"Kak!! Charger hp gue lo taro mana?" teriak Raja dari lantai dua.
Mendengar teriakan itu sontak membuat Prilly memutar keduabola matanya jengah. Adik satu-satunya itu selalu mengacaukan hari-harinya. Mulai dari bangun tidur hingga tidur lagi kerja cuma merepotkan orang lain saja.
"Apa sih Ja, masih pagi udah teriak-teriak aja?" sahut bunda yang tiba-tiba sudah ada disamping Prilly
"Kak mana charger hp gue? Lowbatt nih?" tanyanya lagi sembari menuruni anak tangga.
"Mana gue tau. Emang lo naro dimane?" tanya prilly acuh
"Kan semalem lo pinjem prilllllyy" geram Raja disamping prilly yang masih asik menikmati sandwich nya.
Pletakkk!!!
"Aduhhh" rintih Raja kesakitan saat bunda dengan enaknya menjitak kepalanya"Bun kok dijitak sih, kan emang si prilly nih yang salah" protesnya pada sang bunda.
"Emang kakak kamu salah. Tapi kamu lebih salah. Kamu gak sopan manggil kakak kamu dengan sebutan namanya saja. Apalagi dengan nada membentak seperti tadi." bales Bunda
"Gara-gara si prilly nih. Pagi-pagi gue diceramahin bunda" batin Raja
"Bun illy pergi dulu ya" pamit prilly memecahkan konsentrasi bunda yang bentar lagi akan menceramahi adiknya habis-habisan.
"Hati-hati sayang. Kamu dibandung berapa hari?" tanya bunda
"Loh emang kak prilly mau kemana bun?" kini Raja ikut bersuara
"Kakak ada acara sekolah kaya semacem kemah gitu dibandung. Palingan cuma 3 hari. Jadi kakak pulang sekitar sabtu sore deh" jawab illy antusias sedangkan bunda dan raja mengangguk paham.
"Kamu berangkat dianter pak idik kan sayang?" tanya bunda memastikan
"Enggak bun. Illy pergi bareng tya..." belum sempat prilly menyelesaikan kalimatnya tiba-tiba terdengar suara bel rumah.
"Nah itu kayanya tyas deh bun? Aku pamit ya.?" pamit prilly menyalami tangan bundanya
"Dan lo Ja, jagain bunda, charger hp lo ada di meja rias gue." titahnya pada raja.
Prilly melangkah kearah pintu utama. Benar saja dihadapannya sudah ada sahabat yang sudah ia anggap seperti kakak kandung. Persahabatannya dengan tyas sudah berlangsung lama. seingat prilly, persahabatan ini terjadi saat ia masuk SD sebagai murid pindahan. Dan tyas adalah teman sebangkunya dulu, hingga SMA pun tyas masih teman sebangkunya.
"Hai prill? Udah siap" tanya tyas semangat
"Siap dongg"
"Ayo berangkatt" ajaknya merik pergelangan tangan prilly
****
Prilly Pov
Baru aja gue sama tyas memasuki area sekolah ternyata sudah banyak anak-anak laen yang kumpul. Tadi juga gue lihat bis di tempat parkir sana sekitar 6 sampe 7 bis.
Gilaaa benarti banyak banget dong yang ngikut acaranya."Uhh tau gitu mending gak usah ikut" batin gue berteriak
"Prill, knape lu? Diem mulu. Sariawan ye?" tanya angga sikutu kupret
Apa?? Tunggu tunggu! Tadi Angga? Angga wicaksono? Omg kenapa gue gak sadar sih, lagian tyas juga kemana lagi, bisa-bisanya dia ninggalin gue sendiri diparkiran.
"Hehh kenapa lu nanya-nanya. Ganggu mulu kerjaan lo" pekik gue kesal.
"Kenapa sih nasib gue selalu diganggu orang-orang aneh. Dirumah ada si Raja diluar rumah ada si biang kerok ini" gue membantin
"Dihh saipa yang gangguin kamu sih sayang. Akukan cuma nanya" katanya dengan suara sok seksi aslinya gue pengen muntah
"Sayang-sayang badanlo peyang" balas gue dengan nada sedikit kesal
"Badan aku gak peyang ko sayang! Liat nih tangan aku" katanya sembari menggulung lengan bajunya keatas dan memperlihatkan otot-otot tangannya. Gue hanya memutar bola mata malas. Mending gue pergi dari pada ngeladenin tuh orang aneh.
Gue terus berjalan kearah lapangan ternyata disana sudah ramai sekali. Mata gue mencari sosok tyas diantara anak-anak itu. Gak sengaja gue ngelirik kearah toilet dan detik selanjutnya tyas keluar dari sana.
Gue berlari kearah tyas, gue pengen ngerjain dia. Mencoba marah padanya karena udah ninggalin gue sendirian sampe ketemu tuh si biang kerok."Tyasss" pekik gue kencang. Yang membuat si empunya nama menoleh.
"Loh prill" katanya kaget
"Li kenapa ninggalin gue sendirian diparkiran ampe bikin gue naik darah gara-gara ketemu sibiarkerok" kesal gue
"Sorry prill tadi gue bener-bener gak bisa nahan panggilan alam" jawabnya cengengesan. Jika sudah begini aku bisa apa?
****
Gue duduk di bangku ke3 dari belakang. Rupanya bis ini besar juga. Sayangnya gue gak sebangku sama tyas. Tyas duduk sebelah dengan sibiangkerok siapa lagi jika bukan angga
Dan gue duduk sama cewe yang super berisik. Rasanya gendang telinga gue mau pecah dengar suara yang teriak-teriak.
Gue mulai meraih benda pipih dan earphone dalam ransel gue. Gue buka aplikasi musik dan mencoba terlelap dengan earphone yang menyumpal telinga gue. Setidaknya ini lebih baik ketimbang mendengarkan suara cewek ini yang terus mengoceh.----------------------
Bismillah ini cerita aku selanjutnya. Maaf typo bertebaran
KAMU SEDANG MEMBACA
Disudut Kota
Fanfiction"....... Ketukan kayu kering itu berdenting. Tak takut akan sakit yang siap datang. Berjalan kesana kemari Berlari menyusuri hutan berduri. Harap angin bisa menyampaikan hasrat ini. Pengharapan disudut ruang argument, hingga aku tersadar saat jam be...