36. Elang dan Kakaktua

2.2K 36 1
                                    

Baru saja suaranya berkumandang, tiba-tiba dari gerombolan pohon siong yang paling tinggi terbang keluar seekor burung kecil berwarna hijau. Dia melesat ke atas sejauh sepuluh depaan, kemudian menukik turun ke arah Goan Yu Liong.

Goan Yu Liong mengulurkan tangannya, burung kecil itu langsung hinggap di atas pangkal lengannya. Begitu diperhatikan, wajah Goan Yu Liong langsung berseri-seri.

Senangnya bukan kepalang, hampir saja dia menggerakkan kakinya menari-nari. Rupanya yang memanggil-manggil dari atas pohon dan sekarang hinggap di lengan anak muda itu ladalah seekor burung kakaktua berwarna hi-jau yang sangat cantik. Ukurannya lebih besar sedikit dari burung kakaktua biasanya. Bulunya lebat dan menimbulkan cahaya yang berkilauan.

Goan Yu Liong gembira sekali. Dibuangnya daging bakar yang ada di tangannya dan dipeluknya burung itu di depan dada. Siapa nyana burung itu memberontak dan mendonggakkan kepalanya menatap Goan Yu Liong sejenak. 

Tiba-tiba burung itu berteriak, "Kau bukan nona, Liok Giok tidak suka!"

Mendengar kata-katanya, Goan Yu Liong jadi termangu-mangu. Untuk sesaat dia merasa bingung. Tanpa sadar dia mengulurkan tangannya meraba wajahnya sendiri.

Rupanya pipi anak muda ini memang halus sekali dan putih bersih. Lagipula rambutnya panjang terurai dan belum diikat dengan selendang. Kalau dilihat sepintas memang seperti anak gadis yang cantik. Kali ini Goan Yu Liong jadi tertawa geli sehingga hampir saja air matanya keluar.

"Sayang, aku memang bukan anak perempuan. Tetapi aku juga bisa menyayangimu, bahkan melebihi mereka."

Di tengah pegunungan kesunyian semakin terasa, suara sedikit saja akan berkumandang ke mana-mana, otomatis suara tawanya yang keras tadi mengejutkan rekan-rekannya yang lain. Ban Jin Bu cepat-cepat berlari menghampirinya.

"Adik Liong, hal apa yang membuat kau demikian gembira?"

Mula-mula Goan Yu Liong mengencangkan dekapannya. Dengan demikian burung kakaktua itu tidak dapat sembarangan bergerak. Dia takut kedatangan Ban Jin Bu akan mengejutkannya, karena kalau sudah terbang tentu tidak mudah lagi menangkapnya.

Setelah itu dia mengembangkan senyuman yang lebar.

"Coba kau lihat, aku berhasil menangkap seekor burung kakaktua yang pandai bicara." 

Ban Jin Bu segera memusatkan perhatiannya. Dia melihat sepasang tangan Goan Yu Liong yang halus bagai tangan wanita itu menggenggam seekor burung kakaktua yang bulunya berwarna hijau berkilauan. Tampaknya anak muda itu seperti takut kehilangan burung tersebut sehingga dia memeluknya erat-erat. Ban Jin Bu merasa bahwa burung itu benar-benar menyenangkan. Setelah memperhatikan beberapa saat, tanpa dapat ditahan lagi dia mengulurkan tangannya untuk meraba burung dalam dekapan Goan Yu Liong itu.

Goan Yu Liong cepat-cepat mundur satu langkah, dia menggelengkan kepalanya sambil tersenyum.

"Kau jangan sentuh dia. Aku baru saja berhasil menangkapnya, sekarang ini masih belum jinak."

Ban Jin Bu menatap dengan mata tak berkedip.

"Burung ini benar-benar manis sekali. Sejak kecil sampai sekarang aku baru melihat ada burung secantik ini."

Tiba-tiba tampak si pengemis cilik berjalan menghampiri ke arah mereka. Melihat burung dalam dekapan Goan Yu Liong, dia ikut terpana. Tampangnya seakan bingung.

Setelah lewat sesaat, dia baru menggaruk-garuk kepalanya sambil tertawa lebar.

"Burung ini tidak menunjukkan perasaan terkejut melihat orang asing. Pasti bukan burung liar tetapi peliharaan seseorang..."

Dendam Iblis Seribu Wajah - Gu LongTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang