Di tahun 2013, terdapat seorang gadis dan dua sahabatnya yang masih bersekolah di Sekolah Menengah Pertama (SMP). Gadis itu bernama Cici, dan dua sahabatnya bernama Lula dan Nuri. Mereka kenal saat pertama masuk sekolah di SMP. Seiring bergulirnya waktu, mereka pun menjadi sahabat. Kemana-mana mereka selalu bersama. Mereka menceritakan kehidupannya masing-masing untuk saling mengenal satu sama lain.
Cici adalah seorang gadis yang belum mengenal jauh tentang cinta. Bahkan, dia belum pernah mengalaminya. Cici termasuk anak yang cerdas di sekolahnya. Ia juga termasuk anak yang lugu dan polos. Dibalik keluguan dan kepolosannya itu, Cici memiliki sifat yang baik hati dan ramah terhadap orang lain, sampai-sampai banyak orang yang iri padanya karena keramahannya menarik banyak perhatian orang lain.
Suatu ketika, Lula melihat seorang laki-laki yang selalu tersenyum bila bertemu Cici. Tak sekali dua kali Lula melihat laki-laki itu. Sering kali, ketika Lula, Cici, dan Nuri sedang berjalan dan mengobrol, laki-laki itu melihat ke arah mereka sambil tersenyum kepada Cici. Lula tidak menceritakan hal ini kepada Cici dan Nuri, dia masih merahasiakannya karena dia belum tahu alasan laki-laki itu dibalik senyum dan tatapannya kepada Cici. Cici pun tak menyadarinya kalau selama ini ada yang selalu memperhatikannya secara diam-diam.
Pada bulan April 2014 mereka ada acara sekolah yaitu study tour ke Bogor. Lula, Cici, dan Nuri selalu bersama dari awal perjalanan hingga akhir perjalanan. Di sana mereka berkeliling di tempat tersebut dan mereka tidak ingin melewatkan momen seperti itu, lalu mereka menyimpan momen tersebut melalui foto bersama. Mereka terlihat sangat bahagia.
Keesokan harinya, Nuri mengunggah foto bersama Cici di salah satu sosmednya. Tetangga Nuri ada yang melihat foto tersebut, lalu ia bertanya kepada Nuri melalui sosmed tersebut.
"Itu siapa yang foto bersamamu?", tanya tetangganya yang satu sekolah dengan Nuri namun mereka beda angkatan."Oh itu Cici kak, sahabatku.", jawab Nuri.
Tetangganya itu tidak membalas jawaban dari Nuri, ia hanya melihatnya saja.Saat masuk sekolah, Nuri bercerita kepada Lula dan Cici tentang tetangganya yang menanyakan Cici semalam. Lula dan Cici pun jadi penasaran dengan orang yang Nuri ceritakan. Lalu, Nuri memperlihatkan foto tetangganya itu kepada Lula dan Cici. Ketika melihat foto tersebut, Lula merasa sering melihat orang itu dan ternyata tetangganya Nuri itu adalah laki-laki yang selama ini selalu memperhatikan Cici. Akhirnya Lula menceritakan kepada Nuri dan Cici bahwa selama ini laki-laki itu selalu memperhatikan Cici secara diam-diam. Cici hanya menjawab dengan senyuman atas cerita yang diceritakan oleh Nuri dan Lula. Laki-laki itu bernama Mafis.
Saat malam tiba, Nuri mendapat pesan dari Mafis.
"Haii.. Boleh aku minta kontak sahabatmu, Cici?", tanya Mafis."Boleh, ini kak (kontak Cici).", jawab Nuri.
"Terimakasih ya.", balas Mafis.
"Sama-sama kak.", jawab Nuri.
Tidak lama kemudian Cici menerima pesan dari Mafis, namun Cici belum tahu kalau pesan itu dari Mafis.
Mereka berkenalan.
"Hai Cici.", salam pesan dari Mafis."Hai juga, maaf ini siapa ya?", jawab Cici.
"Aku Mafis. Aku satu sekolah denganmu namun kita beda angkatan. Aku kelas 9. Kamu kelas 7 kan?", balas Mafis.
"Iya kak.", jawab singkat Cici.
Keesokannya di sekolah, Cici menceritakan pesan dari Mafis kepada Nuri dan Lula. Cici jadi semakin penasaran dan ingin bertemu langsung dengan Mafis. Ketika melihat Mafis, Lula dan Nuri memberi tahu Cici bahwa itu yang bernama Mafis. Cici memanggilnya kak Mafis. Rasa penasaran Cici pun terobati.
Ketika malam tiba, Mafis mengirim pesan kepada Cici. Mafis ingin mengenal lebih dekat dengan Cici. Cici pun senang menerimanya. Hingga tiap malam mereka mengobrol lewat pesan. Di setiap pesannya, Mafis selalu menunjukkan perhatiannya kepada Cici. Karena sebenarnya Mafis memiliki perasaan yang lebih terhadap Cici. Namun, Cici belum mengerti dibalik perhatian yang diberikan oleh Mafis kepadanya karena Cici orang yang lugu dan polos, ia belum mengenal jauh tentang cinta dan itulah alasan Cici tidak mengerti atas setiap perhatian yang Mafis berikan kepadanya.