XI. NEXT PLAN

63 12 27
                                    

Suara pintu yang diketuk oleh Takuya membuat obrolan kedua perempuan itu terhenti. Butler-nya Marrietta datang membawa troli berisi teh dan camilan, lalu ia menatanya di atas meja. Setelah tugasnya selesai, pria itu langsung berbicara.

"Your Highness, Seren sudah tiba dan sekarang sedang menunggu di ruang tamu. Sesuai permintaan Anda, saya yang menemuinya dan memberi tahunya soal ramuan skille. Seren menyanggupi dan menanyakan jumlah ramuan yang Anda inginkan."

Ekspresi sedih Marrietta mendadak lenyap, wajahnya kembali ceria seperti sedia kala. "Oh iya, aku lupa memberi tahumu. Tolong bilang padanya aku butuh setidaknya 25 buah. Kalau bisa aku ingin ramuan itu sudah jadi hari ini."

"25 buah? Your Highness, jumlah sebanyak itu tidak bisa jadi dalam waktu singkat," protes Takuya. Elf satu itu lantas memijat keningnya seraya mendengkus. "Pesanan Anda memang selalu aneh-aneh."

"Kuharap Seren punya stok yang sudah jadi," pungkas Marrietta diikuti senyuman riang. "Karena kami harus segera menyusul Luci, mungkin beberapa botol saja tidak apa-apa. Sisanya nanti kau kirimkan pakai burung phoenix."

"Burung phoenix bisa jadi tukang pos?" tanya Anna dengan pelan. Untuk pertama kalinya ia mendengar ada yang menjadikan burung keren di cerita fantasi jadi tukang pos.

"Tentu saja bisa. Apalagi kalau pet contract-mu adalah burung phoenix," jawab Marrietta sambil mengedipkan sebelah mata.

"Your Highness, Anda harus tahu bahwa hanya Anda saja yang sering menjadikan pet contract Anda sebagai tukang pos," celetuk Takuya dengan wajah datarnya. "Saya jadi merasa kasihan pada phoenix Anda."

"Phoenix? Tunggu, pet contract Marrietta itu burung phoenix?" tanya Anna lagi.

Takuya membetulkan kacamatanya, lalu mengangguk mantap. "Dalam sejarah kekaisaran Greina, hanya ada dua Putri Musim Panas yang menjalin kontrak dengan phoenix. Salah satunya adalah Putri Marrietta."

"APA?"

Anna jelas tidak percaya, meskipun sebelumnya ia sudah menduga kalau pet contract Marrietta pastilah bukan burung biasa. Burung phoenix terkenal sebagai burung kuat dan sering jadi item paling langka dalam dunia perfantasian. Bahkan di game yang memakai setting fantasi saja, burung phoenix sulit didapatkan kecuali membayarnya dengan uang sungguhan. Sekarang, seorang perempuan yang menawarkan diri untuk membantu Anna rupanya memiliki pet contract paling langka, dan Anna pikir jika Marrietta adalah tokoh novel, si putri pasti tokoh yang super power.

"Ayolah, pet contract-ku biasa saja, kok," celetuk Marrietta seraya duduk dan mengambil secangkir teh hangat.

Biasa saja matamu! batin Anna sembari tersenyum yang dipaksakan.

Takuya hanya mendengkus, lalu pria Elf itu membungkuk hormat dan pergi meninggalkan ruangan Marrietta. Ia masih punya tugas untuk menyampaikan keinginan majikannya pada Seren. Selepas pintu ruangan tertutup rapat, Marrietta menawarkan Anna teh dan camilan. Perempuan berambut pirang tersebut mengangguk, ia duduk di sofa lain yang berhadapan dengan si putri. Kemudian tangannya bergerak mengambil sepotong kukis kering berwarna cokelat dengan taburan choco chips di atasnya.

"Nah, sekarang sambil menunggu ramuannya, bagaimana kalau kita mempersiapkan apa saja yang kita butuhkan? Aku akan menulis daftarnya dan nanti Takuya yang menyiapkannya," usul Marrietta.

Alih-alih menyebutkan barang kebutuhan, Anna hanya mengangguk sambil menikmati kukis-kukis kering. Mata birunya memperhatikan Marrietta yang sibuk mencari selembar kertas dan pena. Tanpa sadar, perempuan itu sudah menghabiskan setidaknya setengah piring kukis.

A Crown of SeasonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang