20. Serangan Keji

2.7K 41 1
                                    

Tiba-tiba terdengar suara bentakan keras dari mulut Tan Ki, dengan jurus Menguak Gunung Meretakkan Tanah, dia menyerang secara gencar ke arah Im Ka Tojin. Serangan ini dilancarkan dengan tenaga sepenuhnya. Sedangkan keadaan Im Ka Tojin sudah kelelahan, dia hanya dapat melawan dengan kekuatan terakhir.

Begitu serangan Tan Ki yang keji ini dilancarkan, kekuatannya dahsyat bukan main. Bagai gelombang ombak yang bergulung-gulung melanda ke depan. Sama sekali tidak dapat dianggap enteng!

Im Ka Tojin menggertakkan giginya erat-erat. Dengan nekat dia melancarkan sebuah pukulan ke depan dan menyambut serangan Tan Ki dengan kekerasan.

Cara keras melawan keras seperti ini sebetulnya merupakan pantangan bagi orang Bulim. Apabila pihak yang satu lebih lemah sedikit saja tenaganya, maka orang itu pasti terluka parah di bawah telapak tangan lawannya.

Tetapi karena pukulan yang dilancarkan Im Ka Tojin dikeluarkan dalam keadaan terpaksa, maka cara keras lawan keras yang berlangsung saat ini, apabila tidak sampai mencabut nyawanya, maka paling tidak dia akan terluka parah. 

Tiba-tiba...

"Tan Siangkong, mohon tunggu dulu!" terdengar teriakan seorang gadis. 

Serangkum tenaga yang kuat menahan datangnya serangan Tan Ki. Perubahan yang mendadak ini, membuat anak muda itu terkejut setengah mati. Cepat-cepat dia menarik kembali serangannya dan mencelat mundur sejauh lima langkah. Meskipun demikian, sepasang pundaknya bergetar karena dorongan tenaga lawan bahkan tubuhnya sempat sempoyongan beberapa saat.

Dia langsung menolehkan kepalanya, entah sejak kapan di samping Cin Ie telah bertambah seorang gadis yang cantik jelita. Dia adalah Cin Ying.

Pada saat ini, kemarahan Tan Ki sedang meluap. Tadinya dia sudah senang berhasil mendesak musuhnya sehingga paling tidak akan terluka parah, tahu-tahu datang Cin Ying yang mengacaukan segalanya. Tentu saja dia jadi melampiaskan kekesalannya pada gadis itu.

Matanya mendelik lebar-lebar.

"Apa sebetulnya maksudmu melakukan hal ini?"

"Entah apa kesalahan kedua orang ini sehingga Siangkong sedemikian gusar?"

Tan Ki menunjuk ke arah Lu Sam Nio dan Im Ka Tojin.

"Tanpa hujan tanpa angin mereka menculik temanku. Sekarang setelah berhasil aku pergoki, apakah aku akan mendiamkannya begitu saja?"

Dengan tenang Cin Ying menoleh kepada Lu Sam Nio dan Im Ka Tojin.

"Benarkah apa yang dikatakannya?"

Setelah mengatur pernafasannya beberapa saat, hawa murni di dalam tubuh Im Ka Tojin mulai, lancar kembali. Dia mengusap keringat yang membasahi keningnya kemudian menjura dalam-dalam kepada Cin Ying.

"Urusan ini sebetulnya hamba hanya mendapat perintah dari Toa Ie, sama sekali bukan niat hati hamba sendiri."

"Oh!" Cin Ying mengibaskan tangannya. "Baiklah, di sini tidak ada urusan kalian lagi, pergilah." katanya kemudian.

Im Ka Tojin tidak segera mengundurkan diri. Tampaknya hatinya masih bimbang. 

Perlahan-lahan dia memberanikan dirinya menyahut, "Hamba menerima surat perintah, kali ini sengaja datang untuk menemui Nona berdua." tampaknya dia sangat takut kepada Cin Ying. Cara bicaranya juga tersendat-sendat.

Cin Ying tertawa dingin.

"Pasti surat yang dikirim lewat merpati pos oleh Toa Ie kalian yang isinya perintah inilah, itulah..." dia berhenti sejenak. "Baiklah, kalian pergi ke kota di depan sana dan tunggu aku di rumah penginapan Lai An."

Dendam Iblis Seribu Wajah - Gu LongTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang