Keesokan harinya. Lox pun terbangun dari tidurnya dan mengerang. Dia menyender di ujung kasur lalu menguap serta mengucek matanya. Nyawanya yang belum terkumpul membuat gadis itu terdiam sebentar. Tak lama ia merasakan mual yang secara tiba-tiba menghantamnya.
Menahan mulutnya dengan menggunakan telapak tangan, Lox pun berlari ke arah kamar mandi. Dia pun mendekati Closet duduk lalu memuntahkan seluruh makanan yang kemarin ia makan.
Hoeekk!
Lox muntah untuk kedua kalinya. Gadis itu terus mengeluarkan apa yang mengganjal di perutnya. Sementara Aaron yang sedang memasak di dapur membuat pria tersebut menghampiri Lox yang berada di kamar. Begitu Mr. Redwood tersebut tau bahwa gadisnya sedang berada di kamar mandi membuat dirinya menghampiri Lox.
Di pegangnya rambut kekasihnya agar memudahkan Lox dalam memuntah. Begitu di rasa Lox sudah berhenti, membuat Aaron menatap lesu ke gadisnya. "Feel better?" tanya Aaron membuat Lox menggeleng dengan lesu. "Mau ku antarkan ke Rumah Sakit kembali?"
"No! Aku akan baik-baik saja setelah beberapa menit."
"Kamu yakin?" Lox mengangguk karena tak mau merepotkan Aaron.
"Tadinya hari ini aku ingin mengajakmu jalan-jalan. Namun melihatmu seperti ini kurasa kita bisa melakukannya lain kali."
"No!" sanggahnya lagi karena memprotes apa yang Aaron katakan. "Sudah ku katakan aku akan baik-baik saja. Jadi, aku mau hari ini kita pergi keluar. Demi Tuhan aku bosan sekali di rumah. Lagipula hari ini tidak ada kelas."
Aaron menghembuskan napasnya pasrah. Menurut artikel yang di bacanya -Karena dia ingin menjadi suami yang siap siaga, jadinya pria itu mencari tahu hal apapun perihal kehamilan-, Ibu hamil akan menjadi sangat manja dan terlalu sensitif. Sehingga mau tak mau ia harus menuruti Ratu besar yang berada di hadapannya saat ini.
147
"Baiklah. Tapi kamu harus makan terlebih dahulu."
Lox mengembangkan senyumnya dengan lebar, "Okay Captaint!"
"Kalau begitu ayo ikut aku ke dapur." Bukannya menuruti, Lox malahan menenggelamkan dirinya untuk tidur kembali di atas kasur.
"Aku masih sakit perutnya. Jadi, bisakah kamu membawakan makanan itu ke dalam kamar? Please please please!" rengeknya membuat Aaron mendengus.
"Baiklah. Namun jangan salahkan aku bahwa hari ini acara kita di batalkan," kata Aaron yang dalam hati terkekeh kecil karena berhasil membuat kekasihnya jengkel. Terbukti dari Lox yang sekarang beranjak dari kasurnya. Kemudian perempuan berambut keriting panjang tersebut menghentakkan kakinya dengan sebal dan berjalan menuju dapur.
Aaron sendiri hanya tersenyum dengan manis melihat perilaku kekasihnya itu.
Sesuai dengan janji Aaron. Begitu selesai sarapan mereka berdua pun berencana untuk pergi ke luar. Mengingat banyaknya kesibukan diantara mereka membuat Aaron dan Lox memanfaatkan waktu sebaik mungkin. "Baby apa kau sudah selesai?!" teriak Aaron dari arah ruang tamu.
Lox sendiri yang tinggal memakai bandonya pun selesai sudah. Dia pun menyambar tasnya lalu menghampiri Aaron yang sedang menatapnya tak percaya. "Ada apa?" tanya Lox yang heran mengapa kekasihnya memandangnya seperti itu.
Aaron pun melangkah mendekati gadisnya. Di lihatnya Lox dari atas sampai bawah membuat pria itu mendecak sebal. "Ganti!" titahnya dengan tegas.
Lox yang merasa heran pun bertanya, "Kenapa sih?"
"Lihat baju dan juga higheelsmu. Masa mau pakai itu?"
"Memangnya kenapa? Ada yang salah?" tanya Lox dengan memperhatikan outfit yang ia kenakan. Dan Lox rasa, sepertinya busana yang ia kenakan sangatlah normal mengingat hanya dress selutut tanpa lengan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bad Work Good Love
FanfictionKalian bs follow aku lebih dulu agar bisa membacanya. Rated: (17+) ******* [Fanfict about Magcon] "Anybody can do bad work, but not everybody does good work." -Paul Simo...