40. Senyuman yang Manis

2.2K 31 1
                                    

Meskipun kata-kata ini diucapkan dengan wajar dan lembut, namun di dalamnya terkandung keangkuhan yang tidak terkirakan. Tan Ki yang mendengarnya sampai merasa panas. Diam-diam dia berpikir dalam hatinya: 'Meskipun kepandaianmu tinggi sekali, tetapi kau juga tidak seharusnya bersikap begitu sombong. Seakan tidak memandang sebelah mata kepada orang lain sama sekali. Biar aku coba saja. Aku tahu bagaimana kau menghindar dari gabungan ilmu Tian Si Te-sa yang hebat itu!'

Berpikir sampai di sini, kegagahannya timbul seketika. Dia segera mengeluarkan senjatanya yang berbentuk pedang suling.

"Kalau Nona memang demikian mengalah kepadaku, tentu saja aku harus menurut. Harap pusatkan perhatian, aku akan mulai menyerang sekarang."

Lengan kanannya telah mengerahkan tenaga dalam. Tangannya bergerak mengerahkan salah satu jurus Te Sa Jit-sut, yakni Mengibas Pasir di Atas Tanah. Dengan cepat serangannya meluncur ke arah punggung gadis itu. Pada dasarnya ilmu silat Tan Ki sekarang tidak dapat dibandingkan dengan beberapa bulan sebelumnya. Dia sudah mendapat kemajuan berkat bimbingan kedua orangtua yang mengasihinya. Dapat dibayangkan sampai di mana kehebatan serangannya itu.

Namun tampaknya si gadis berpakaian putih itu tidak takut sama sekali. Ternyata dia tidak menolehkan kepalanya sekalipun. Sikapnya seperti orang yang tidak menyadari datangnya serangan. Tetapi ketika pedang suling Tan Ki mulai memainkan jurusnya yang hebat, tubuhnya terlihat bergetar sejenak. Tampaknya ilmu Tan Ki yang tinggi sempat membuatnya terkejut juga. Namun hal ini hanya terjadi dalam sekejap mata saja.

Penampilannya kembali tenang, tetapi meskipun waktu yang sangat singkat, Tan Ki sudah sempat melihat rasa terkejutnya.

Justru di saat itulah, pedang sulingnya tinggal dua tiga senti saja dari punggung gadis berpakaian putih itu. Tiba-tiba setitik ingatan melintas di benaknya, seolah mendadak teringat suatu hal. Akhirnya dia tidak sanggup meneruskan serangannya. Dengan panik dia menghimpun hawa murni dalam tubuhnya dan menekan tenaganya pada telapak tangan sehingga tidak terus meluncur ke depan. Dengan demikian serangannya keburu ditarik kembali.

Untung saja ilmu silat Tan Ki sudah cukup tinggi. Serangannya dapat dilancarkan kemudian ditarik kembali sesuka hati. Tetapi meskipun dia masih sempat menarik kembali serangannya, namun tubuhnya yang menerjang ke depan justru sulit ditahan. Akibatnya dia membentur punggung gadis berpakaian putih itu.

Tiba-tiba, serangkum bau harum menerpa hidung Tan Ki. Dia merasa ada segulung tenaga yang lembut menahan tubuhnya yang sedang meluncur ke depan. Begitu dia memperhatikan, entah sejak kapan gadis berpakaian putih itu sudah menolehkan kepalanya. Punggungnya menghadap jendela dan ternyata dia tetap berdiri tegak di tempatnya semula. Hanya setengah badannya saja yang berputar. Tampak gadis itu tersenyum simpul.

"Mengapa di tengah jalan tiba-tiba-kau mengubah keputusanmu, padahal pedangmu kan sedang menyerang ke arah punggungku?"

Setelah melihat wajah si gadis berpakaian putih, hati Tan Ki langsung bergetar. Tampak bulu matanya lentik dan alisnya tebal. Hidungnya mancung dipadu dengan bibir yang mungil.

Kecantikannya boleh dibilang seimbang dengan Mei Ling atau Lok Ing, tetapi di balik kecantikannya masih terkandung keanggunan yang sulit dijelaskan dengan kata-kata.

Sepasang matanya yang besar bersinar terang serta menyiratkan kewibawaan yang besar. Orang yang melihatnya pasti timbul perasaan hormat. Perempuan yang cantik memang banyak. Tetapi kecantikan yang disertai berbagai macam kesempurnaan seperti yang diuraikan di atas, boleh dibilang dari seribu belum tentu ketemu satu. Tan Ki yang melihatnya sampai termangu-mangu. Akhirnya dia menjadi jengah sendiri dan cepat-cepat menundukkan kepalanya tidak berani melihat lagi.

Melihat Tan Ki tidak menjawab pertanyaannya, sekali lagi gadis berpakaian putih itu tersenyum simpul.

"Mengapa kau tiba-tiba menahan pedangmu dan tidak menyerang terus? Katakanlah! Apakah kau tidak mendengar jelas apa yang kutanyakan tadi?" katanya lembut.

Dendam Iblis Seribu Wajah - Gu LongTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang