7

3.8K 530 33
                                    

//re-updated.

"Mwoya... Dosen Shin benar-benar seperti sedang mengajar anak kecil." untuk keempat kalinya, Soojung berbicara hal yang sama sejak mereka keluar dari dalam kelas bahasa prancis.

Suzy menyeruput green tea yang di pesannya, menatap tanpa fokus pada mulut Soojung yang bergerak aktraktif didepannya.

"Aish, mengapa Dosen Shin seper—"

"Hentikan itu, Jung Soojung." gerutu Suzy. Kedua telinga Suzy sudah cukup menderita karena mendengar Soojung yang mengatakan hal itu berulang seperti kaset rusak begitu.

Soojung berdecak. Mulut gadis itu sampai maju dua senti berbentuk mengkrucut kedepan. Kedua sikunya dia tumpukan diatas meja kantin. "Aish, dimana Minhyuk ku ini... Lama sekali!" kali ini, sebuah gerutuan lain yang dikeluarkan Soojung.

Suzy menghela napas. Tidak berniat meladeni gerutuan Soojung lagi.

Rupanya kantin Universitas cukup ramai siang ini. Terbukti dengan hampir semua barisan kursi panjang berikut dengan meja yang terisi penuh. Biasanya, Suzy maupun Soojung hampir tidak pernah duduk berhimpitan dengan yang tidak keduanya kenal. Tapi hari ini berbeda. Meja dan kursi panjang yang ditempati bukan oleh kedua wanita itu saja, melainkan dengan beberapa mahasiswa dan mahasiswi universitas tersebut juga.

Seseorang yang sedari tadi duduk di depan kedua sahabat itu pergi. Namun, selang beberapa menit bangku itu terisi lagi oleh seseorang yang dikenal keduanya. Setelah menaruh nampan yang berisi minuman jus di atas meja, wanita itu duduk. Mata tajamnya menatap Suzy dan Soojung secara bergantian. Bibir manis wanita itu meninggalkan senyum, namun tidak dengan matanya. Kedua mata itu masih menilik satu wanita yang hampir berhasil dicelakainya pada malam pergantian tahun itu. Menajam. Dengan amarah. Namun ditahannya, dia harus berhasil memainkan peran yang memang sudah sering dilakukannya itu.

"Suzy-ssi, apa tanganmu sudah membaik?" Jiyeon melirik tangan Suzy dengan pandangan prihatin.Perbannya memang sudah tidak ada lagi, namun bekasnya masih cukup jelas terlihat.

Suzy meringis, mengikuti arah pandang wanita didepannya itu selama sedetik, "Sudah tidak sakit lagi. Tinggal menunggu bekas lukanya hilang dan sepertinya membutuhkan waktu yang sedikit lama."

Kening Jiyeon menggerut. "Aku merasa bersalah denganmu, Suzy-ssi."

Suzy tersenyum. "Jangan seperti itu. Aku tidak apa-apa, sunbaenim. Sungguh."

Kemudian mereka bertiga terlibat percakapan dengan jenis percakapan basa-basi. Tentu saja.
Beberapa menit kemudian Jiyeon meninggalkan Suzy dan juga Soojung yang masih setia menunggu kekasih mereka. Tepatnya, Suzy yang menemani Soojung menunggu Kang Minhyuk.

"Aku tidak menyukainya." celetuk Soojung lalu menyeruput lemon tea di gelas keduanya.

Suzy, menatap Soojung dengan pandangan bertanya. "Why?"

"Harus ya memiliki alasan untuk tidak menyukai seseorang seperti Jiyeon?"

Suzy memutar bola matanya. "Aku tidak membencinya."

"Yeah, kau kan tidak pernah membenci siapapun, Suzy-ah." ucap Soojung, "Ah, kecuali Myungsoo sunbae." lanjutnya dengan sedikit terkikik.

"Hm, kurasa begitu." Suzy menyetujui, "Jadi, beri aku alasan mengapa Jung Soojung tidak menyukai Park Jiyeon?"

Soojung menatap Suzy penuh-penuh. "Dengarkan aku baik-baik," mulainya. Kedua tangan Soojung ditautkan di atas meja seolah ini adalah pembicaraan penting. Kemudian kembali meneruskan bicara, "Pertama, Dia itu sok cantik."

"Menurutku dia memang cantik, Soojung-ah." balas Suzy.

Soojung mendengus. "Tidak! Dia jelek. Kedua, Aku merasa dia itu penuh dengan kepalsuan. Kau ingat tadi? Dia tertawa dan tersenyum dengan cara yang aneh dan menyeramkan."

The Phenylethylamine Of LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang