I accept people but I don't imitate them
Except for what I agree with, to satisfy myself
I will just be myself, just the way I am, this is me
My conviction suffices, this is my certainty
***
Namanya Moon Chae Won. Usianya sudah menginjak kepala tiga. Pekerjaan sebagai manusia hehe, pekerjaan dia? Bisa dibilang aktris yang hobi melukis. Ya ya, dia adalah seorang aktris.
"Ini pesananmu." dia tersenyum manis sambil menaruh pesananku lalu duduk di depanku.
"Kamu gak malu potong segitu?" tanyaku ragu.
Dia mengernyit, "Malu? Kenapa harus malu?" tanyanya sambil menyesap kopi panasnya.
"Aku liat banyak komentar negatif dari potongan rambutmu, apalagi baju yang kamu pakai kemarin saat press conference mood of the day." jelasku sehati-hati mungkin, takut menyinggungnya.
Dia tertawa kecil, manis sekali.
"I love myself just the way I am."
"Aku tahu kalau aku ini public figure, tetapi mengapa aku harus mengekang bagaimana aku mengeskpresikan diri? Aku suka rambut baruku, aku juga suka menantang diriku sendiri."
Aku melongo mendengar jawabannya yang terdengar sangat santai.
"Masalah pakaian yah, itu kan dari sponsor dan yang memadupadankan adalah stylistku. Menurut dia ini cocok dan pantas ya aku oke saja."
"Kamu tahu kan kalau selebritis juga butuh baju sponsor hehe."
Entah mengapa aku ikut tersenyum melihatnya tertawa karena guyonannya sendiri.
"Tapi banyak yang mencemooh kamu dan memberi nama panggilan jelek untukmu seperti kepala batok, dan sebagainya." senyumanku menghilang.
"Hmm, itu mah terserah orang berkata apa."
"Kalau kita selalu menuruti kemauan manusia, aduh deh hancur dunia kita sendiri."
"Ujung-ujungnya kita bakal depresi. Manusia gak ada yang sempurna dan segala sesuatu akan berbeda di mata setiap manusia. Aku bisa bilang kalau si A cantik tapi kamu bilang si A biasa saja atau si B jauh lebih cantik tapi menurutku si B biasa saja."
Aku mengangguk-angguk menyetujui penjelasan Moon Chae Won.
"Kalo aku pribadi ya aku terima semua omongan orang yang menilaiku. Itu hak mereka sebagai manusia untuk menilai manusia lain, that's so manusiawi. Secara gak sadar kita menilai segala sesuatu loh. Iya kan?"
"Hehe iya."
"Eh ini dimakan cake-nya. Enak loh." Chae Won memotong cake yang kami pesan dan menyodorkannya padaku.
"Kok akhir-akhir ini kamu gak main film atau drama lagi sih? Jadi kan banyak yang bilang kamu aktris gak laku."
Dia tersenyum lagi untuk kali ini penuh makna, "Hm, aku lagi fokus sama Tuhan."
"Hah? Maksudnya?"
"Aku lupa ini filosofis siapa yang bilang tapi ini sangat menancap di hatiku."
"Apa itu?"
"Intinya sih kalau kita mengurus urusan kita dengan Tuhan sebaik-baiknya maka Tuhan akan mengurus kehidupan kita, tanpa kita sadari. Ehm seperti spiritual kita keluar gitu loh."
"Dan kamu percaya?" tanyaku ragu, dia mengangguk pasti.
"Aku sangat percaya. Mengejar dunia itu tidak ada artinya. Kita hanya akan berujung pada kesia-siaan. Saling menjatuhkan, menghalalkan segala cara, mencapai kebahagiaan semu. Setelah mendapatkan itu semua lalu apa yang kita rasakan? Hampa."
"Tapi setelah menyerahkan semuanya pada Tuhan aku merasakan sedikit demi sedikit kebahagiaan yang hakiki."
"Tidak ada yang perlu di cemaskan. Semuanya sudah kuserahkan pada Tuhan. Rezeki ku lancar-lancar saja. Maaf ya bukan pencitraan hehe, sebenarnya banyak tawaran pekerjaan tetapi aku memilih dengan pilihan Tuhan. Toh kalau memang rezekiku maka aku akan main hehe."
"Semenjak dekat dengan Tuhan aku juga bisa menghabiskan waktu dengan orang-orang yang kusayangi. Aku pindah agensi dimana Geun Young berada, kami jadi lebih dekat. Lalu aku juga bisa main dengan Han Hyo Joo. Meskipun semua itu off camera, karena persahabatan kami tidak perlu di umbar-umbar."
"Eyy ini bukan pencitraan loh." dia mengibaskan jemarinya yang lentik untuk menutupi tawa renyahnya.
Aku hanya ikut tertawa dan memahami konsep kehidupannya lalu kami mengobrol lebih jauh. Mengenai art, akting, dan nilai-nilai kehidupan yang lainnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Moon Chae Won || oneshot 🔫
FanfictionMOON CHAE WON // 문채원 || FIKSI || [long-short-ficlet]