"Rere lo apaan sih?" ucap Arin.
"Heh lo juga cowo idiot!ngapain si lo?" ucap Salsa seraya mendorong bahu kanannya Nugraha.
"Dih kok lo jadi nyalahin gue?" balas Nugraha dengan cengar-cengir (maklumlah namanya juga papa-longo)
"Yah lo juga sih ngapain suka ngintip-ngintip anak cewe kalo lagi ganti baju!" sahut Nanda.
"Ehh... Yang ngintip-ngintip siapa?gausah nuduh-nuduh huh"
"Lo lah!siapa lagi?pura-pura bego!belom puas lo kemaren Kamis ngintip Nur lagi ganti baju? mana ngintipnye salah body! lo kalo mau ngintip yang bodynya kayak gitar Spanyol!ini malah yang bulet kayak buntelan kentut." sambung Regita.
"Hus!Rere kalo ngomong!nanti kalo ada Nurnya gimana?" ucap Nanda sambil menempeleng kepala Regita.
"ihh yaudeh sih!kgk usah ngelepak juga kale!lagian selaw ae sih.Orangnye udah dilapangan ini."
***
Semua anak XII-4 IPS sudah berkumpul dilapangan. Seperti biasa—Anwar menyiapkan dan mengatur barisan dengan empat syaf per baris.
"Selamat pagi anak-anak. " salam pak Ipay sang guru olahraga.
"Pagi pak. " mereka menjawab dengan serentak.
"Hari ini bapak akan mengambil nilai."
"Ngambil nilai apaan pak?" tanya Maudy.
Maudy adalah salah satu anggota dari grup cabe-cabean menurut anak kelas XII-4 IPS.Mereka terdiri dari empat orang, yaitu:Dian, Putri, Destry, dan Maudy.
Sebenarnya mereka pantas sih dibilang cabe-cabean, yah karena setiap hari dari mereka selalu membawa alat-alat make up ke sekolah dan memakainya saat sebelum istirahat, sebelum bel pulang dan sebelum berolahraga.Pada saat-saat itu juga pasti aroma minyak wangi tercium menyerbak diruangan XII-4 IPS. Mereka juga masing-masing mempunyai cermin bermodel notebook dan diletakkan didepan wajah mereka walaupun sedang jam pelajaran berjalan.Sebenarnya Regita juga mempunyai grup dikelasnya, yaitu bernama BlueBand. Anggotanya yah siapa lagi kalau bukan Arin, Nanda, Salsa, dan Regita sendiri. Tapi grup Regita dan grup Maudy sangat bertolak belakang.
"Kalian lari keluar sekolah seperti biasa.satu sampai lima anak perempuan yang sampai duluan ke sekolah akan diberi nilai plus dan juga anak laki-laki tapi,hanya tiga anak yang sampai ke sekolah terlebih dahulu yang akan diberikan nilai plus. " jelas pak Ipay.
"Dih bapak apaan sih.Ga adil dih si bapak.Masa anak cewe ampe lima orang,tapi yang cowo cuma tiga orang."
ucap Husen dengan bibir yang dimajukan,ralat!bukan dimajukan,memang dari sananya bibir Husen sedikit maju kedepan.Kalo kata si Arin sih,Husen itu mirip sekali dengan Osash—karena bibirnya yang besar dan hitam."Kalian gimana sih.Perempuan kan lebih lemah dibandingkan laki-laki."
"Heh bapak kalo ngomong.Ga semuanya ya perempuan itu lemah!" sahut Regita.
"Up to you."
Regita memutar malas bola mata dan berdecak kesal.
"Yaudah lari sekarang!" teriak pak Ipay dan meniup alatnya,periwitan.
Semua siswa kelas XII-4 berlari keluar sekolah.
Selang beberapa menit ada tiga laki-laki yang terlebih dahulu sampai, yaitu;Akbar,Putra,dan Mawan.
Dua menit setelahnya Regita memasuki gerbang sekolah—diikuti oleh Salsa, Syafa, dan Camel.
Dengan terengah-engah Regita menghampiri pak Ipay—disusul oleh Salsa, Syafa, dan Camel.
KAMU SEDANG MEMBACA
When Did You Love Me?
Teen FictionI have story in my heart. You and me nothing together. Regita Anesia Gadis cantik bertubuh mungil yang usianya belum genap 18thn itu merasa bahwa dirinya bodoh hanya karna seorang laki-laki yang sempurna menurutnya. Berawal dari ketidaksengajaan...