KETIKA HATI TERSELIMUTI KABUT KERINDUAN AKAN PAPA

104 48 41
                                    

Part II

Dibalik rahasia terkisah rahasia pula, ketika aku hendak pulang kerumah Rian, tak sengaja aku melihat wanita yang pernah papa bawah ke rumah ketika papa meminta mama untuk menceraikannya. Anehnya wanita itu mengenakan pakaian suster padahal yang ku tau dia adalah asisten papa di kantor, rasa penasaran kembali menyelimuti sehingga membuat aku menghampiri wanita yang bahkan aku tak tahu namanya itu.

“Sus... eh tante ?” teriakku sambil berlari menghampiri wanita itu.

Ketika melihatku wanita itu mencoba untuk menghindar namun aku berhasil menghalanginya.”Riwa, kamu ngapain di sini ?” tanya wanita itu.

“Tante, papa Riwa mana? kenapa beberapa bulan belakangan ini papa engga pernah hubungi Riwa?”

Hmpt, papamu lagi keluar negeri, soalnya ada urusan kantor!” jawab wanita itu namun dengan intonasi suara yang ragu.
Sebenarnya telah tersirat beribu pertanyaan  mengenai papa namun rasanya tak sopan jika aku mempertanyakan semuanya di tempat itu, jadi kuajak wanita itu kesebuah ruko dekat Rumah Sakit “tante, ada yang Riwa harus bicarakan. Boleh enggak kalau kita bicara diluar saja?”

“Riwa, saya lagi kerja dan saya engga bisa ninggalin pekerjaan saya” tolaknya.

mengapa pertemuan ini hanya mengisahkan rasa penasaran? 16 tahun Riwa hidup bersama papa, dan papa adalah sosok yang melindungi kaum wanita, selagi papa masih sanggup membiayai keluarganya pasti papa engga akan mengizinkan istri apa lagi anaknya untuk bekerja, ada apa dengan semua ini? apa yang sebenarnya terjadi Tuhan?” Tanyaku dalam hati.

“Riwa ?” tegur wanita itu ketika melihatku telah melamun.

Eh... hmp... bagaimana kalau besok?” pintaku kembali.

Namun lagi-lagi wanita itu menambah kebingunganku “Riwa, mama kamu mana?”

“Tante, tolong yah jangan alihkan pembicaraan dan Mama sedang sibuk sekarang”

“Ok. Kalau begitu saya akan hubungi kamu besok” kata wanita itu.

Setelah berbincang sebentar bersama wanita itu, aku lansung pulang menuju rumah Rian untuk istirahat. Namun rasa penasaran yang sudah terlanjur menari-nari dalam benak tak mampu kuhilangkan, tak sabar rasanya untuk mengetahui semua rencana yang telah engkau susun saat itu ya Allah.

****

Sesampainya aku di rumah Rian aku lansung membuka pintu menggunakan kunci yang dipinjamkan mama Rian padaku. Dengan langkah perlahan aku masuk ke dalam rumah, berjalan menuju kamar Rian, namun tanpa sengaja aku melihat pintu kamar kak Rama terbuka karena kamar Rian dan kak Rama berseblahan. Dengan pelan aku mencoba memanggil kak Rama “kak Rama ?, kak ?”. Karena tak ada seorangpun yang merespon panggilanku, jadi aku masuk ke dalam kamar kak Rama namun aku tak melihatnya berada dalam kamar tersebut.

“Kok kak Rama engga ada sih!, ya udah deh, sebaiknya aku segera ke kamar Rian aja.”

Karena rasa lelah yang sedang kupikul saat itu, jadi aku segera keluar dari kamar kak Rama dan menuju kamar Rian untuk beristirahat. Belum satu jam tertidur, aku merasa lapar hingga aku terjaga dari tidur singkatku itu. "Aduuuh, gara-gara seharian jaga Rian aku jadi lupa makan” kataku sambil berjalan menuju dapur. Namun ketika langkah ini telah menghampiri dapur, tiba-tiba terdengar suara aneh yang sempat membuatku ketakutan. Awalnya aku ingin kembali ke kamar Rian tapi aku mencoba memberanikan diri memasuki dapur sambil meraih sebuah sapu yang berada di dekatku.

“Yah ampuuuun, ternyata kak Rama. Riwa kirain siapa yang malam-malam gini ada di dapur” kataku dengan legah setelah kulihat kak Rama yang sedang membuka lemari makanan dan sedang mencari makanan. 

Sepenggal Kisah Riwa di Langit 2016Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang