Ulang tahun. Hari bersejarah bagi hampir semua orang, terlepas dari bagaimana merayakannya, entah lilin, balon, atau kue. Semua orang pantas berbahagia dihari jadinya. Tidak terlepas kamu.
Selamat yang ku utarakan, tak lebih dari sebuah kertas berukuran A5 yang memuat hand lettering hitam putih sederhana bertuliskan happy birthday dan tentunya namamu. Nyaris tak peduli lagi bagaimana tanggapanmu, kertas itu sampai pada tanggal yang tepat pun sudah lebih dari cukup rasanya. Aku berhasil mengucapkan disaat yang tepat.
Melegakan, saat kutahu kau menyukai kertas putih lusuh itu. Sudah, jangan tambahkan lagi. Namun, entah apa dan siapa yang mengingatkan, atau justru atas dasar keinginanmu sendiri, hari itu terlaksana. Kau resmi menambahkannya.
Dua lembar kertas persegi berukuran kurang dari sepuluh sentimeter mengantarkan aku dan kamu, atau kita, ke dalam ruang segiempat kedap suara dengan sebuah layar besar dibagian depannya, mahakarya setelah layar tancep tercipta.
Haruskah aku mulai menutupi euforia itu? Di kala setusuk sate usus berganti dengan dua buah tiket bioskop, berdua selama lebih dari enam puluh menit, dengan jarak yang dapat diukur dengan jengkal, dan hanya terpisah oleh sebuah lengan kursi.
Dalam menit-menit penuh sukacita itu, tak ku lihat penat diwajahmu yang meski hanya kudapati separuh wajah dan hasil mencolong, semua tumpah ruah dengan tawa canda yang entah mengapa terasa begitu hangat. Dan menghangatkan.
Malam singkat yang terasa begitu panjang pun berakhir, dengan otot muka yang pegal sebab nyaris sepanjang malam tertawa lepas, berdua. Dengan segenap energi yang masih ku miliki, aku bersyukur akan terjadinya hari ini, meski esok atau lusa bahagia ini akan terkikis hingga habis, setidaknya, aku pernah merasakan beberapa jam bersukacita, bersamamu, hanya bersamamu. Tak terbendung betapa bahagianya melakukan suatu hal, tanpa diprediksi, tanpa intuisi, dan hal itu yang takkan membuatmu lupa, entah sampai kapan. Semoga kau tertidur pulas dalam tidurmu. Janjimu terlampau jauh, jauh dari sekedar hanya untuk ditepati.
Terima kasih sudah menepati janjimu.
dan membuatku bahagia, secara sekaligus.
KAMU SEDANG MEMBACA
Biru
RomansaBaik tawa atau haru, suka atau sedih, hingga harap dan ragu. Semuanya, berjalan dengan sendirinya. Aku bahagia, terimakasih. Tanpa ada intuisi berlebih, kau datang dengan begitu adanya. Tak lagi menawar, melainkan membawakan, segalanya. Bicara per...