You belong with me

101 0 0
                                    

Kau pasti akan aku dapatkan. Aku sudah dapat mengetahui itu semenjak pertama kali melihatmu. Walau, kau sempat menjadi milik orang lain, aku tahu engkau akan menjadi milikku kembali. Selamanya.

*****

Aku sedang berjalan gontai di koridor SMA baruku. Bukannya aku malas atau apa, aku hanya bosan karena sampai saat ini belum ada satu pun temanyang aku kenal dan yang bisa aku ajak mengobrol. Padahal, aku merupakan lulusan SMP favorit disini. Seharusnya juga banyak alumni SMP yang sama denganku yang masuk ke SMA ini. Seharusnya ya, seharusnya.

"Lia!" seseorang memangglku. Akhirnya ada yang mengenalku! oh God thanks!, batinku. Aku segera membalikkan badanku dan melihat Natasya, salah satu teman SMP ku sedang berlari ke arahku sembari melambaikan tangannya.

"Wee Nat, apa kabar? Percaya masuk SMA favorit." ujarku seidkit menyindir saat dia telah sampai dihadapanku (?) dengan kondisi penuh keringat dan ngos-ngosan. Setelah nafasnya mulai beraturan, Natasya a.k.a Nanat membalasku.

"Baik Li, and efek liburan kali ya kamu jadi tambah bego sekarang. Kamu juga masuk sini kali, jadi gak usah sok nyindir deh!" jawab Nanat lalu menoyor kepalaku pelan. Aku hanya terkikik pelan.

Tiba-tiba, Nanat menarik atau lebih tepatnya menyeretku entah kemana. ke gudang mungkin, dan lalau aku di kunci lalu setelah 20 tahun aku akan diselamatkan oleh seorang pangeran tampan (?) ah, khayalanku terlalu tinggi. Lebih baik kau langsung bertanya. "Nat, kita kemana?" tanyaku dengan wajah innocent.

"Gak mau lihat kamu masuk kelas mana?" jawab Nanat lalu berhenti menyeretku. Aku berfikir sebentar. Bukannya kalau baru masuk ada MOS dulu?

"Gak MOS dulu?" jawabku. Gotcha! Akhirnya gue keliatan pinter.

"Oiya deng, tapi kan ada gugus gugusnya?" sahit Nanat. Oke, gue gajadi keliatan pinter. Aku hanya nyengir dan balik menyeret Nanat kearah mading yang dipenuhi oleh lautan manusia.

*****

Weyhey! Aku belum mengenalkan diri. Namaku Lia Adoncia Carlotta. You can call me Lia, dan btw kalau kalian mau ngomong namaku aneh it's okay. Udah beribu-ribu orang bilang gitu. Gue gatau orang tua gue dapet ilham dari mana, sehingga punya ide ngasih nama gue kaya gitu.

Aku memiliki mata hazel yang cukup besar, hidung kecil yang diwariskan dari mamaku yang berdarah Indonesia, dan bibir pink yang kecil juga. Rambutku berwarna hitam mengkilap yang aku dapatkan dari mama, dan lurus yang diwariskan papa. Aku memiliki tubuh yang cukup tinggi yaitu 170 cm dengan berat yang ideal. Secara fisik aku cukup cantik.

Fisik udah, sekarang waktunya gue jelasin isi otak gue. Isi otakku cukup banyak, dan aku termasuk pintar dengan IQ 120. Kimia, fisika, dan berbagai mata pelajaran yang membutuhkan logika merupakan kesukaanku. Dan pelajaran yang membutuhkan hafalan, merupakan kelemahanku, kecuali seni musik. 

Entah dari mana bakat seni musik itu aku dapatkan. Yang jelas sejak sekolah dasar hingga kini, hanya akulah satu-satunya di keluargaku yang pandai memainkan alat musik terutama piano. Padahal, adik, kakak, mama, dan papa tidak memiliki bakat seni sama sekali. Tapi, mereka memiliki bakat dokter. Sedangkan aku tak punya. Bisa dibilang aku yang paling aneh.

Pernah sekali adikku, Elvi meminta aku untuk mengajarinya piano. Tapi, baru berlatih setengah jam dia sudah mengantuk. Sungguh payah.

*****

Kembali dengan aku dan Nanat. Kami berdua telah menemukan kelas gugus kami. Dan sialnya, aku dan Nanat tidak satu kelas. Nanat gugus 7 yang ada di kelas G, dan aku gugus 3 yang ada di kelas C. Kini, aku dikelas hanya pelonga-pelongo karena tak kenal dengan semua siswa yang ada dikelas C ini. Dari pada bosan, aku mengambil hp dari tasku, menancapkan headphone ke hp dan teligaku, dan langsung memutar lagu When i was your man karya Bruno Mars.

Saat sedang menghayati lagu yang diputar, sebuah tas tiba-tiba diletakkan tepat disebelah bangku ku. Karena penasaran, aku copot saja headphoneku dan melihat siapa orang yang melakukannya.

Ternyata seorang cowok yang sangat tinggi dan bermata hijau serta berambut keriting yang melakukannya. Sekilas, dia cukup tampan. Tidak, sangat tampan! Dia hanya tersenyum saat melihatku, dan menampakkan kedua lesung pipinya. MAKKKK AKU NGEFLYY!!! batinku. Setelah tersenyum, dia langsung ngacir entah kemana. Oke, gue bakalan ke Nanat sekarang.

Dengan setengah berlari dan dengan perasaaan yang termat sangat senang, aku menuju ke kelas G. Bodoh amat ada orang yang ngelihat gue aneh. Gue lagi happy, dan nggak mau ada seorangpun yang ngerusak kebahagiaan gue.

Sampai di depan kelas Nanat, aku memanggil dia yang tampak serius bermain dengan iPhone miliknya.

"Nanat, sini dong!" kataku sedikit berteriak. Orang-orang disekeliling hanya acuh tak acuh dengan sikapku Dengans egera, Nanat meletakkan iPhone nya kedalam saku seragamnya dan menghampiriku.

"Paan?" tanya Nanat. "Eh, kantin yuk?" sambungnya. Okelah, aku akan menceritakannya saat perjalanan ke kantin.

"Oke." jawabku pendek. Lalu kami berjalan bersama dengan bergandengan tangan erat bagaikan seasang lesbian yang sangat mesra. Hahaha.

"Eh, Nat. Temen sebangku gue cowok yang ganteng abis! Tadi gue disenyumin, dan gue nge fly! Aaaaaa.." cerita gue ke Nanat. Nanat tampak bersemangat saaat aku mengucapkan kata 'cowok ganteng'

"Eh seriusan? Beruntung banget lo! Namanya siapa? Ciri ciri dia gimana?" tanya Nanat bertubi-tubi. Aku segera membayangkan wajahnya saat tersenyum. Manis dan ganteng banget!

"Matanya hijau, mancung, tinggi banget, punya dua lesung pipi dan rambutnya keriting gitu! Ganteng man!" ujarku heboh. Nanat tersenyum dengan tak kalah heboh dariku. Dan perjalanan ke kantin kami habiskan untuk membahas si cowok ganteng itu.

*****

Kami berdua sampai di kantin yang lumayan ramai. Kantin disini cukup luas dan lengkap. Berbagai makanan tersedia disini dan sesuai dengan kantong kami. 

Saat sedang mengamati kantin sekolah ini, ada yang memegang pundakku. Jangan-jangan fansku? atau pebunuh berantai yang ingin membunuhku? Ah imajinasiku mulai ngelantur. Secara otomatis, aku menoleh ke arah orang yang memgang pundakku.

"Hai Li, ingat aku?" kata orang itu. AKu mengamati orang itu Dia seorang gadis yang cantik dengan mata coklat yang dimilikinya. Rambut coklat juga dan sedikit keriting dibagian ujungnya ia kuncir kuda yang menyisahkan beberapa helai rambut yang ada di bagian telinganya. Bibirnya penuh dan ranum, menurutku kepalanya oval dan lehernya jenjang. Tunggu, dia kan..

"Salsa! Salsa kan!" jawabku heboh. Oke, aku memang agak berlebihan. Salsa ini adalah teman sekolah dasarku. Dia bersekolah di SMP yang berbeda dariku, namun masih termasuk sekolah favorit.

Salsa tersenyum mengetahui aku masih mengingatnya. "Yoi, haha! Sama siapa Li?" tanyanya. AKu segera menyeret tangan Nanat untuk berkenalan dengan Salsa.

"Ini Natasya, panggil aja Nanat. Nanat, ini Salsa." sahutku riang Salsa dan Nanat saling berjabat tangan dan melempar sneyum.

"Kamu sendiri sama siapa Sal?" tanyaku balik. 

"Sama pacar." jawabnya mau-malu. Aku ingin tahu siapa orang yang telah merebut hati Salsa itu.

"Kenalin dong, hahaha.." pintaku setengah bercanda. Tapi Salsa mengangguk tanda kalau dia mengiyakan permintaanku. Kami mengikuti Salsa yang berjalan menjauhi kerumunan ke salah satu sudut kantin. Disana ada dua buah meja dengan empat kursi yang salah satunya diduduki oleh seorang cowok berambut pirang dan sedikit hitam dibagian dalam rambutnya. 

"Niall!" panggil Salsa. Dan cowok itu menoleh dan menatap Salsa dengan senyum yang mengembang. Segera saja Salsa duduk di depannya dan mengajakku dan Nanat duduk juga. 

"Niall, ini Lia dan ini Nanat. Lia, Nanat, ini Niall."Salsa memperkenalkan cowok bernama Niall itu paada kami. Sekilas saaat aku melihat wajahnya, Niall memiliki mata biru yang sangat menghipnotis. Tapi, aku lebih suka mata cowok ganteng itu. Haha..

"Niall, Salsa's girlfriend." jawab Niall lalu menjabat tanganku dan Nanat. Setelah itu, ia kembali fokus dengan hot dog yang sejak tadi ada di hadapannya.

yyyyy, ini dari akunku yang lupa password juga .--. yaitu @RealSalsabila_ mau protes, dll koments disini yap!!

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 11, 2014 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

You belong with meTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang