Mendengar sindirannya yang halus, wajah Tan Ki jadi merah padam. Dia tidak ingin menceritakan masalah Mei Ling yang telah salah minum teh beracun, tetapi untuk sesaat dia juga tidak mendapat jawaban yang tepat, oleh karena itu dia hanya tersenyum simpul dan tidak memberikan sahutan.
Kiau Hun memalingkan wajahnya menatap Kim Yu sekilas, kemudian dia menoleh kembali ke arah Tan Ki.
"Apakah kalian baru berkelahi?"
Tan Ki menunjuk ke arah rombongan Kim
"Orang-orang ini menyelinap ke dalam gedung keluarga Liu, gerak-geriknya sungguh mencurigakan."
Kim Yu tersenyum lembut. Dia segera menukas perkataan Tan Ki, "Hente sekalian hanya ingin menumpang minum arak barang beberapa cawan. Karena tidak ingin mengejutkan, maka masuk secara diam-diam. Masa begitu saja salah?"
Tan Ki memperdengarkan suara tertawa yang dingin.
"Sekarang baru mengucapkan kata-kata yang rendah, apakah tidak merasa sudah agak terlambat?"
Kiau Hun maju beberapa langkah, dia menarik tangan Tan Ki dan menasehati dengan suara lembut.
"Sudahlah, biar bagaimana orang toh berniat baik. Tentu tidak boleh menyuruh orang pulang begitu saja. Lagipula malam ini adalah malam pernikahanmu, seharusnya tidak boleh berkelahi dan menimbulkan urusan yang mengalirkan darah atau melukai orang. Hal itu bukan saja dapat merusak suasana yang gembira, malah dapat menimbulkan perasaan tidak enak di hati orang lain..."
"Orang-orang ini merupakan anggota dari Pek Kut Kau dari wilayah barat, biar bagaimana mereka tidak dapat dilepaskan begitu saja!"
Sepasang alis Kiau Hun langsung mengerut-ngerut. Tiba-tiba saja terselip hawa pembunuhan di dalam hatinya.
"Bagaimana kau bisa tahu?" tanyanya curiga.
Tan Ki mengangkat bahunya dengan santai.
"Pokoknya aku tahu, kau tidak perlu menyelidiki dari mana aku mendapatkan informasi ini." sahutnya acuh tak acuh.
Kiau Hun dapat mendengar nada suaranya yang dingin dan kaku. Wajahnya juga menampilkan ketidakperduliannya. Namun dia hanya tersenyum simpul, tampaknya seakan tidak mengambil hati atas sikap Tan Ki. Perlahan-lahan dia membalikkan tubuhnya dan berjalan ke arah kamar tamu yang ada di sebelah timur.
Oey Ku Kiong segera melangkahkan kakinya mengikuti dari belakang. Angin malam bertiup semilir, pakaian Kiau Hun sampai berkibar-kibar dibuatnya. Rambutnya yang panjang beterbangan. Tampak mimik wajahnya sangat aneh, seperti orang yang ingin tertawa tetapi tidak bisa. Kadang-kadang bibirnya tersenyum sendiri.
Padahal saat itu dia merasa darah panas dalam tubuhnya sedang bergejolak, hatinya merasa pedih sekali. Dia juga merasakan penderitaan yang tidak terkirakan. Seakan seluruh manusia di dunia ini berada dalam jarak yang jauh sekali dengan dirinya. Dunia yang luas ini tidak ada seorang pun yang memaklumi isi hatinya. Sedangkan perasaannya demikian hampa dan sunyi.
Dia mempunyai perasaan bahwa seluruh manusia di dunia ini mencampakkannya. Sedangkan perasaan ini semakin berat bagi orang yang merasa pesimis dan rendah diri. Perlu diketahui bahwa watak gadis ini sangat picik, jiwanya sempit. Dia selalu menganggap bahwa semua orang yang mengenalnya selalu menghina riwayat hidupnya.
Tentu saja dirinya tidak dapat dibandingkan dengan Mei Ling yang merupakan putri satu-satunya dari Bu Ti Sin-kiam yang terkenal dan kaya raya. Gadis itu selalu mendapat sambutan yang baik dan dipuja orang di mana-mana. Oleh karena itu, dia rela mengorbankan kecantikan wajahnya dan keindahan tubuhnya untuk merayu Tocu dari Bu Sin To di Lam Hay, sehingga dalam beberapa hari yang singkat, dari seorang budak dia diangkat menjadi selir kesayangan dan bahkan diajarkan berbagai ilmu yang sakti.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dendam Iblis Seribu Wajah - Gu Long
AksiDunia Kangouw yang selama ini tenang dan damai tiba-tiba saja dilanda gelombang badai yang dahsyat. Seorang algojo muncul entah dari mana. Persis seperti malaikat maut yang mencabut nyawa orang-orang yang dipilihnya. Tidak ada seorang pun yang tahu...