V

16.5K 1.5K 93
                                    

Someday I'll lay my love on you.

I pray for this love to be true.

Jaejoong dan Junsu tengah berada di ruangan Yoochun kali ini, Yoochun hanya menahan tawanya melihat apa yang Jaejoong kenakan, ini pasti ulah Junsu, pikirnya.

"Tidak usah kau tahan Chun, tertawa saja, aku sudah kebal mendengar tawa Junsu sedari tadi." Kesal Jaejoong, akhirnya Junsu dan Yoochun pun tertawa puas di atas kekesalan Jaejoong. Jaejoong hanya berdecak dan mengusap perutnya. Jangan sampai anak-anaknya menyebalkan seperti mereka.

"Tapi boleh aku jujur Jae? Kau sangat cantik, ahaha bahkan rambutmu yang sedikit panjang membuat orang menyangka kau itu wanita."

"Kau memuji atau menghinaku? Sudah aku katakan bukan Su, ini bukan ide yang baik." Ujar Jaejoong, Yoochun pun hanya tersenyum.

"Tak apa Jae, sesekali biarlah anak-anakmu dapat bergerak leluasa, jika kau terus mengenakan celana, kasihan juga mereka." Jaejoong pun terdiam, ya mungkin ada benarnya juga, toh sejak ia mengenakan gaun wanita hamil itu, anak-anaknya sedikit lebih sering bergerak.

"Baiklah, berbaringlah kita mulai melihat si kembar." Ujar Yoochun, Jaejoong pun mengangguk riang, begitu pun Junsu, hal yang sangat membahagiakan baginya ketika ia dapat melihat anak-anaknya yang sangat ia nantikan. Inikah kebahagiaan menanti seorang anak? Jaejoong sungguh tak sabar menantinya.

.
.

Di lain tempat, Woobin pun memasuki Rumah Sakit yang Min ah beritahu, ternyata perjalanan cukup melelahkan demi menemui sang gadis.

Woobin segera mengambil ponselnya dan menghubungi Min ah agar ia lekas keluar menemuinya. Tak hentinya Woobin tersenyum.

Jaejoong pun beranjak duduk setelah melakukan pemeriksaan kepada kandungannya. Hasilnya cukup memuaskan dan membuat Jaejoong tersenyum riang.

"Jae, setelah ini kau jangan pulang dulu, mengenai penyakitmu, aku punya rekan kerja di sini tentang penyakit serius sepertimu, aku rasa ia bisa membantumu." Ujar Yoochun. Jaejoong pun tersenyum menghormati kepedulian Yoochun.

"Chun, bukan aku menolak, tetapi kau tahu sendiri bukan, obat-obatan yang ku butuhkan akan membahayakan anak-anakku. Sudah aku katakan, aku tak peduli sakit, asalkan mereka tetap bertahan, mengertilah." Yoochun menghelakan nafasnya.

"Mereka akan baik-baik saja selama kau baik-baik saja Jae, percayalah. Paling tidak kau hanya melakukan konsultasi saja dengannya." Yoochun bahkan Junsu menanti penuh harap jawaban Jaejoong. Jaejoong hanya mampu menatap Yoochun dan Junsu bergantian.

"Hanya konsultasi saja, tak lebih." Ujar Jaejoong, Yoochun pun mengangguk. Ia tersenyum pada akhirnya Jaejoong memikirkan kondisinya.

"Tunggulah, aku akan memastikan ia ada di ruangannya, setelah itu aku akan memanggilmu." Jaejoong pun mengangguk paham. Jujur saja ia tak yakin dengan keputusannya ini. Tetapi, bagaimana pun ia harus menghargai kepedulian Yoochun kepadanya.

Woobin pun tersenyum ketika Min ah sedang menghampirinya, begitu pun sebaliknya.
"Apa kabarmu?" Tanya Woobin.

"Lihatlah, sangat baik bukan?" Kekehnya.

"Kau semakin cantik saja." Rayu Woobin, wajah Min ah merona di buatnya.

"Kau ini bisa saja. Mau menunggu sebentar? Aku ada janji dengan dokter Park mengenai pasiennya." Ujar Min ah.

Please!✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang