"Putri, Yang Mulia Ratu ingin menemui anda" ucap salah satu dayang yang sudah memasuki kamarku berkali-kali dan raut wajahnya sangat menunjukkan kekhawatiran yang besar
"a..a.. Persilahkan ibu masuk" ucapku sambil sibuk memilih pakaian, sejujurnya aku bisa menyuruh dayang-dayangku untuk menyiapkan pakaian yang akanku kenakan tapi ini adalah hari yang langka dalam hidupku dan aku harus menyerahkan ini kepada dayang? Tidak mungkin! Baiklah maafkan aku karena sudah menggunakan nada tinggi, tapi kalian tahukan kenapa aku bisa menjadi seperti ini?
"Rion.." ucap ibu saat memasuki kamarku
"ibu.. Aku kebingungan memilih pakaian yang akanku kenakan ibu tolong bantu aku..." ucapku tanpa menoleh pada ibu
"Rion..." panggil ibu lagi, ada apa?
Aku menoleh pada ibu yang sudah ada di sebelahku, kenapa wajah ibuku terlihat sedih?
"ibu.. Ibu kenapa? Apa karena aku menyuruh ibu menunggu tadi?" tanyaku bertubi-tubi, kalian pasti mengerti kenapa aku bertanya seperti itu
Ibu menggeleng pelan sambil mengelus kepalaku
"maaf ibu tidak bisa menepati janji ibu" ucap ibu sedih, janji yang mana?
"yang mana? Aku rasa ibu berjanji dua hal, yang pertama kita akan keluar nanti dan kedua aku akan bersama ZEROUN" saat menyebutkan nama Zeroun aku sangat bersemangat hingga tidak terasa kalau aku sampai berteriak, aku langsung menutup mulutku tapi ibu hanya terkekeh sebentar lalu wajahnya sedih lagi
"kau sangat bersemangat tentang Zeroun? Apa ibu benar?" tanya ibu sambil mengelus kepalaku, aku hanya mengangguk malu
"tidak perlu malu, kau istrinya jadi itu tidak masalah" lanjut ibu, hh.. Ibu membuat aku bertambah malu
"keduanya" jawab ibu parau , maksudnya?
"maksud ibu?" tanyaku tak mengerti
"ibu tak bisa menepati kedua janji ibu.." baiklah aku baru mengerti apa yng ibu katakan, seketika wajahku kehilangan senyum
Aku kecewa, tapi rasa itu tertahan sesuatu
"ke..kenapa?" tanyaku lirih... Dari dalam diriku terasa rasa sakit yang... Entahlah hanya rasanya
"tak ada apa-apa hanya saja kau tidak boleh keluar saat Festival nanti" ucap ibu sambil memasang senyum yang dipaksakan,
"kenapa? Ibu sudah mengetahui kalau aku sangat ingin keluar saat Festival" jawabku parau
"jika tidak dengan Zeroun tak apa, setidaknya aku bisa keluar saat Festival meskipun sendirian" lanjutku
"jika bersama Zeroun tidak boleh, bagaimana mungkin kalau kau sendirian kami membolehkannya?" jawab ibu cepat
"aku sudah terbiasa tanpa Zeroun, ibu.." ucapku lirih akan kenyataan ini, tapi ini adalah kenyataannya untuk apa menyangkal?
"tapi itu didalam istana" sahut ibu sambil menghela nafas
"ibu" panggilku, ibu nenatap mataku
"apa Zeroun yang menolaknya?" tanyaku, aku merasa wajah ibu sedikit terkejut dan ku rasa aku benar
"tak apa kalau ia menolak tapi aku ingin keluar ibu.." lanjutku tanpa menunggu balasan dari ibu
"ibu tau sudah berapa lama aku terkurung di istana? Dan aku hanya bisa keluar ke taman, hanya bisa mengintip dari jendela kamar saat ada perayaan, aku ingin keluar ibu.. Kumohon.." terangku parau hampir menangis
"apa karena aku memang tidak boleh bebas seperti Zeroun" lanjutku tanpa memperdulikan ibu, maaf tapi aku hanya ingin mengeluarkan seluruh isi hatiku yang selalu aku pendam
"saat melihatnya bebas, aku juga ingin.. Ia bisa pergi keluar istana sendirian, aku? Bahkan menyentuh pintu gerbangpun tidak bisa, ibu aku ingin keluar sebentar saja..." kali ini aku menggunakan nada menggebu, entahlah ada itu keluar sendiri
"kalau kau memang mau keluar, keluarlah tapi jangan pernah kembali..." ibu keluar kamarku dengan cepat, bahkan aku belum mencerna kata-katanya dengan baik... Tunggu...
Kalau aku tidak salah, berarti ibu mengusirku?..
Ya Tuhan... Apa salahku? Aku hanya mencurahkan seluruh isi hatiku saja dan ibu mengusirku.. Bagaimana kalau aku keluar tanpa izin? Mereka bisa saja akan marah besar.. Tapi, aku juga sudah diusir? Mau bagaimana lagi?Ibu sudah keluar dari kamarku sedari tadi, dan aku masih bimbang untuk pergi atau menetap menunggu hari-hari di istana
"kalau aku pergi, aku tidak bisa kembali... Ah
.. Mungkin kalau aku keluar sebentar diam-diam, itu tidak ketahuan dan aku akan kembali" gumamku pelan agar tak ada pelayan yang mendengarku, baiklah malam ini aku pergi..
KAMU SEDANG MEMBACA
Curse Symbol
Ficción históricaApa kau sangat membenciku? - Catrion Maaf aku baru sadar kalau aku mencintaimu. -Zeroun Maap kalo absrud, masih pemula *peace* -------- 🚫⚠Karya di part yang sudah terbit tidak akan direvisi, sejelek apapun tulisan, alur, dan lainnya.🚫⚠