12; believe.

2.2K 421 45
                                    

Renjun: yeri

Yeri: napa

Renjun: ngetest aja

Yeri: apaan sih

Renjun: hehehe

Renjun: mau tau rahasia gak

Yeri: apaan

Renjun: hush

Renjun: galak

Renjun: biarin aja ya kamu penasaran

Yeri: ih apaan sih renjuuuuuun

Renjun: ini dari awal kita chattan kamu balesnya nggak jauh dari napa atau apa ya

Renjun: coba yang lain

Yeri: iya renjun

Renjun: besok aja deh

Renjun: besok aku jemput

Renjun: tidur sana

Renjun: aku tidur dulu ya

Renjun: goodnight!

Yeri: ish php

Yeri: yaudah

+++

Yeri yang awalnya mengira bahwa kata-kata Renjun semalam yang bilang bahwa dia akan menjemputnya besok, terlonjak kaget ketika melihat Renjun sudah duduk disofa ruang tamunya, dengan seragam sekolah.

Apalagi dengan entengnya dia bicara dengan Papa Yeri.

Dan hal yang membuat Yeri kesal, Renjun menjemputnya jam 6 lewat 15 menit. Dimana dia baru bangun dari tidurnya dan bersiap untuk mandi, padahal jam masuk sekolah itu jam 7 lewat 30 menit.

Dan disini lah mereka berdua sekarang. Di kedai bubur yang ada didekat perumahan Yeri.


"Yer," panggil Renjun membuat Yeri yang sedang sibuk menantap buburnya menoleh.

"Itu yang tadi malem, aku bilang mau kasih tau kamu sesuatu kan?"

Yeri mengernyit, lalu akhirnya menangguk, meningatnya.

"Apa tuh?"

"Tergantung,"

Yeri menaikkan sebelah alisnya, "Tergantung apa?"

"Tergantung kamu percaya apa engga,"

"Emang apaan?"

Renjun menyendokkan sesendok bubur ke mulutnya, mengunyahnya lalu menelannya sebelum berbicara.















"Aku yang ngebayar uang kas kamu,"

Pernyataan Renjun membuat Yeri berhenti menyendokkan buburnya seketika.

"Hah?"

Renjun menangguk sambil tersenyum, "Itu aku,"

Yeri menatap Renjun dengan sedikit ternganga. Selama ini, dia nggak mikir bisa Renjun yang bayar karena dia nggak dekat-dekat amat sama Renjun.

"Gak percaya, kan?" Renjun tertawa, lalu meminum lemon teanya. "Aku kasihan aja liat kamu tunda mulu,"

Yeri menatap Renjun lama banget, sampai akhirnya Ia berkata, "Gue bakal ganti," lalu melanjutkan menyendokkan bubur ke mulutnya.

"Gak usah," tolak Renjun.

"Gak, pokoknya gue harus ganti! Uang kas gue itu banyak tau, mungkin udah bisa beli nasi padang 5 bungkus,"

"Gak—"

"Pokoknya gue ganti,"

"Nggak begini cara gantinya."

"Ada cara lain emang?" tanya Yeri menatap Renjun dengan tanda tanya.

Seketika Renjun langsung tersenyum penuh arti.

+++

Yeri berlari tergopoh-gopoh menuju kelasnya. Ia celingak-celinguk mencari seseorang ketika sampai dikelasnya.

Ketika Ia menemukan orang yang Ia cari, Yeri langsung dengan cepat berlari kecil kearah bangku orang itu, lalu menggebrak meja orang itu, membuat orang itu terlonjak kaget.

"Napa, Yer?" Orang itu berkedip-kedip beberapa kali, menatap Yeri kaget.

"Napa Yer datang-datang kusut bener?" tanya salah satu temannya, Sanha.

"Herin?! Napa lo nggak kasih tau kalau Renjun yang bayar uang kas gue?!?!" pekik Yeri histeris sambil mengguncang-guncang bahu Herin, membuat Herin menatapnya dengan mata membulat.

Herin melepas tangan Yeri yang tadi memegang bahunya, "Santai dulu," Herin menatap Yeri yang sedang menatapnya tidak sabar, "Tau dari mana lo?"

"Dia yang kasih tau,"

"Ya gue—"

"Seenggaknya lo mesti kasih tau gue biar gue nggak terlibat sama permintaan konyol dia, edan!"

Saeron yang duduk disamping Herin mengerjap-ngerjap matanya kaget, "Permintaan apa Yer?" tanya Saeron seolah-olah mewakilkan Herin yang sudah mikir keras.


































"Dia minta gue jadi pacar pura-puranya karena mantannya mau pindah sini!!!!!"


—————

Dor, mantan Renjun siapa tuh? Hehehehe. Sorry lama update, ya. Baru-baru ini disekolah aku sering disuruh ini itu, jadi aku lumayan nggak sempat update mágoa dan relationsucks. :(

Relationsucks aku janji bakal update besok sore!

Mágoa [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang