Lembayung senja menyinari bumi dengan lembut. Burung-burung terbang dengan kawanan mereka diatas langit senja. Membuat fenomena alam yang mampu menyejukkan mata dan telinga.
Surai panjang senada bunga sakura itu melambai tertiup angin sore. Iris emeraldnya teratur bergerak ke kanan dan ke kiri melihat tulisan rentetan kata dari buku tebal yang dipegangnya. Bibir tipisnya mengatup rapat.
Lelah. Ia menutup buku itu setelah habis membaca satu bab pertama, walaupun sebenarnya hanya sebuah pengantar.
"Kemana si Pig itu? Sudah dua hari aku menunggunya disini"
Gumaman kesal terdengar diiringi raut kesal gadis itu. Matanya menatap jelajah ke penjuru taman, namun ia tak menemukan tanda-tanda akan kehadiran sahabat barbienya itu.
Diliriknya jam tangan berwarna merah maroon itu. Baiklah, ia rasa sudah cukup ia menunggu. Lebih baik jika sekarang ia pulang.
Didekapnya buku dengan sampul coklat itu. Setelah menyampirkan tas selempang yang tadi ada dipangkuannya, ia melangkah pergi ke arah halte bus. Menunggu bus dengan arah tujuan yang sama dengannya.
Sialnya, bus itu baru mampir di halte itu 15 menit yang lalu. Dan itu artinya, ia harus menunggu lagi untuk yang kesekian kalinya, selama 45 menit. Sebelum bus dengan arah yang sama akan kembali datang 'menjemputnya'.
Menunggu jemputannya tiba. Ia duduk di bangku halte berwarna biru tua yang tersedia disana. Memasang earphone, ia tenggelam dalam lantunan suara salah seorang penyanyi wanita. Matanya terpejam ikut meresapi setiap lantunan lirik yang dialunkan oleh bibir tipisnya.
Sejenak ia berhenti dari kegiatan menikmati musik favoritnya itu. Merasakan ada seseorang yang berada disebelahnya. Ia hadapkan pandangannya pada lelaki bersurai raven yang kini terlihat sedang berusaha mengatur nafasnya. Mata onyx itu terlihat mengawasi sekelilingnya.
Setelah beberapa saat Sakura melihat laki-laki dengan kaos polo berwarna hitam dan jeans warna senada itu dengan diam, mata mereka beradu dalam satu pandangan.
Keduanya terdiam terhanyut dalam tatapan masing-masing. Tenggelam dalam pesona onyx dan emerald yang memabukkan.
Sang emerald mengalihkan mata, membuat aktivitas mereka terhenti. Onyx mengikuti arah pandangan emeraldnya. Sebuah bus terlihat sedang memuntahkan beberapa penumpangnya. Setelah terasa tak ada lagi yang akan turun. Emerald menaiki bus itu, lalu hilang dari pandangan onyx setelah pintu bus itu menutup dengan otomatis.
Onyx terdiam melihat bus yang semakin terlihat kecil dan menjauh. Meninggalkannya seorang dengan seribu tanya yang kini menggantung dan menunggu jawab dari otak jenius yang biasa dibanggakan keluarganya.
Menyadari sesuatu, ia segera menggelengkan kepalanya perlahan. Senyum kecil terbit dari bibir dengan lebam ungu disudutnya.
Setelah memastikan nafasnya benar-benar teratur, ia berjalan dengan tenang pada arah yang berlawanan dengan bus tadi serta tangan yang dimasukkan pada saku celana jeans-nya.
Hati itu menggumam dengan yakin.
Mata itu...
Kita bertemu lagi.