" Ketika kamu bohong, orang tak akan percaya. Ketika kamu berkata sebenarnya, orang akan berkata bahwa kamu lebih dari sekedar pendusta. Maka berkatalah apa adanya tanpa menambah kata."
______________________________________
Di rumah Ticha.
"Assalamualaikum! Atha! Atha!"
teriak Ticha memanggil adiknya di ruang tengah itu menggema."Apaan sih kak? Teriak-teriak mulu!" gerutu Agatha, yang muncul dari dapur.
'Mungkin habis makan siang kali itu bocah' pikir Ticha.
Kemudian, Agatha duduk di sofa ruang tengah disusul Ticha.
"Tha, ayo keluar dong! Kemana gitu. Sumpek kalo dirumah terus. Hati juga ikut-ikutan sumpek," curhat Ticha panjang lebar.
"Sumpek di rumah. Gerah body. Mantan udah move on. Gerah hati. Ringanin aja minum ichi ocha. Hahaha...!" sambung Agatha ala iklan di tv-tv.
"Ih! Gue serius. Lo mau apa enggak?" Ticha bertanya lagi.
"Mau kemana?" tanya Agatha yang ternyata belum begitu connect.
"Ih. Jalan! keluar! Ya?" pinta Ticha.
"Ehm... Kemana ya enaknya? Terserah lo aja deh!" tambah Ticha sambil berjalan menuju kamarnya yang terletak di lantai dua.
"Kalo gitu ke Hit'z cafe aja ya Kak!Katanya disana suasananya adem. Jadi kalo kakak gerah hati nggak sampek bunuh diri! Hahaha...!" ledekan kemenangan Agatha hanya bisa membuat Ticha menatapnya tajam.
Ticha mencoba melangkahkan kakinya sedikit cepat ke arah kamarnya. Begitu ia masuk ke dalam kamarnya, ia menatap semuanya dengan pandangan tak percaya. Tak percaya dengan kenyataan yang harus dihadapinya kali ini.
Ia harus mengokohkan pendiriannya. Dalam sehari saja ia lelah untuk bertemu dengan orang selama dua tahun belakangan ini telah meninggalkannya.
Ia segera merefresh pikirannya kembali. Menyadarkannya pada apa yang terjadi.
Ticha segera mandi dan ganti baju untuk keluar dengan Agatha nanti. Sedangkan, Agatha dikamarnya masih sibuk memilih baju yang akan dikenakannya. Ia tinggal memilih baju, karena sehabis dari sekolah tadi, Agatha langsung mandi.
Keduanya keluar dari kamarnya masing-masing secara bersamaan. Tak disangka, baju mereka mirip. Ralat. S-a-m-a. Karena, dulu Ticha dan Agatha pernah membeli baju couple. Bedanya hanya pada lengan dan tulisan di baju. Lengan baju Agatha pendek dan bertuliskan cogan, sedangkan lengan baju Ticha panjang dan bertuliskan cecan.
"Eh, kenapa lo pake baju itu. Kan sama nanti kaya gue! Dikiranya orang-orang nanti, kita pacaran lagi. Nanti, kalo ada cewek yang mau spix gue kan nggak jadi. Itu kan ngerusak pasaran gue dong! ganti sana!" celoteh Agatha.Bukan menuruti. Ticha membantah.
"Enak aja! Lo aja yang ganti. Dari tadi gue udah cantik-cantik gini!"
"Emang lo cantik?" ejek Agatha yang membuat Ticha menghempaskan tubuhnya ke sofa.
"Gue juga nggak mau lah! Gue udah ganteng-ganteng gini!" protes Agatha.
"Emang lo ganteng?" jawab Ticha menirukan gaya Agatha tadi ketika mengejeknya.
Setelah berdebat panjang, akhirnya keduanya harus tetap memakai baju yang sama. Agatha langsung memakai jaket hitamnya. Sedangkan Ticha menunggu Agatha di luar pagar, karena Agatha masih mengambil motor ninjanya.
"Ayo naik!" perintah Agatha.
"Nih helm nya," sambung Agatha sambil memberikan helm kearah kakaknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
360 Derajat [Completed] ✔️
Teen Fiction"Percayalah, berhentinya putaran itu karena elo." Kata orang, cinta itu seperti matahari. Tenggelam di satu tempat, terbit ditempat yang lain. Tapi bagi Rivan Aditya Putra, kalimat itu sama sekali tidak berlaku buat mantan satu-satunya yang bernama...