Bab 22

3.8K 104 1
                                    

     Di hari berikutnya, Suara cekikikan yang terdengar cukup keras, suara cekikikan itu keluar dari kamar bianca. Bianca yang terlihat asik sedang memainkan hpnya. Tiba-tiba tertawaan el berhenti membaca pesan dari Thimoty.

*LINE*

el : halah gombal.

Thimoty : gimana caranya buat nyenengin cewek yah??

El : liat aja tingkahnya kalo dia seneng pasti dia memberikan tindakan yang positif, klo gk mungkin negatif namanya juga seneng.

Thimoty : itu mah aku juga tau.

El : ya lagian, gua bukan tipe orang yang alay dan lebay dalam menjalankan hubungan.

Thimoty : yakan kita beda, kamukan cuek. Lah aku, aku kan udah punya pacar jadi pasti beda lah.

El : oohh

Thimoty : iyah (hanya diread)

Thimoty : kamu udah makan??

El : menurut lu??

Thimoty : belom kali? emang aku peramal?

El : belom, kenapa??

Thimoty : gk kenapa-kenapa.

El : yaudah.

Thimoty : kamu coba kebalkon kamar kamu mana tau kamu liat sesuatu.

Thimoty : mana tau ada sesuatu yang buat kamu seneng.

*LINE*

     Setelah itu dia langsung melompat dari kasurnya dan berlari membuka pintu balkon dan berdiri disana seseorang sambil mengamati sekeliling lingkungan rumahnya. Diapun dikagetkan oleh seseorang yang memakai jaket jeans dari belakang dan membawa motor sport.

     Setelah melihat dia yang memalingkan badannya dari rumah, el langsung berlari untuk melihat siapa yang datang. El berlari dengan penuh semangat.

"Nyari siapa yah??" Tanya el keorang yang memalingkan badannya.

"Kamu bianca yah." Tanya orang itu.

"Iyah." Jawab el halus.

"Ini aku." Thimoty memalingkan mukanya dan melihat mata bianca. Muka bianca langsung berubah dan langsung tersenyum sumringah.

"Ini elo?!." El langsung berlari membuka pagar dan mengobrol didepan pagar rumahnya.

"Iyah ini aku, emang aku siapa??" Tanya thimoty dan berjalan mendekati el.

"Elu thimoty." Jawab el.

"Oh bener, yaudah aku boleh masuk gk? Masa tamu gk diajak masuk, hehehe.." El,pun mempersilahkan dia masuk dan mengunci kembali pagar rumahnya.

"Ini rumah gua." El membuka pintu runahnya.

"Gk berubah yah." Kata thimoty dengan suara kecil.

"Apa?" Tanya el.

"Nggak ini bagus rumahnya." Jawab thimoty sambil tersenyum.

"Oohh yaudah duduk dulu yah disana gua ambil minum dulu." El meninggalkan thimoty dan berlari kedapur untuk mempersiapkan sesuatu.

     El menngeluarkan jus jeruknya dari kulkas dan menuangkannya sampai hampir penuh ke gelas. Setelah itu dia memasukan kembali ke kulkas dan berjalan menuju ruang keluarga.

     Rasanya seperti kesenangan yang paling baik dalam hidup menurut el, karena hanya seseorang yang bisa mengubah suasana hatinya.

"Elo!!" El berlari dan langsung menaruh minuman itu dan memeluk seseorang yang berdiri disana.

"Lu kapan kesini?" Tanya el dan meneteskan air matanya.

"Dari tadi, kamukan yang bukain pintu tadi." Seseorang ini memeluknya dan menghelus kepalanya.

     Perasaan el saat ini bercampur aduk karena kesenangan, kesedihan, kebingunan, dan rasa ingin tahu yang sangat besar sedang melanda.

     Thimoty yang tiba-tiba berubah menjadi thomas yang otomatis membuat el shock dan pasti bigung. Menurut el ini hanya hayalan, el langsung melepaskan pelukannya perlahan dan mencubit pipinya dan ini terasa nyata.

"Elu kok bisa disini??"

"Elu kok gk kasih tau gua kalo mau kesini!!"

"Maafin gua yah."

"Kenapa elu boongin gua." Satu demi satu pernyataan yang dilontarkan dari mulut bianca hanya dibalas dengan senyuman thomas.

"I miss you." Kali ini bukan el yang memeluk, tetapi thomas yang memeluknya. Tangisan el semakin menjadi-jadi.

"Udah gk usah nangis, seneng atau sedih sih kalo aku dateng." Thomas melepas pelukannya sambil menghapus air matanya dan menyuruh el untuk duduk.

"Pokoknya selama ini yang chat lu itu gua bukan thimoty-thimoty-an. itu palsu dan yang asli itu aku." Jelas thomas.

"Satu lagi." Dia melepas kaca matanya dan menata rambutnya kembali ketampilan awal dia seperti di dp line thimoty dan pertama kali dia liat dipagar rumahnya.

"Ini adalah tampilan aku selama ini. Aku dari dulu memakai tampilan ini, tapi aku berubah hanya untuk beradaptasi untuk berada di lingkungan baruku." Thomas memegang tangannya.

"Jadi elu kenapa bohong?? Kenapa lu gk jujur aja?? Lu kenapa tinggalin gua?? Lu kenapa giniin gua?? Lu jahat." El melepaskan genggamannya.

"Kalau aku jahat aku gk bakal tampilin diri aku, dari saat hilangnya diri aku." Thomas langsung menghelus kepala el.

"Tapi gk kayak gini juga caranya."

"Yang penting aku udah disini, kamu gk usah khawatirin dan memikirkan masa lalu kita."

"Aku selalu ada untuk kamu." Thomas memberikan bahunya supaya el menyender dibahunya.

----------------------------------------------------------------------

Maaf yah kalo idenya pasaran emang lagi kepikiran kayak gini mau gimana yah....

Jangan lupa vote, komen dan follow juga

Berhubung ini wattnya kolaborasi jadi follow juga yah ( Kristina_cahya )

Thanks yah yang udah ikutin...

First KissWhere stories live. Discover now