"(y/n)!"
Aku berbalik badan dan menemukan temanku, MinJae, sedang berjalan ke arahku. Tak lama, dia sudah berdiri di hadapanku, "Ada apa, Jae-ya?"
"Ini," dia memberikan selembar kertas yang terlipat menjadi dua kepadaku.
Aku menerimanya, "Apa ini?" aku melihat setiap sisi kertas itu.
"Jisoo menitipkan itu kepadaku." dia seperti teringat sesuatu, "Ah, aku ada kelas lima menit lagi. Aku pergi dulu ya, (y/n)." dia segera pergi meninggalkanku.
"Apa ini?" aku mulai membuka lipatan kertas itu.
·-·-·-·-·-·-·-·-·-·
Please, come to Highlight Cafe, tonight!
- Joshua·-·-·-·-·-·-·-·-·-·
Aku mengerutkan dahiku lalu menggedikan bahu. Menjalin hubungan baik dengan masa lalu, tak salah kan?
Aku melipat lagi kertas itu, menyimpannya di saku hoodieku, lalu segera menuju kelas.
· SVT ·
Hah, lelah sekali.
Aku memasukan kedua tanganku ke saku hoodieku. Tangan kananku memegang sesuatu. Aku mengeluarkannya lalu melihatnya.
Astaga, aku ada janji dengan-nya.
Aku memasukkan lagi kertas itu ke saku hoodieku lalu melihat jam tangan analog yang ku pakai. Jarum pendeknya menunjuk angka 6, sedangkan jarum panjangnya menunjuk angka 8. Aku segera berlari ke halte bus dekat kampus ini lalu menunggu bus yang bisa mengantarkanku ke Cafe Highlight.
Beberapa menit kemudian, bus yang ku tunggu tiba. Aku langsung menaikinya, mencari tempat duduk kosong, tapi tak ada. Aku memutuskan untuk berdiri di dekat seorang nenek tua.
"Nak,"
Aku menunduk untuk melihat nenek yang memanggilku, "Kenapa, Nek?"
"Kau mirip sekali dengan cucuku." ujar nenek itu diiringi dengan kekehan.
Aku ikut terkekeh, "Memang cucu nenek ke mana?"
"Dia sedang melanjutkan pendidikannya di luar negeri."
Aku menganggukkan kepalaku, "Nenek turun di mana?"
"Sekitar dua halte lagi. Kamu turun di mana?"
"Wah, saya juga turun di sana."
"Nanti kita turun bersama, ya?"
"Arraseo," aku tersenyum ke nenek itu.
Sekitar lima belas menit kemudian, bus ini berhenti di halte yang ku tuju. Aku membantu nenek itu berdiri lalu berjalan ke luar dari bus ini.
Kami sudah berdiri di halte, Cafe Highlight terlihat di seberang sana.
"Kau mau ke mana, Nak?"
Aku menoleh ke nenek yang berdiri di sampingku, "Aku ada janji di cafe itu." aku menunjuk Cafe Highlight.
"Pasti janji dengan kekasihmu kan? Aku doakan agar kalian langgeng, ya. Aku pergi dulu." dia pergi memasuki gang kecil di dekat sini.
KAMU SEDANG MEMBACA
✅ | Imagine With SEVENTEEN
FanfictionLet's imagine w/ SEVENTEEN! ·-·-·-·-·-·-·-·-·-· SEVENTEEN imagine by pplvphile