambil kotak bekalnya yang tertinggal di loker kelas dengan langkah sedikit gontai serta peluh yang sedikit membasahi seragamnya dan  juga haus yang terus menyeregap tenggorokanya membuat Lies semakin terasa sangat kehabisan energi walaupun  Dia mengakui bahwa sebenarnya ia sedikit tertolong karena bantuan dari tukang kebun sekolah yang melihatnya penuh iba padanya yang langsung membantunya membersihkan semua ruangan toilet.namun pikirannya kembali tertuju pada suatu hal yang ia dengar di balik ruangan kepala sekolah tadi.
              
Lies tanpa segaja melewati ruangan kepala sekolah dengan membawa ember berisi air pel  yang ia gunakan untuk membersihkan toilet
Tiba tiba langkahnya terhenti di balik pintu ketika ia menyadari Dian ada  di dalam, entah ada perasaan apa yang ada di dalam hatinya dengan tanpa sengaja ia mendekati pintu putih yang sedikit terbuka itu dan mulai mendengarkanpembicaraan mereka    
Kepala sekolah duduk di kursi kebesaranya dengan menatap Dian

Yang berdiri di depannya.
Ia sempat melirik nama anak muda itu di balik dada kirinya.

"Selamat datang di sekolah baru Dian, saya baru tahu bahwa kamu adalah anak dari teman sebaya saya dulu"jawabnya dengan senyuman.

"Dengar dengar kamu dan ayahmu merupakan pindahan dari  selandia baru, katanya juga kalian sudah lima tahun menetap di sana".

"Iya pak, kami pindah ke inggris ini karena ayah saya sedang ada tugas perkerjaan ".
"saya juga sudah di beritahu bahwa bapak merupakan teman baik ayah saya dan sekolah ini adalah sekolah elit yang ada di inggris dan memiliki popularitas baik jadi ayah menginginkan untuk menyekolahkan di tempat ini".

"Benar sekali Dian".
"Nah, karena kamu sudah menjadi murid baru di sini nanti wali kelasmu Bu Evelin yang akan mengantarkanmu ke kelasmu yang baru".

"Jika perlu apa apa kamu silakan berkunjung keruangan saya atau kamu bisa juga konsultasi keruang bimbingan konseling". Ungkapnya kembali dengan penuh kewibawaan ke arah Dian.

Dian berterima kasih pada kepala sekolah yang telah memberinya bantuan selama ia sekolah di sekolah barunya.
Sementara itu di balik pintu Lies masih menguping dan mengitip di balik celah pintu yang terbuka sedikit ia termangu dengan pembicaraan ringan kepala sekolah dengan pemuda itu.
Ia baru menyadari bahwa dian dan kepala sekolah mempunyai hubungan sedekat itu.

Lies sedikit mundur di balik pintu tanpa segaja kakinya menabrak ember yang sejak tadi ia letakkan tidak jauh di belakangnya hingga menimbulkan bunyi yang membuat kepala sekolah dan juga dian yang berada di dalam sedikit terkejut.

Lies mulai kelabakan karena ketahuan menguping ia langsung menyikat ember dan alat pel untuk di bawanya berlari kabur menghindari interogasi kepala sekolah.

IN THE NIGHT SKYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang